10. Lantai 23

85 11 3
                                    

"Jadi aku ingin mengenalkan temanku yang selama ini sering aku sebut di video-videoku. Narendra sini!" Kyra tersenyum ke arah kamera kemudian menoleh ke sebelah kiri dan melambaikan tangan layaknya sedang mengajak seseorang untuk mendekat.

Perempuan itu lantas berujar kembali, "Kau tampak kucel sekali Ren."

Dia pun berbicara dengan lancar di depan kamera bersama sosok yang dia sebut Narendra itu. Setelah selesai membuat video tersebut dia langsung mengedit kemudian meng-upload di Channel YouTube miliknya.

Perempuan berkuncir kuda itu lantas berjalan menuju sofa kemudian merebahkan tubuhnya di sana. Ah rasanya begitu lega karena telah mengenalkan Narenda kepada para penggemarnya. Pasti respon mereka bakalan bagus karena Narenda menurut dia termasuk lelaki tampan.

"Narendra, kau tidak lapar?" tanya Kyra kepada sosok lelaki yang sedang duduk di dekatnya.

Lelaki itu menggeleng dan masih memainkan pulpen yang dari tadi dia genggam. "Tidak. Aku tidak lapar."

"Huft berarti aku harus pergi keluar sendiri."

"Bukankah kau bisa pesan makanan online?" Narendra mengangkat alisnya heran karena biasanya Kyra jika kelaparan sehabis membuat video pasti pesan makanan online.

Simpel dan praktis.

"Aku sedang ingin jalan-jalan keluar. Cari udara segar." Gadis itu kemudian meraih pouch make up yang ada di meja. Ia pun berdiri dan mengambil kaca kecil yang ada di kamarnya.

Kyra lantas merias wajahnya agar tampak lebih segar. Entahlah, jika tak memakai riasan di wajah dia merasa agak malu untuk keluar dari apartemen. Gadis itu kemudian meraih dompetnya dan jaket denim crop yang kontras dengan rok denim yang dia kenakan.

"Bye Narendra. Kau mau titip apa?"

"Tidak ah, aku nanti mau pulang saja. Kau hati-hati ya." Sosok Narendra itu tersenyum hangat kepada Kyra hingga membuat gadis itu mengangguk dan keluar dari apartemennya.

Kyra menaiki lift dengan santai kemudian memencet lantai satu. Dia hanya sendirian di lift itu dan mendadak ketika lift sampai di lantai lima lift itu berhenti dan terbuka sendiri. Akan tetapi tak ada seorangpun yang masuk. Kyra mengernyit heran kemudian mengusir segala macam pikiran negatif yang ada di otaknya.

Beberapa kali gadis itu mengelus tengkuknya dan saat sampai lantai satu dia buru-buru keluar.

Ah mungkin hanya perasaanku saja.

Dia berjalan dengan santai sembari sesekali memainkan ponselnya. Akhirnya dia tiba di pinggir jalan di dekat penjual nasi goreng. Karena terlalu malas untuk berjalan lagi dia akhirnya memutuskan untuk membeli nasi goreng saja. Setelah memesan kepada bapak penjual, dia langsung duduk di kursi plastik yang disediakan di sana.

Tentu saja, masih memainkan ponselnya padahal dia hanya mebuka kemudian menutup aplikasi sosial medianya. Ah banyak sekali notifikasi yang masuk setelah dia mengupload video yang dia buat hari ini. Kyra tak membuka notifikasi itu, ia sekarang memilih mengunci ponselnya kemudian menatap jalanan yang tidak begitu ramai seperti malam biasanya.

"Hai tetangga apartemen!" Suara lelaki yang serak itu membuat Kyra menoleh ke sebelah kanan.

"Orion sialan!" desisnya pelan namun masih terdengar oleh pemilik nama itu.

"Apa kau sudah lebih baik setelah patah hati kemarin?" tanya lelaki itu setelah memesan sebungkus nasi goreng pedas.

Kyra memutar bola matanya lantaran malas membahas hal itu lagi. Hanya mengingatkan dirinya pada lelaki bangsat itu. "Iya."

"Apa kau percaya hantu?" Orion bertanya tiba-tiba hingga membuat Kyra kini mengernyit heran.

"Tidak. Aku tidak percaya kalau ada hantu di dunia ini."

Orion terkekeh pelan mendengar penuturan itu. "Kau tau? Aku bisa melihat hantu."

"Cih. Aku tidak percaya kalau orang seperti dirimu bisa melihat hantu. Lagipula kalau dilihat-lihat kau-lah hantu itu."

"Oh ayolah aku sedang serius ini." Orion mendadak kesal karena Kyra tak percaya bahwa dirinya bisa melihat hantu. Ya memang sih sering terjadi seperti ini jika dia bilang ke orang kalau dia bisa melihat hantu.

"Jangan serius-serius nanti ditinggal pas lagi serius." Kekehan gadis itu membuat Orion mendengus kesal.

"Ini nasi gorengnya sudah jadi Kak Kyra." Ibu penjual nasi goreng itu mengulurkan plastik berisi sebungkus nasi goreng beserta kerupuk kepada Kyra.

Kyra lantas berdiri dan membayar pesanan miliknya itu. Kemudian melambaikan tangan ke Orion untuk kembali ke apartemen lebih dahulu. Belum dua menit dia pergi dari sana, sebuah teriakan membuat dia menoleh dan mendengus kesal.

"Ayo jalan ke apartemennya denganku saja. Aku dari tadi melihat ada hantu yang mengamatimu sejak kau duduk menunggu nasi goreng," ceplos lelaki berkaos hitam pendek itu. Dia juga menenteng sebungkus nasi goreng dan sebotol air mineral.

Bulu kuduk Kyra merinding. Akhirnya dia mengangguk karena agak percaya dengan lelaki itu. Habis, ucapan Orion sangat meyakinkan sih.

"Lantai berapa? Lantai teratas ya. Okey!" seru lelaki itu senang sembari memencet lantai 23 yang merupakan lantai teratas gedung apartemen itu.

"Hey! Aku mau ke apartemenku sendiri!" Kyra melotot kemudian memencet nomer lantai apartemennya.

"Kau belum pernah ke lantai teratas?"

"Belum dan aku tidak penasaran," serunya kesal sambil menatap lift yang mulai menuju lantainya.

Saat pintu lift terbuka dan dia hendak keluar, lengannya ditarik Orion kemudian lelaki itu menutup pintu lift tersebut. Kyra menginjak kaki lelaki itu dan Orion hanya tertawa terbahak-bahak.

"Ayolah kau pasti akan senang jika melihat lantai teratas. Mari makan bersama di sana!"

Kyra hanya mendengus kesal lantaran Orion tak kunjung melepaskan cekalan pada tangannya. Sekarang malah menjadi rangkulan sok akrab.

"Bisakah kau melepaskan rangkulanmu?"

"Tidak. Ah sudah di lantai 23. Aku yakin kau akan terkejut." Setelah pintu lift terbuka lelaki itu menggiring Kyra untuk mengikutinya.

Kyra melotot melihat pemandangan di depannya. Ada beberapa meja dan kursi di sana. Atap apartemen ini juga tidak segelap yang dia bayangkan. Bahkan lantai 23 ini terang. Belum lagi pemandangan lampu lampu di kejauhan.

"Tuh kan. Kau pasti menyukainya."

Kyra tersenyum sumringah kemudian membuka ponselnya. Beberapa saat setelah itu dia memegangi kepalanya dan menunduk.

Gadis itu terus menunduk dan berjongkok dengan gumaman tak jelas.

"Hey kau kenapa?" Orion menepuk bahu Kyra namun gadis itu malah menutup kedua telinganya.

Ada apa sebenarnya?

•••

Holaa maap ya baru bisa update huhuhu. Aku banyak tugas terus uda kelas 12 juga jadi banyak ujian
:(( makanya buka wattpad aja gasempet.

Gimana menurut kalian cerita ini? Ada yang kangen Orion? Atau malah pada kangen si Ruya?

Penghuni Unit 63Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang