3🔞

1.3K 92 8
                                    

Author pov.

Dara hanya diam memperhatikan setiap pergerakan yang dilakukan oleh pria yang sedari tadi duduk di hadapan nya. Bahkan Seungri yang membawa nya ketempat vip itu pun juga hanya duduk dalam diam sambil meminum wine di tangannya dengan mata yang tidak henti-hentinya menatap jengah ke arah pria yang sedang terduduk teler di samping nya.

"Hyung! Kurasa kau sudah mabuk berat." ucap Seungri akhirnya memecah keheningan lalu menjeda kalimat untuk beberapa saat. Mengalihkan tatapan nya pada Dara yang terlihat canggung. "Nuna, kau bisa membawa hyung ku ke kamar di lantai tiga kan?" sambung Seungri yang membuat Dara gelagapan.

Bagaimana tidak? Dia tau dengan sangat jelas maksud dari Seungri itu. Dia sadar dengan pekerjaan nya, apalagi dia juga sudah di bayar. Namun dia bingung harus bagaimana dengan pria yang di hadapan nya itu. Dia baru saja bekerja dan tentu saja dia masih bingung harus berbuat apa. Apalagi dengan pria yang sedang mabuk.

"I-itu aku.. Tidak tau harus apa." jawab Dara semakin menundukkan kepala nya.

"Haha santai saja nuna. Aku yakin Jiyong hyung yang akan melakukan apa yang kau maksud itu nantinya." Seungri tertawa lalu membawa tubuh teler Jiyong dengan menopangkan sebelah lengan Jiyong ke pundak nya.

"Biar aku saja yang membawa nya nuna. Kurasa tubuh kecil mu tidak akan sanggup menopang badan berat nya." sambung Seungri tersenyum simpul yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Dara dengan langkah pendek kakinya yang mengikuti dua pria di depan nya.

-

WARNING!
YANG DIBAWAH UMUR HARAP SKIP SAJA!

-

Sudah sepuluh menit berlalu saat Dara terpaku di dalam kamar dengan pria tampan yang sedari tadi memejamkan matanya dengan damai di atas kasur.

"Aku rasa lebih baik begini. Aku tidak perlu cemas untuk melayani pria lain selain suami-ralat mantan suamiku lagi. Ku harap dia tidak akan bangun." batin Dara menghela nafasnya lalu memutuskan untuk tidur di samping Jiyong. Sebenarnya dia juga tidak mau tidur seranjang dengan pria lain, namun apa boleh buat? Tidak ada sofa di kamar ini, dan seoul juga sedang musim dingin saat ini. Tidak mungkin ia tidur di lantai.

Belum cukup setengah jam Dara memejamkan matanya. Sepasang lengan kokoh mengejutkan nya karena secara tiba-tiba memeluk pinggang ramping nya yang sedang tidur membelakangi pria itu. Apa pria itu telah sadar? Batin Dara gugup namun lebih di dominasi oleh rasa takut.

"Baby.." gumam Jiyong tepat di tengkuk belakang Dara yang membuat tubuh nya bergidik kaget. Sungguh Dara sudah berkeringat dingin saat ini.

Jiyong membalik tubuh Dara dan memandangi tepat di manik hazel Dara dengan cukup lama. "Jin ah.. Kenapa matamu berubah warna sayang? Apa kau memakai softlens?" ucap Jiyong mengusap lembut kedua mata Dara yang membuat Dara otomatis menutup kedua belah matanya.

Cupp

Jiyong mengecup kedua mata Dara yang sedang tertutup itu secara bergantian. "Aku suka warna matamu yang sekarang sayang. Tetap lah memakai softlens agar aku bisa selalu melihat nya." Jiyong berucap sangat lembut dengan di iringi kekehan yang terlihat mempesona di mata Dara.. Untuk sesaat, ya hanya untuk sesaat karena sikap lembut Jiyong itu mengingat kan nya pada mantan suaminya yang sampai saat ini masih sangat ia cintai.

"Ini bukan softlens." jawab Dara pelan mengalihkan pandangannya ke belakang Jiyong. Entah kenapa ia tidak ingin menatap pria itu.

"Ah apa aku sedang bermimpi? Kenapa suara mu terdengar berbeda baby?" bingung Jiyong menelusuri wajah Dara. Entah kenapa Jin ah terlihat sangat cantik saat ini. Ya Jiyong sedang mabuk saat ini maka dari itu dia hanya melihat Jin ah istrinya yang sedang di dalam dekapan nya saat ini. Bukan Dara.

Hurt✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang