Author pov.
Sedari tadi Jiyong seperti tidak berminat untuk menyantap sarapan pagi nya. Penglihatan dan pikiran nya hanya terfokus pada Dara yang tengah berdiri tertunduk bersama para maid lain nya menunggu tuan nya itu untuk makan. Pikiran nya masih berkecamuk mengenai Dara dan anak dalam kandungan nya itu. Bahkan ia tidak tidur semalaman hanya untuk memikirkan itu.
"Maaf tuan. Apa anda tidak suka dengan hidangan nya?" tanya Gummy membungkuk sopan.
Jiyong seakan tersadar dari lamunan nya lalu menolehkan kepalanya dari Dara. "Kau, kemari!" Jiyong mengabaikan kepala pelayan nya itu dan menunjuk memanggil salah satu maid yang sedari tadi ia lamunkan.
"Maaf, maksud anda saya tuan?" tanya nya gugup. Apa ia telah berbuat kesalahan?
"Ya kau. Sandara Park!" ulang Jiyong tanpa menoleh. Fokus nya saat ini adalah makanan yang sedang dihadapan nya.
Dara tersentak kaget. Ada apa ini? Gummy bilang tuan nya itu tak pernah mengingat nama seorang maid kecuali Gummy yang notabene sebagai kepala pelayan. Lalu kenapa baru saja tuan nya itu memanggil nama nya? Bahkan nama lengkapnya. Padahal ia hanya pernah satu kali menyebutkan namanya pada tuan nya itu.
Walau sedikit takut, Dara tetap menuruti perintah tuan nya itu. "Kenapa hanya berdiri? Duduk!" perintah Jiyong yang membuat semua orang kaget. Seumur-umur tuan besar mereka itu tidak pernah menyuruh seorang maid untuk duduk bersama nya di meja makan. Bahkan Gummy si kepala pelayan yang sudah bekerja lama di mansion itupun tidak pernah menerima perlakuan itu.
"N-ne?" Dara makin bingung.
"Aishh duduk di sini! Dan sarapan lah bersama ku. Kau sedang mengandung bukan? Makan lah agar bayi mu itu sehat." Jiyong menarik lengan Dara untuk duduk di kursi sebelah nya. Bahkan kursi itu hanya pernah di tempati oleh istri Jiyong. Semua yang ada disana makin kaget dengan perlakuan ajaib Jiyong.
"Ada apa dengan ku?" batin Jiyong. Apa ini yang dinamakan benih jiwa seorang ayah? Apa benar anak yang di kandung Dara itu anaknya? Apa ia tidak salah? Apa ia boleh berharap lebih untuk saat ini?
---------
Saat ini keluarga Kwon tengah berkabung atas kematian menantu mereka. Tidak ada yang tau penyebab sebenarnya dari kematian Jin ah, yang mereka tau hanyalah bahwa wanita malang itu meninggal akibat penyakit kanker otak. Tentu saja orang-orang akan sangat mudah percaya, mengenal Jin ah memang hampir atau memang tidak pernah memiliki hubungan sosial dengan orang lain semenjak menjadi istri dari seorang Kwon Jiyong. Apalagi Jiyong juga sudah memalsukan surat-surat kesehatan Jin ah, dan tak ada seorangpun yang bisa melihat jenazah wanita itu. Bahkan tidak untuk kedua orang tua nya.
"Istrinya yang kali ini meninggal lagi?"
"Apa ini tidak aneh?"
"Ku rasa ia dapat kutukan hingga semua wanita yang menikah dengan nya harus berakhir meninggal."
"Aiss kau ini ngomong apa. Tidak mungkin begitu. Sajangnim itu orang baik."
Bisik-bisik semua orang di rumah duka tersebut mengenai kematian istri Jiyong yang kedua. Jiyong tidak perlu ambil pusing, toh gosip juga tidak akan bertahan lama.
"Kau membunuh nya bukan?" bisik seseorang mendekati Jiyong.
"Ah hyung. Terimakasih sudah datang." kepura-puraan Jiyong membuat Jaejoong tersenyum mengejek.
"Tentu saja aku harus datang untuk mengantarkan kepergian ADIK IPARKU untuk yang terakhir kalinya." Jaejoong merangkul Jiyong "maksudku kekasih gelapku." bisik Jaejoong kembali. Ia tersenyum menang melihat raut wajah Jiyong yang sudah siap meledak menahan emosi.
---------
"Sial! Aku benar-benar sudah muak dengan anak haram yang satu itu!" amuk Jiyong selepas pulang dari rumah duka. Ia melempar kan jas hitam nya ke sembarang arah.
Tidak ada satupun maid di mansion itu yang berani untuk mendekati tuan mereka yang tengah murka. Siap untuk kembali meledakan emosi, tiba-tiba tatapan Jiyong terpaku pada sesosok wanita yang tengah kesusahan membawa kantung plastik yang ia yakini wanita itu habis belanja kebutuhan dapur. Secara reflek Jiyong mengambil kantung tersebut yang membuat semua orang disana mematung kaget. Ah tuan mereka itu telah membuat mereka olehraga jantung seharian ini.
"Kenapa kau membawa beban yang berat? Dimana yang lain? Kenapa hanya kau yang pergi berbelanja?!" Jiyong meneliti satu persatu maid yang ada disana.
"M-maaf tuan.. Tapi.. Ini memang tugas ku." lirih Dara takut-takut salah bicara. Jiyong tidak mau mendengar alasan nya itu.
"Dengar semua nya!" Jiyong menjeda beberapa detik kalimat nya. Melemparkan kantung belanjaan tersebut pada salah satu maid disana. "Tidak ada satupun orang dirumah ini yang berhak untuk menyuruh Dara kecuali aku!" putus Jiyong. "Ya tuhan.. Cobaan apalagi yang akan kau berikan pada ku ini." batin Dara.
"Ikut aku!" Jiyong menarik pergelangan tangan Dara, membawanya menaiki tangga.
"Mulai saat ini kau tidak akan tidur di kamar pelayan lagi, kau akan tidur di kamar ini. Jika membutuhkan sesuatu cukup panggil pelayan. Jangan membebani diri mu. Terutama anak mu." ucap Jiyong cepat saat mereka telah memasuki sebuah kamar yang terbilang luas walau kamar utama milik Jiyong tetap lah yang paling luas.
Dara hanya diam cengo menghadapi situasi ini. "Atau kau bisa meminta bantuan ku jika aku ada di rumah. Kau ingat kamar ku ada di depan kamar mu." Jiyong kembali berucap saat menyadari lawan bicara nya hanya diam.
"Tapi tuan... Aku tidak pantas untuk menerima perlakuan khusus dari mu ini. Aku adalah maid mu, aku hanya pelayan mu. Aku tidak ada hak untuk semua ini." Dara benar-benar bingung dengan perlakuan Jiyong. Dan akal sehat nya menolak semua perlakuan Jiyong ini.
"Justru karena kau pelayan ku dan aku tuan mu. Maka dengarkan semua perintah ku! Jangan mencoba untuk membangkang." Jiyong membawa Dara secara perlahan untuk duduk di tepi ranjang.
"Tapi-"
"Tidak ada kata tapi. Besok sebelum ke kantor aku akan mengajak mu untuk belanja kebutuhan mu dan kebutuhan bayi di dalam perut mu ini." potong Jiyong mengelus lembut perut rata Dara. Jika saat ini jantung Jiyong tengah berdegup kencang karena mengira dirinya akan menjadi seorang ayah. Maka jantung Dara saat ini tengah berdegup kencang akibat perlakuan dan usapan lembut tangan Jiyong di perut nya.
"Apa aku salah jika berharap?" batin keduanya.
.
.
.TBC
Holla!
Hari ini double up.So votement nya double juga dong ya??
Bagi yang mau aku sering-sering double up silahkan vote dan komenan nya di perbanyak mwuhehehe😁
.
Baibai👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt✔
FanfictionBerawal dari luka dan rasa sakit. [DARAGON] [COMPLETE]√ #1 in g-dragon [180719] #3 in 2ne1 [250719] #1 in daragon [310719] #1 in Gd [230819] #1 in nyongdal [220720] #2 in dara [160722]