Part 25 (Diam Tanpa Kata)

928 36 1
                                    

Jujur? Berbohong? Pilihan dalam hati kecilku.

-----------------------------

'Selamat siang , ada yang bisa saya bantu ' ucap salah satu Pak polisi bernama Warta.

'Siang pak , saya mau melaporkan tidak kekerasan yang terjadi pada anak saya' Ucap Ayah dengan serius.

'Baiklah, saya akan meminta data dan identitas korban , pelakunya ada dimana?'Tanya Pak Wawan.

'Pelakunya sudah menuju kemari bersama Kakaknya' Jawab Ayah dengan tegas.

'Baiklah sembari kita menunggu pelaku korban akan saya introgasi terlebih dahulu. Mari Dik Bapak keruang mediasi untuk menangani ini dan mencari jalan tengahnya . Jangan takut anggap Bapak adalah keluargamu juga jangan ada berbohong dan harus jujur apa adanya cerita semua yang terjadi pada Hari itu ' Jawab Pak Wawan mengajakku kesatu ruangan kecil hanya ada meja kosong dan kursi disana sedangkan keluargaku menunggu diluar ruangan.

Sial.. Aku ketakutan setengah mati padahal aku tidak salah. Akhirnya aku duduk diruangan itu dan mulai bercerita kenapa sampai wajahku memar dan mataku lebam seperti ini. Belum selesai aku bercerita aku mendengar langkah kaki seseorang masuk kedalam ruangan tempat aku dan Pak Wawan duduk. Benar dugaanku itu adalah suamiku tidak lain Andy dan aku melihat  Iparku duduk diluar bersama keluargaku menunggu. Aku dan Andy tidak bertatapan tetapi Andy juga di introgasi oleh salah satu polisi disana juga. Kami berdua tidak tau apakah sama jawaban kami atau tidak tapi aku menjawab semua pertanyaan dan semua hal yang diarang Andy aku ceritakan tanpa ada kata satupun yang terlewatkan. Akhirnya mediasi 30 menit selesai.

Tidak menunggu lama kita berdua keluar ruangan dan duduk disatu ruangan bersama dengan keluargaku dan tentunya Iparku juga. 

'Baiklah mediasi selesai dari keterangan korban mengaku jenuh dengan sifat pelaku sendiri. Karna berbagai pertimbangan juga kami memberikan pelaku SP (surat peringatan) pertimbangan kami karena korban sedang hamil besar dan dia membutuhkan suaminya untuk ada disampingnya sedangkan sang pelaku mengaku pasrah dan menerima hukumannya. Kami akan memberikan SP sekali bukan 3 kali , sekali lagi pelaku memukul korban pelaku harus siap ditangkap dan kena pasal sesuai ketentuan hüküm yang berlaku dan siap menjalani semua sidang hukum. Baiklah ini SP bermaterai dan sah dari pikhak POLRES kami, kami membutuhkan 2 orang sebagai saksi satu dari pihak pelaku dan satu dari korban dan kami ingatkan uituk pelaku didalam SP ini sudah berisi apa sana yang tidak boleh anda langgar selama anda masih menjadi suami sah dari korban satu lagi disini tertulis anda tidak boleh melarang korban bertemu atau pulang kerumah orang tua kandungnya' Tegas pak Wawan memberikan penjelasan lengkap tentang kasus ini. 

Sedangkan Andy hanya mengangguk dan menunduk tidak berani menjawab lebih dan menandatangi SP tersebut dan aku mulai menghela nafas karna mediasi telah berakhir. Kami pergi dan pamit pulang. Aku pulang dengan keluargaku sedangkan Andy dengan iparku sesampai dirumah Andy tidak berbicara satu patah katapun denganku dia hanya diam sajt dikamar sedangkan aku duduk diluar dengan saudara sepupuku yang disana bercanda gurau seperti tidak ada masalah dan beban dalam otakku lagi. 

Akhirnya hari ini semua selesai fikirku . Finish dan berakhir semua penderitaanku tentang sakit badan lebam dan semuanya aku tinggalkan masalahku dan aku ingin memulai hal yang baru dengan Andy tentunya berbahagia dengan tulus bukan berbahagia dengan kepalsuan.

---------------------------------------

Aku tertidur lelap malam itu dan sebelumnya aku tetap melihat Andy yang diam mematung tanpa kata. Fikirku dia hanya butuh waktu untuk mencerna semua proses di POLRES tadi dan memberikannya waktu untuk berfikir jernih.  Aku terbangun dengan suasan hati yang tidak seperti biasanya , aku merasakan bebanku hilang semuanya. Aku juga melakukan tugas rumah tangga tanpa beban dan gangguan oleh Andy sampai semua tugasku selesai tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah.

tok..tok..tok..

"Ira.. Buka pintu ini makan siangmu?"Suara Ibuku dari balik pintu.

"Ibu.... kok tumben mampir, duduk dulu"Jawabku Sambil membuka pintu dan menemui Ibuku.

"Tidak Ibu hanya kebetulan lewat , Ibu mau kerja mampir sebentar kesini. Ini nasinya dimakan ada kue kesukaanmu "Sahut Ibu seperti bergegas pergi.

"hmm.. okey.. Makasi Ibu , lain kali yang lama disini ya hati-hati berangkat kerjanya "Sambil berpamitan dengan Ibu dan beliau langsung pergi melambaikan tangannya.

Hatiku sudah mulai ceria lagi dan tidak memikirkan apa-apa dan aku ingat Andy bellum sarapan. "Andy ? ini dibawain nasi sama Ibu yuk kita makan berdua ada jajan juga " Kataku pada Andy sambil memberikan bungkusan yang hadi dibawa Ibu kepadanya.

"Nasi?.. mana aku liat "Jawab Andy pendek, dia mengambil nasinya dan membuangnya ketempat sampah. 

"Kok dibuang ? itu masih bagus dan baru juga masih hangat kenapa denganmu?"Tanyaku memungut nasi bungkus dari tongsampah kamarku yang Hanya berisi setumpuk tisu yang aku gunakan untuk membersihkan muka. 

"Kamu sudah Happy kan ? tidak anggap aku ini ada ? teganya kamu melapor kepolisi tentang muka lebammu dan kamu sengajakan telefon Ibu agar datang menemuimu dihari dimana semua orang rumah berkumpul dirumah?" Tanya Andy mulai kesal.

"Kamu gila ? Aku telfon pake apa ? gigiku ? HP saja aku tidak punya Ndy bagaimana aku mengabari orang tuaku ?" Aku bertanya balik pada Andy.

" Bohong kamu !! akal kamu banyak B*ngs*t!!" Tegas Andy dengan suara tinggi dan terlihat sangat marah. 

Aku yang mulai mulai panik akhirnya berhasil keluar pintu kamar tanpa kata aku berlari kedapur  menutup pintu dengan ketakutan tapi.. perutku mulai sakit sekali sampai aku tidak kurt berdiri dan mulai mengetuk pintu dapurku agar ada yang tau aku disini. "Sakittt ... tolong" Kataku terbata-bata menahan sakit perutku dan mengetuk pintu dapur. 

Between Hope & KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang