14

610 78 8
                                    

Author pov.

Sudah seminggu berlalu sejak pernikahan ketiga Jiyong. Dan sudah seminggu pula pria duapuluh empat tahun itu di sibukan oleh pekerjaan nya, bahkan ia melupakan janjinya kepada sang istri untuk menemani ibu hamil itu mengkonsultasi kan kandungan nya ke rumah sakit. Bukan lupa sebenarnya, Jiyong hanya mengundur waktu karena kesibukan nya.

"Ji.." rengek Dara memeluk suaminya yang tengah memakai kemeja nya dari belakang.

"Ada apa hm?" Jiyong menghentikan aktivitasnya dan berbalik menghadap sang istri yang tengah merajuk.

"Apa kau pulang larut malam lagi hari ini?" Dara mengerucut kan lucu bibirnya, yang membuat Jiyong gemas sendiri.

Jiyong mengecup singkat bibir ranum itu. "Aku belum tau babe, ku usahakan untuk pulang lebih awal."

"Aku tidak percaya, kau pasti akan pulang larut malam lagi." Dara memeluk manja suaminya itu dengan kedua lengan nya yang bergelayut di leher Jiyong. "Apa aku boleh ikut?" gumam Dara dibalik ceruk leher Jiyong.

"Hm? Ikut kemana babe?"

"Ikut kau ke kantor, apa.. Boleh??" Dara melepaskan pelukan nya dan menatap Jiyong penuh harap.

"Tapi kau nanti bisa lelah sayang. Aku tidak ingin istri dan anak ku kelelahan." Jiyong kembali mendekat kan tubuh Dara padanya dengan kedua tangan yang memeluk posesif pinggang Dara.

"Memangnya kau akan menyuruh ku mengangkat barang jika kesana?" sungut Dara melepaskan pelukan Jiyong secara paksa. "Aigoo.. Nyonya Kwon ku ini sangat lucu jika sedang merajuk hmm." Jiyong mengacak gemas surai coklat Dara.

"Kau membuat rambutku berantakan Ji!" kesal Dara merapikan rambutnya dengan jari-jari tangan nya.

"Kkkk mian babe😘"

"Ayo." ajak Jiyong merangkul pinggang Dara. Dara menautkan alisnya bingung.

"Tadi kau bilang ingin ikut aku ke kantor bukan? Ayo kita pergi sayang." Jiyong menjelaskan dengan senyuman menggoda. "Benarkah??" tanya Dara antusias yang dibalas anggukan pria itu. Jiyong kembali sibuk memakai kemeja beserta jas abu-abu nya.

"Tapi aku belum bersiap-siap Ji. Aku ganti pakaian dulu ne?" Dara hendak beranjak untuk mengganti pakaiannya namun terhenti oleh tangan Jiyong yang menarik lengan nya.

"Pakai kan dasi suami mu dulu babe." bisik Jiyong seduktif yang membuat pipi Dara merona. Dia akan selalu merona karena tindakan dan sentuhan suaminya itu.

---------

Mereka baru saja berjalan memasuki perusahaan, namun mulut karyawan yang disana sudah gatal ingin bertanya "apa wanita yang dirangkul oleh bosnya itu adalah istri baru nya?"

Namun tentu saja tidak akan ada yang berani untuk bertanya. Mereka hanya bisa membungkuk memberi salam dan tersenyum manis untuk menyapa.

Jiyong terus merangkul mesra pinggang Dara hingga mereka memasuki lift menuju lantai empat puluh, ruang kerja tunggal milik Jiyong.

-

"Apa kau sudah melihat istri baru sajangnim?" bisik salah seorang karyawan wanita.

"Mwo? Jadi yang diberitakan media itu benar?" jawab yang lainnya.

"Kurasa memang benar. Bukti nya tadi aku melihat sajangnim merangkul mesra seorang wanita."

"Benarkah?? Ahh harusnya aku datang lebih awal tadi. Bagaimana? Apa wanita itu cantik?"

"Tentu saja, bahkan sangat cantik."

Hurt✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang