Orion melepas kacamatanya setelah gadis yang sedari tadi berbicara sendiri itu keluar dari kafe itu. Merasa ada yang menepuk bahunya, ia menoleh ke kiri dan mendapati Damian, kawannya sedang menatapnya heran lantas tertawa kecil, membuat Orion mengernyit dan menanyakan mengapa lelaki itu tertawa.
"Lihatlah dari tadi kau membaca Koran dengan terbalik. Apa itu metode membaca agar cepat masuk ke otak?" tanya lelaki itu dengan sorot mata jenaka.
Rion langsung menurunkan Koran yang tadi dia beli di dekat kafe itu dan meminum cokelat panasnya yang sebenarnya sudah tak panas lagi. Cokelat itu mendingin karena dia terlalu fokus mengamati pembicaraan tiga gadis itu dan menguping permasalahan yang terjadi tadi. Damian yang melihat kawannya itu memasang wajah tanpa dosa sambil meminum cokelat membuat dia menghela napas kemudian melanjutkan pekerjaannya lagi.
Gadis bernama Kyra itu lagi-lagi berbicara dengan udara lagi hari ini.
"Argh aku pusing." Lelaki itu mengacak rambutnya kemudian mengambil kunci motornya di saku celana jeansnya kemudian meninggalkan kafe itu.
Mencari jejak perempuan berbaju biru itu akan tetapi ia kehilagan jejaknya. Aih harusnya dia langsung mengejar gadis itu diam-diam setelah keluar dari kafe kemudian melanjutkan aksi membuntuti gadis itu lagi. Kalau kehilangan jejak seperti ini dia jadi malas sekaligus bingung apa yang akan dia lakukan seharian ini jika acara stalkingnya mendadak dicegah oleh alam semesta.
Pada akhirnya lelaki itu hanya memberhentikan motornya di rumahnya kemudian mengambil ponsel dan menelpon adiknya akan tetapi tak ada balasan dari Ruya.
"Apa anak itu pergi ya? Ah menyebalkan." Dia bergumam sendiri kemudian tersenyum ramah pada lelaki tua yang mengamatinya dari bawah lampu di dekat gerbang rumahnya. Ya, lelaki tua itu adalah hantu yang menjaga agar rumahnya tetap aman dari gangguan hantu-hantu jahat.
Orion memasukkan ponselnya ke saku celana kemudian menaiki motornya dan melajukan kendaraan itu semaunya sendiri. Tanpa arah dan tujuan karena dia sungguh mati kebosanan. Jika dia mengulangi kegiatan menggoda hantu-hantu perempuan maka ia yakin harinya tak akan membosankan akan tetapi dia sekarang agak trauma menggoda hantu karena kejadian beberapa hari yang lalu.
Samar-samar dia melihat sosok perempuan yang mengenakan baju biru dan tas yang sama persis dengan yang Kyra gunakan hari ini. Ia memberhentikan motornya di dekat perempuan yang duduk di halte itu kemudian dengan keras menyapa perempuan itu.
"Hai Kyra."
Ketika gadis itu mendongak ternyata bukanlah orang yang dia cari. Oh, jangan lupakan ringisan malu seorang Orion karena salah orang apalagi dia tadi sampai tersenyum sangat lebar.
Dia kembali melajukan motornya tanpa arah hingga akhirnya sampai di sebuah warung di dekat sekolah Anagata, sekolah temannya. Ia berhenti dan turun dari motor kemudian menghampiri warung itu lantas memesan teh panas serta beberapa camilan.
"Kak Orion!" Seorang gadis berkuncir dua melambaikan tangan kemudian berlari kecil ke arahnya, diikuti dengan seorang lelaki bertubuh tinggi yang memasang wajah malas.
Ketika gadis itu merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Orion, lelaki di belakangnya menarik kerah bajunya sehingga membuat dia cemberut dan gagal memeluk Orion. "Hafeez, aku kan sangat merindukan Kak Rion," rengek gadis itu.
Lelaki itu memutar bola matanya malas kemudian berujar, "Kau tidak boleh memeluknya."
Zea menatap Orion dan Hafeez bergantian dengan heran. "Memangnya kenapa?"
