Part 19 ( Hancur berkeping-keping)

1K 32 1
                                    

Bulan masih bersinar dimalam yang sunyi. 
Mentari masih menampakan cahayanya yang indah.
Sedangkan senja masih menunggu dan ia tau kapan harus muncul dan kapan harus hilang.
Tetapi pelangi? Tidak selalu ada. Karena harus menunggu adanya hujan dan matahari :)

Itulah diriku seperti pelangi. Selalu menunggu hujan dan mentari bertemu. Aku mulai bingung dengan keadaanku yang sekarang. Hari ini aku mulai PKL disalah satu rumah sakit yang terkenal didaerahku. Awal perkenalan PKL berjalan lancar tanpa hambatan. Lalu masuklah minggu ke 2 PKL disini aku mulai lagi merasakan perutku aneh.
"Kakak didepan sudah sepi saya mau kekamar mandi dulu Kak" Kataku kepada salah satu seniorku dirumah sakit itu.

"Iya silakan dik sekalian tar tutup pintu ya kita mau jam istirahat" Sahut Kak Meta.

"Iya kak" Jawabku.
Aku pusing dan muntah-muntah didalam kamar mandi berasa tidak kuat untuk berdiri. Aku duduk bersender didekat pintu kamar mandi .
tok...tok..tok.. (Suara pintu kamar mandi diketuk )
"Kierra kamu kenapa ? Baik-baik saja kan ?" Tanya Kak Putra seniorku

"i'm fine Kak cuman maag kumat lagi " Jawabku dari dalam

"Bisa keluar ? Atau mau tak dobrak pintunya takut kamu lemes didalam" Sahut Kak Putra dengan nada bicara yang muali panik.

"Bisa Kak bentar " Jawabku sambil berusaha meraih kunci pintu itu.
"Bisa kan Kak ? cuman sedikit mual sama ( berlari ke kamar mandi dam muntah lagi )

"Sini keruang obat. Kita cek tensimu biar kamu dikasik perawatan udah parah nih. Kenapa nggak bilang kamu sakit ?" Sambil menarik tanganku dan membantuku berjalan menuju ruang pengobatan.
-------------------------------------
Sampai diruang pengobatan aku ditemani Kak Putra dan diberikan suntikkan untuk anti mual dan benar saja ternyata tensiku turun karena aku begadang semalaman untuk mengerjakan KTI yang akan di sidang nanti.
Balik lagi setelah berobat aku mulai agak sehat dan Kak Putra membelikanku bubur ayam dekat rumah sakit agar aku bertenaga lagi.
"Kamu yakin nggak mau pulang ?" Tanya Kak Putra

"Nggak Kak , dikit lagi kan pergantian shif kerja. Masih kuat kok Kak " Jawabku sambil tersenyum kecil.

"Iya kalau ada apa-apa langsung telpon Kakak ya " Sahut Kak Putra sambil mengelus pundakku.

"Iya Kak terimakasih banyak Kak maaf jadi ngerepotin" Jawabku menunduk malu

"Iya santai aja , disini Kakak yang bertanggung jawab sama kamu. Karena Kakak dirumah nggak punya saudara lagi alias anak tunggal makanya Kakak berusaha jagain kamu disini " Kata Kak Putra sembari merapikan barang diatas meja.

"Iya Kak siap" Sahutku menunduk dan suara mulai mengecil lagi.
Setelah selesai aku makan tiba pergantian shif untuk hari ini. Shifku diganti oleh Sinta. Aku takut jika Sinta masih marah dan membentakku lagi.
-----------------------------------
Setelah 30 menit menunggu datanglah Sinta dan Vina. 
"Gimana Ra ? Enak PKLnya ? Seniornya gimana ? " Tanya Vina

"Yuk masuk kedalam Na " Ajak Sinta sambil menarik tangan Vina.
Belum sempat menjawab Sinta sudah menarik Vina dan aku hanya bisa melihatnya saja. Aku pun masuk kedalam ruangan dan berpamitan bersiap akan pulang kerumah . 
"Kakak semua saya pamit pulang terimakasih hari ini " Kataku sembari membungkukan punggung dan kepalaku.

"Iya sama-sama hati-hati dijalan Ira " Serempak seniorku menjawab.
"Jangan lupa minum obatmu dan istirahat. Jika perlu jemputan katakan pada Kakak" Sahut Kak Putra.

"Iya makasih Kakak . Vina, Sinta aku pulang duluan kalian semangat ya "Kataku pada mereka.

"Iya hati-hati Ra . Ingat istirahat ya sayangku " Sahut Vina sambil memelukku

"Iya Arigatou Na" ( jawabku dengan bahasa Jepang artinya terimakasih)  sambil memeluk Vina.
Aku sempat terdiam karena Sinta tidak menjawabku. Lalu berbalik dan membuka pintu bersiap keluar ruangan.
Tiba-tiba... 
"Ra tunggu " Kata Sinta menghampiriku

"Hati-hati dijalan ya dan jangan dekat-dekat dengan Adit lagi . Jangan genit sama senior disini  " Kata Sinta langsung berbalik badan dan menutup pintu.
Aku diam menahan air mata. Aku tidak pernah berfikiran untuk dekat dengan senior apa lagi Adit. Adit temanku saat SMP dan kita baru akrab setelah SMA apakah aku salah ? Sepertinya aku harus mulai menjaga jarak pada semua orang.
Aku pulang dengan berat hati kaki akan melangkah keluar menuju parkiran motor.

.....

Sampai aku dirumah tiba-tiba dikamarku ada Ibuku.
"Ra kamu sudah tidak berhubungan lagi dengan Andy kan ?" Tanya Ibuku

"Bu, Bisa tidak jangan bicarakan nama itu lagi didepan Ira! Capek Ira Buk Capek ! Ira baru pulang PKL bukan ditanya gimana ditempat kerja malahan tanyain itu orang " Kataku sambil meremas kepalaku.

"Ibu cuman mastiin aja kamu jangan marah gini dong" Sahut Ibu dengan nada mulai agak tinggi

"Kalau mau tau soal dia carik dia kerumahnya , tanyain orangnya sendiri . Ira Capek!!" Jawabku sambil menaruh tas diatas meja dan berjalan menuju ruang tamu untuk istirahat.
Aku mulai ngedumel sendirian kesal marah bercampur semuanya . Otakku ingin tenang tetapi kenapa diungkit-ungkit juga . Akhirnya sepersekian menit aku tertidur disofa dan kelelahan
----------------
Sekian jam aku tidur,  mulai tersadar belakangan ini aku sering mual dan aku benci pada nasi putih. Lelah bercampur semuanya aku ingat bahwa aku tidak datang bulan selama 3 bulan. Aku berfikir bahwa diriku hanya kelelahan dan kurang istirahat. Aku terdiam dan mulai melihat perut bagian bawahku ternyata mulai membesar. 
'Astaga jangan-jangan kata Andy benar, bagaimana bisa ?' Aku berusaha berfikiran positif . 
"Kierra ? Bulan ini kamu sudah datang bulan ?" Tanya Ibu dari kamarnya.

"Belum Bu kan belum jadwalnya" Jawabku agak takut

"Baiklah jika sudah beritahu ini agar bisa memeriksa kesehatan ke dokter penyakit dalam " Sahut Ibuku.

Aku diam dan tidak menjawabnya . Mulai ketakutan bahkan aku menangis semalaman dan berfikir untuk cek mengunakan Test Pack. Fikiranku mulai kacau dan tiba-tiba aku teringat Andy. Mencoba untuk menghubunginya lewat Facebook ternyata banyak pesan darinya. 
Pesan itu berisi semua hal yang penting selama kehamilan awal semister. Astaga aku berfikir diriku mulai gila dan mengira aku benar-benar hamil. Aku hanya membaca pesannya tetapi tidak menjawabnya. Berusaha tenang aku menarik nafas dalam-dalam dan mulai mendengarkan lagu walau keadaanku masih menangis.

...

Between Hope & KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang