17. Semoga Bukan Pelukis yang Sama

71 11 2
                                    

Pulang dari kuliah, Orion membuka pintu apartemennya. Kyra sedang duduk di sofa dengan santai sembari menonton televisi. Ternyata perempuan itu benar-benar tidak mau kembali ke apartemen miliknya sendiri sebelum Orion memastikan ada apa dengan apartemennya. Lelaki itu lantas melangkah mendekat dan melempar tasnya di sofa hingga membuat perempuan itu terkejut dan melotot padanya.

"Kenapa tidak kembali ke apartemenmu sendiri? Apakah kau betah tinggal di sini?" Orion tersenyum jahil seraya menduduki sofa.

"Bocah sinting."

"Jadi memeriksa apartemenmu tidak?" tawar lelaki itu akhirnya.

Perempuan itu mengangguk mengiyakan tawaran tersebut. Lantas mereka keluar dari apartemen tersebut dan menuju unit 63 milik gadis itu. Kyra membukanya dengan tangan gemetar sementara Orion tersenyum geli melihat tangan gemetaran hanya karena membuka pintu itu.

"Kau masuk duluan ya," ujar Kyra setelah pintu itu terbuka. Dia langsung berpindah tempat di belakang punggung Orion.

Lelaki itu memasuki apartemen tersebut, masih sama. Aroma strawberry begitu nyaman dan tidak ada apa-apa di sana. Hanya ada beberapa hantu yang tinggal. Tapi mana mungkin hantu-hantu ini mengganggu. Orion tahu persis hantu seperti mereka tidak suka berurusan dengan manusia. Saat dia masuk ke sini dulu dia juga tidak mencium aroma seperti yang diberitahukan oleh perempuan itu.

"Apakah ada sesuatu?" tanya perempuan itu akhirnya setelah mereka memutari apartemen tersebut. Dia masih memegangi kaos belakang lelaki itu.

"Hanya ada beberapa hantu. Kau mau aku mengusir mereka?" Ruya menatap beberapa hantu yang ada di sana, cukup mudah baginya untuk mengusir hantu.

Kyra mengangguk dengan cepat. Dia sekarang mengikuti arah pandang Orion ke kamarnya. "Kau duduk di sofa saja, aku akan mengusir hantu di kamarmu terlebih dahulu."

Sebenarnya Kyra masih takut namun perempuan itu menurut setelah diancam Orion. Orion bercakap dengan hantu di kamar itu dengan akrab dan menyampaikan maksudnya. Dia mengusir dengan halus sehingga hantu itu tidak keberatan pergi dari sana setelah Orion menyebutkan alasan-alasan yang dia miliki. Selanjutnya ia mengusir hantu mesum di toilet, astaga dia baru tahu ada hantu mesum di toilet Kyra.

"Bisakah kau tidak di sini? Pergi." Kali ini lelaki itu tidak dengan tutur kata halus karena oh ayolah siapa yang tidak emosi dengan hantu mesum?

Hantu berwujud lelaki dengan mata besar itu menggeleng dan tertawa meremehkan. "Tidak mau. Aku suka melihat perempuan itu mandi."

Rahang Orion mengeras, sorot mata lelaki itu menajam. "Pergi atau aku akan memusnahkan dirimu sekarang juga?"

"Tidak mau."

Orion memicingkan matanya, lelaki itu tidak main-main dengan perkataannya barusan. Dia mengenakan gelang yang tadi dia letakkan di saku kemudian menonjok hantu itu tepat di wajah. Ya, gelang itu membuatnya dapat menyentuh hantu jika ingin memukul mereka. Lelaki itu dengan brutal memukul perut hantu itu. Ini titik kelemahan dari hantu cabul itu karena dari tadi memancarkan sinar merah keunguan.

Hantu itu menjerit dan menghilang dari sana. Orion tersenyum lantas berjalan menuju ruang tamu untuk mengusir hantu di sana.

"Sudah selesai?" tanya Kyra dengan gelisah dan penasaran.

Lelaki itu menggeleng dan berjalan melewati Kyra dengan diam. Dia memerintahkan hantu yang ada di sana untuk pergi seraya menunjukkan gelang miliknya. Hantu itu ketakutan dan mereka kabur dari apartemen itu tanpa Orion susah-susah mengumpulkan tenaga.

"Sudah. Kau tidak perlu cemas." Orion duduk di sofa yang ada di sana. "Bolehkah aku minta minum?"

Tanpa menjawab, Kyra langsung berjalan ke dapur dan kembali dengan membawa es teh dua gelas. Ia memberikan kedua gelas itu pada Orion dan membuat lelaki itu heran.

"Kenapa dua gelas?"

"Kau terlihat sangat kehausan jadi aku membuatkan dua sekalian. Ngomong-ngomong terima kasih sudah mengusir hantunya." Perempuan itu tersenyum senang, akhirnya tidak ada lagi yang membuatnya cemas.

Lelaki itu meminum teh yang diberikan Kyra itu. Sungguh segar, rasanya dia muak sekali melihat hantu setiap hari. Ia meminum satu gelas hingga habis kemudian meminum satu gelas lainnya.

"Kau sangat menyukai lukisan itu ya?" tanya Orion seraya menatap lukisan yang kemarin dia lihat juga.

Perempuan itu mengangguk antusias. "Tentu saja, dia sangat indah. Aku menyukainya."

"Aku hanya merasa lukisan itu tidak cocok berada di sini."

"Tentu saja cocok. Lihatlah bagus kok!" Kyra tidak mau kalah menunjuk-nunjuk lukisan dengan tembok yang memang terlihat aesthetic.

"Siapa pelukisnya kalau boleh tau?" Entahlah lelaki itu merasa tertarik dengan lukisan misterius itu. Sama ketika dia merasa penasaran terhadap gadis yang duduk di sampingnya ini.

"Rajendra. Aku baru tahu nama pelukis ini." Dia bergumam seraya mengingat ingat apakah pernah melihat karya lain dari si Rajendra ini.

"Lukisannya menarik. Aku penasaran dengan orangnya," gumam Orion yang masih bisa didengar oleh orang yang duduk di sebelahnya.

"Iya memang menarik. Kalau bertemu aku akan mengajaknya membuat video bareng. Nanti kontenku akan bertambah yaitu melukis." Kyra membayangkan betapa asyiknya jika dia bertemu pelukis itu. Dia akan menanyai berbagai hal atau mungkin melukis bersama.

"Dasar. Kau Sabtu ini luang tidak?"

Perempuan itu menatap tanggalan yang dia letakkan di samping televisi. "Siangnya luang. Paginya aku akan membuat video make up challenge."

"Baiklah. Temani aku ya ke acara pernikahan temanku. Aku tidak ingin terlihat sendirian." Lelaki itu menatap Kyra dengan wajah memelas. Ayolah, dia tidak ingin diledek teman-temannya.

"Iya." Dia masih fokus menatap lukisan itu tanpa menoleh ke Orion.

"Apakah lukisan itu lebih menarik daripada wajahku yang tampan ini?" tanyanya yang membuat Kyra menoleh dan memasang wajah kesal.

"Tentu saja! Mohon ya agar tidak terlalu percaya diri dan narsis," cibir perempuan itu.

Orion tersenyum jahil namun wajahnya berubah menjadi datar ketika dia mengingat sesuatu. "Semoga lukisan itu bukan dari pelukis yang sama."

"Apa maksudmu?" Kyra mengerjapkan mantannya tak paham.

Orion hanya berdiri dan pergi dari sana. Bersama kenangan buruk yang hinggap lagi di kepalanya.

•••

Pada penasaran gak nih ada apa sebenernya wkwkwk. Yaampun demen banget diriku nulis cerita yang ada misterinya hehee.

Rekor njir aku update teratur😭

Penghuni Unit 63Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang