Part 26 ( Kepalsuan )

1K 49 0
                                    

Kehamilan 7 bulan , posisi bayiku sudah berada dijalan lahirnya dan jika tidak berhati-hati resikonya adalah kelahiran prematur.
----------------------
Difikiranku hanya bisa tenang dan mengatur nafas sepertinya kontraksi palsu yang aku rasakan terjadi karena aku terlalu panik untuk melarikan diri dari suamiku sendiri . Aku yang sudah mulai ketakutan dan merasakan sakit perut memberanikan diri untuk membuka pintu dapur dan ternyata ekspentasiku berbeda dengab realita. Suamiku sudah berdiri dengan tatapan mata yang seakan mau membunuhku karna tidak bisa berkutik aku pasrah.
"Kau kenapa ? Sini aku bantu berdiri " Tanya Andy dengan halus.
Aku yang hanya terdiam tanpa bisa berkata akhirnya bisa berdiri dibantu Andy dan aku kembali ke kamar untuk istirahat.
"Tidurlah diatas aku akan tidur dibawah agar kamu leluasa tidur , nyalakan tv untuk membantumu tidur , jangan begadang dan jangan lupa untuk minum obatmu sebelum tidur " Kata Andy yang menarik bed bawah lalu tidur bukan disebelahku.
Aku hanya berkedip dan berfikir ini sudah berakhir , akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam ini dan tanpa ada gangguan sedikitpun.
---------------------------
7bulan kehamilan aku lewati dengan penuh tantangan hidup seakan aku berfikir itu adalah akhir dari hidupku dan aku memasuki bulan ke 8 kehamilanku , disini aku sudah mulai banyak bersiap-siap mulai dari baju bayi dan segala macam perlengkapan dia aku siapkan. Aku berfikir tidak akan ada perkara lagi dan tiba-tiba.
"Ra ? Dimana uang amplop kita waktu nikah ?" Tanya Andy kepadaku.

" Uang ? Bukannya kamu yang simpan kan kita keep untuk membeli peralatan si baby dan menambah uang untuk persalinan ?" Jawabku sambil melipat baju bayi.

" Iya aku lupa simpan , tapi ada yang ingin ku beli dan masih ada waktu sebulan lagi untuk kumpulkan uang persalinan" Sahut Andy tanpa fikir panjang.

" Kamu mau beli apa lagi sih ? Bukannya semua kebutuhan kita mulai dari makan pun sudah terpenuhi ?" Tanyaku dengan raut wajah mulai kesal.

"Aku ingin beli Vape (rokok elektrik) seharga 1,8 jt sudah lenkap tanpa ada cacat dan baru dari toko" Sahut Andy sambil menghitung uang.

"Gila aja harga segitu bisa buat makan 2 bulan, kamu harus hemat untuk bayimu" Jawabku dengan nada sudah mulai meninggi.

"Iya , uang gajiku bulan ini juga aku tidak akan minta sepeserpun itu untuk bayi kita" Sahut Andy mengambil kunci motor.

"Terus kamu kamu kemana sekarang ?"
Andy tidak menjawab dan langsung pergi begitu saja . Kekesalanku memunjak dan akhirnya aku membereskan pekerjaanku dan aku memutuskan untuk mengunjungi orang tuaku tanpa diketahui Andy . Aku meminjam telfon rumah Tante Nadia kebetulan sekali Tante Nadia satu halaman denganku jadi aku bisa minta tolong kapan pun , walaupun Tante Nadia tidak disukai oleh kedua Mertuaku entah apa alasannya. Aku bergegas siap" menunggu jemputan dari Kak Tito karena jarak antara rumah orang tuaku dengan rumah Andy hanya sekitar 1km saja sangat dekat tetapi aku selalu dilarang kesana oleh Andy.
  Setelah menunggu beberapa menit Kak Tito datang dan tidak lupa selalu membawakan jaket kesayanganku. Aku langsung pergi kerumah orang tuaku dan hanya berpamitan dengan Tante Nadia karna hanya dia yang ada dirumah sedangkan Mertuaku sedang kerja.
Sampai aku dirumah aku tidak langsung bercerita aku hanya bercanda bersama Ayahku dan Kak Tito serta menyapa beberapa keluargaku yang ada disana. Lega rasanya sepertinya aku kembali pulang , tapi ternyata jam jalan bergitu cepatnya Ayahku memintaku untuk tinggal 1 hari tetapi aku tidak bisa karena Bapak Mertuaku sangatlah disiplin akan waktu.
Aku akhirnya berpamitan dengan orang rumah dan diantar pulang oleh Kak Tito sampai didepan gerbang rumah Andy.
"Baiklah jaga diri baik-baik dan jaga bayimu baik-baik jika ada sesuatu hubungi Kakak segera atau hubungi Ayah dirumah"
Sambil mengelus kepalaku Kak Tito berpesan padaku.
Aku senyum dan mengangguk tanda aku mengerti omongan Kak Tito aku kembali kerumah dan dengan keadaan rumah kosong tanda Andy belum balik kerumah. Aku diam dan membuka kunci kamarku dan aku mulai berfikir apakah yang akan dibawa Andy kerumah ? Karena hari sudah sore aku bergegas mandi dan seperti biasa selalu sembahyang sebelum aku makan malam.
-----------------------
Hari mulai malam , Andy tak pulang juga akan tetapi Ibu Mertuaku sudah pulang kerja.
Tok...tok..tok... (suara ketukan pintu)
"Nak ? Sudah tidur ? Ibu ada bawa cemilan untukmu" Tanya Ibu Mertuaku dari balik pintu.

"Belum Bu buka saja pintunya tidak Ira kunci , Ira baru habis minum obat" Jawabku dari balik pintu sambil menaruh gelas air.

"Lah Andy mana ? Belum pulang ? Bukannya dia libur hari ini ?" Tanya Ibu Mertuaku.

"Entahlah Ira juga nggak tau , dia pergi tanpa bilang tempat tujuannya. Mungkin dia lagi kumpul sama anak" Bu " Jawabku dengan agak kesal.

"Dasar anak itu kapan mau berubah , istri hamil bukan ditemani dijagain ini malahan ditinggal" Sahut Ibu Mertuaku kesal.

"Biarlah Bu , nanti juga pulang Ira biarkan saja pintu tidak dikunci . Makasi Bu sudah bawain Ira cemilan hehe"  Jawabku mengalihkan perhatian Ibu Mertua.

" Baiklah kamu tidur saja nak kalau ada apa-apa panggil Ibu disebelah ya " Sahut Ibu mertuaku langsung menutup pintu kamarku.
Entah kenapa sepertinya aku sudah terbiasa dengan Andy yang pulang larut malam. Aku kembali ketempat tidur menonton tv tanpa sadar aku sudah tertidur lelap.
--------------------
Pagi hari aku bangun dan menemukan Andy sudah tidur disebelahku dan benar saja dia membeli sebuah Vape. Aku langsung membangunkannya .
"Kemana kamu kemarin ? Minum lagi ? Kamu jadi beli barang beginian ? Untuk makan kita hari ini ada uang ? " Tanyaku dengan lantang.

"Ust berisik aku ngantuk , iya jadi dan uang sudah habis , uangmu gunakan dulu"
Jawab Andy menyuruhku diam.
Aku bingung dengan sikap Andy , dia memang tidak menyakitiku selama sebulan tapi dia malahan membuat ulah dengan menghamburkan uang berkelanjutan dan makin parah.
---------------------
Hari gajihan Andy pun tiba dan Andy pun memberitahuku berapa rupiah yang dia dapat aku berfikir dia akan menyimpannya tetapi dia berkata sebaliknya
"Ra ? Ini uang sudah lengkap sampai membayar cicilan hpku dan aku membawa sisanya untuk aku belikan vape baru" Katanya dengan simple.

"Ndy , kelahiranku tinggal menghitung minggu dan sampai sekarang kita tidak punya uang sepeserpun jangankan untuk disimpan untuk makan pun kita kesusahan karna kau begitu boros dengan uang" Jawabku dengan hati mulai panas dan kesal dengan sikap Andy.

"Tenang uang untuk lahiran bakalan dapet kok aku sudah perhitungkan jadi jangan khawatir .Aku pergi dulu mau beli Vape lagi" Andy menjawab dengan rasa bahagia seperti tidak ada beban.
Aku yang mulai kesal sekali dengan sikapnya mencari cara baru agar dia kapok dan tidak boros lagi.

Between Hope & KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang