Laki-laki itu terbangun dan menatap ke sekitarnya. Dia membenarkan letak kacamatanya agar dapat melihat dengan lebih jelas. Tempat asing ini memiliki suasana kuno seperti yang sering dia lihat di film-film lawas. Orang-orang berlalu lalang dengan santainya, beberapa ada yang menatap heran ke Orion.
Ia masih setia menggenggam ponselnya dengan pakaian yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang di sana. Akhirnya dia mengacak-acak rambutnya ketika sadar ia harus menemukan Kyra saat ini juga. Lelaki itu memilih untuk menuju seorang pedagang berbagai macam roti untuk bertanya.
"Apakah Anda pernah melihat perempuan berkaos abu-abu dengan celana panjang warna merah, rambutnya pirang?" tanyanya kepada Pria yang mengenakan celemek cokelat yang nampak kotor oleh tepung.
Pria tua itu nampak mengernyit heran kemudian mengingat sesuatu. "Gadis gila itu? Dia dibawa ke kerajaan karena melakukan hal yang tidak disukai Ratu."
"Di mana letak kerajaan itu?"
"Kurasa sepuluh kilometer dari sini. Kau bisa berkuda ataupun menggunakan kereta. Memangnya kenapa kau mencari orang gila itu?" Pria itu kemudian melanjutkan pekerjaannya melayani seorang pelanggan yang datang.
Orion tak menjawab itu, ia memilih pergi dari sana dan memikirkan bagaimana cara dia sampai ke kerajaan itu tanpa dicurigai. Ia akhirnya tersenyum tipis dan menyelinap ke toko pakaian yang sedang ramai pengunjung. Kemudian memilih pakaian untuk lelaki dan memakainya di ruang ganti. Ia lantas menyelinap keluar dari sana dan membuang pakaiannya yang tadi dia kenakan, hanya mengambil ponsel dan dompetnya.
Dia lantas berlari kecil menjauh dari toko itu dan bertanya ke seseorang yang berpapasan dengannya di mana letak stasiun kereta terdekat. Setelah mengetahui jawabannya ia kemudian melangkah menuju arah yang tadi orang asing itu katakan hingga dia menemukan stasiun kereta yang lumayan ramai. Saat kereta dibuka, ia menyusup karena tak mempunyai tiketnya, dan untunglah keberuntungan berpihak kepadanya.
"Kira-kira ini kereta menuju ke mana ya? Aku lupa." Orion menggaruk tengkuknya menanyakan itu pada perempuan muda yang duduk di dekatnya sementara dia berdiri.
"Tentu saja kerajaan. Banyak yang mau memberikan persembahan kepada Ratu," jawab perempuan berambut hitam yang disanggul itu.
"Okey terima kasih!"
"Apa itu okey?" tanya perempuan tersebut sambil mengernyitkan keningnya heran.
"Lupakan itu tidak penting," ujar Orion dengan senyum manisnya hingga membuat perempuan itu memerah karena malu.
Orion memainkan game offline yang ada di ponselnya karena bosan kereta ini tak kunjung sampai tujuan. Beberapa orang menatapnya aneh namun lelaki itu tak peduli. Ia sungguh bosan, akhirnya ia memiliki ide cemerlang. Dia memotret keadaan kereta tersebut secara diam-diam dan tersenyum.
"Wahhh sudah sampai!" seru seorang bocah lelaki sambil tertawa riang bersama kawannya.
"Diam, Nak. Nanti kau harus sopan!" ucap wanita berkeriput yang merupakan ibu bocah tersebut.
•••
Perempuan berambut pirang itu menatap tajam beberapa lelaki yang menatapnya kagum. Ia memutar bola matanya malas karena ingat dirinya sedang dirantai dan dijagai oleh beberapa pria bertubuh kekar. Dia sudah terlalu lelah untuk menjerit-jerit ataupun menyumpahi semua orang di sana sampai akhirnya dia hanya diam sambil menatap tajam lelaki itu.
"Apa lihat-lihat?" tanyanya dengan ketus.
Lelaki berambut panjang ikal itu medadak gugup dan mengalihkan pandangannya. Gadis gila ini sungguh cantik hingga mereka tak bisa untuk tidak kagum. Sementara itu, perempuan tersebut mendengus kesal karena merasa bosan sekali.
"Sebenarnya kenapa sih aku diculik?" gumam Kyra dengan sebal karena tak tahu motif penculikan aneh itu. Dan apa ini? Dia seperti berada di dunia lain astaga.
Seorang perempuan dengan pakaian mewah memasuki ruangan tersebut dan mengusir para penjaga dari sana. Dia menatap tajam perempuan yang juga menatapnya sengit itu. Perempuan tersebut mengambil pisau di sebuah meja dan tersenyum licik.
"Kau tau alasanku menculikmu?" tanya perempuan yang merupakan ratu wilayah tersebut.
"Tentu saja tidak, bitch!" ucap Kyra seraya memutar bola matanya malas.
Perempuan itu menarik tangan kira yang dirantai kemudian menyayat lengan kiri gadis itu hingga darah mengalir dari sana. Kyra melotot ketika melihat perempuan menyeramkan itu mewadahi darahnya dengan gelas kecil hingga gelas itu penuh. Dia langsung mengoleskan salep ke luka sayatan tersebut dan membungkus luka itu.
Hal yang membuat Kyra tambah melotot adalah ketika perempuan bergaun merah maroon itu meminum darahnya tanpa rasa jijik. Astaga dia manusia atau vampir sih. Otaknya mencerna kejadian ketika wajah perempuan itu yang awalnya agak keriput sekarang menjadi kencang kembali dan lebih muda. Wajahnya menjadi segar setelah meminum darah gadis yang diculik oleh tangan kanannya itu.
"What the fuck," umpat Kyra yang mendapat tatapan heran dari perempuan itu.
"Apa yang kau katakan, gadis kecil?"
"Wahh Anda terlihat sangat cantik!" seru Kyra dengan girang dan senyum lebar yang membuat perempuan aneh itu tersenyum senang.
"Baiklah karena kau memujiku, aku akan melepaskan rantai di tanganmu tapi tidak dengan rantai di kakimu." Dia lantas memerintahkan penjaga untuk melepas rantai tangan Kyra.
Setelah tangannya terlepas dari jeratan rantai, Kyra tersenyum tipis. Sementara itu, Ratu tersebut keluar dari ruangan itu. Para penjaga kemudian memasuki ruangan tersebut untuk berjaga.
"Astaga apakah kalian tidak kasihan denganku? Aku sangat kelaparan, Paman yang tampan!" Kyra menatap penjaga itu satu per satu dengan wajah memelas dan mata berkaca-kaca.
"Baiklah, kau! Ambilkan makanan untuk gadis ini!" seru seorang pria botak kepada penjaga paling muda di sana.
Kyra tersebut senang ketika salah satu dari mereka keluar. "Paman tampan, aku ingin buang air kecil. Kalian tega membiarkan aku ngompol di sini?"
Para pria itu saling bertatapan hingga membuat Kyra bersuara kembali. "Hua aku ingin buang air kecil!" seru Kyra histeris dengan tangisan palsu itu.
"Baiklah aku akan melepaskan borgol di kakimu tapi jangan macam-macam kau!" Lelaki botak itu pun melepaskan borgol di sana. Kyra berdiri kemudian menendang selangkangan pria botak itu. Dia mengambil pisau di dekatnya dan menancapkan pisau itu ke seorang pria berambut gondrong. Ia juga menendang selangkangan pria yang satunya.
Perempuan itu pun berlari dari sana. Ia terus berlari hingga kepalanya menabrak sesuatu yang keras. Ia mendongak sambil mengelus dahinya yang sakit. Mata perempuan itu mengerjap tak percaya atas apa yang dilihatnya saat ini.
•••
Haiii maafin aku yang gapernah update ini yaa. Keknya cerita ini bakal tamat part 30 an hehee. Aku bakal berusaha buat rajin nulis lagi maaf ya pokoknya.
//Sungkem sama pembaca//
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghuni Unit 63
AcakCOMPLETED Semenjak kuliah, Orion jadi tinggal di apartemen yang dekat dengan kampusnya. Karena tinggal di sana, Orion dibuat penasaran dengan penghuni unit 63 yang bersebelahan dengan apartemennya. Bagaimana tidak? Dia beberapa kali memergoki perem...