"Kau tak tahu? Dia sangat tidak suka jika kau berdekatan dengan lelaki lain selain dia," bisik Orion kepada Zea dengan raut wajah geli sekaligus gemas.
"Kau kenapa di sini?" tanya Hafeez seraya duduk di samping Zea dan mengambil botol minum di tas gadis itu dan meminum sisa air di sana yang tinggal seperempat botol.
"Aku bosan. Tadi harusnya aku memata-matai gadis aneh itu namun jejaknya mendadak hilang," jawab Orion. Jujur dia agak kesal karena kehilangan jejak gadis itu. Ia harus menunda mendapat info lebih banyak tentang seorang Kyra.
"Perlu bantuan?" tawar Hafeez dengan kalem. Zea yang tidak paham dengan apa yang dua lelaki itu bicarakan kini hanya memainkan ponselnya, membuka beberapa akun social mediana.
"Tidak. Aku akan mencari informasi gadis itu dengan tenaga dan pikiranku sendiri."
Zea dan Hafeez saling berpandangan karena tidak biasanya seorang Orion yang mereka kenal ini penasaran dengan manusia.
***
Kyra meletakkan tasnya di sofa berwarna merah maroon itu lantas mengelus kucing putih yang sekarang berada di pangkuannya. Mungkin hewan itu sangat merindukan dirinya karena hampir dua bulan ini ia tidak pulang ke rumah dengan dalih sangat sibuk.
Seorang lelaki yang mengenakan kaos polos berwarna hitam menghampiri Kyra dengan wajah berseri kemudian memeluk gadis itu. "Kenapa kau baru pulang?"
"Aku agak rindu dengan rumah, Kak. Di mana Mama?" tanya gadis itu sembari celingukan mencari di mana wanita yang biasanya sangat cerewet itu.
Raka menggeleng tidak tahu. "Entahlah, dia tadi pamit mau bertemu dengan kawan-kawan semasa sekolahnya. Reuni mungkin."
"Kenapa kau tidak berangkat kerja?" Kyra menatap kakaknya dengan penuh selidik.
"Aku sedang cuti. Bekerja di depan komputer terus membuat kepalaku pusing, aku butuh penyegar seperti tidur." Raka menguap lebar-lebar dan Kyra langsung menendang kaki kakaknya hingga lelaki itu terhuyung mundur dan terjadilah perkelahian kecil di antara kakak beradik itu.
"Oh iya Kak, aku ke sini bersama temanku. Narendra, maaf ya aku keasyikan bertengkar dengan Raka sialan ini," ujar gadis itu ke sebelah kanannya yang kosong.
Lelaki berkaos polos hitam itu menatap adiknya heran. "Kau sendiri ke sini."
"Tidak. Aku dengan temanku. Kan aku sudah berjanji mau mengenalkan dia dengan kau dan Mama. Ah kenapa Mama belum kembali juga sih."
"Anak gila," desis wanita bersanggul itu dengan nada suara dingin dan tak lupa tatapan tajam yang menusuk dia tujukan kepada Kyra.
Dua kata itu terngiang di kepala Kyra terus menerus seolah ada yang menyoraki jika dia memang gila. Dia mendengar beberapa suara itu lagi, mengatainya bahwa dia gila dan tidak layak untuk hidup.
Gadis itu menjerit sambil memegangi telinganya.
***
Penasaran enggak nih ama kelanjutan ceritanya? Btw aku update keknya dua kali sehari. Jadi sehari nulis ini, sehari nulis ceritanya si Ruya. Oh iya jangan lupa baca ceritanya si Ruya yang judulnya The Funeral Under the Sea yaa biar Ruya seneng tuh wkwk.
Jadi, tokoh ceweknya udah greget belom nih? Ini baru permulaan hohohoooo
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghuni Unit 63
AcakCOMPLETED Semenjak kuliah, Orion jadi tinggal di apartemen yang dekat dengan kampusnya. Karena tinggal di sana, Orion dibuat penasaran dengan penghuni unit 63 yang bersebelahan dengan apartemennya. Bagaimana tidak? Dia beberapa kali memergoki perem...