Part 27 ( Penantian Telah Tiba )

384 26 4
                                    

Berfikir tenang tanpa rasa panik lagi... Kalau bukan suamiku rasanya aku ingin pergi saja dari hidupnya. Tapi......
Ternyata aku mulai merasakan kontraksi pada pukul 2 dini hari tetapi aku masih bisa menahannya karena kata orang tua itu kontraksi palsu . Aku tidak memikirkan apa-apa yang terpenting bayiku selamat , setelah menahan kontraksi lebih dari 12 jam akhirnya aku mandi malam pukul 19.00 wita disini aku sudah mulai tidak kuat berdiri dan akhirnya aku menghubungi Ibu dan Ayahku untuk menjemput dan membawaku kerumah sakit . Sedangkan Andy dia mencoba membuatku tenang mengatur nafas dan tidak panik.
--------------------------------------
Singkat cerita aku akhirnya melahirkan ditemani oleh Ibuku diruang bersalin aku berhasil melahirkan dengan normal diusia yang sangat muda dan dokter berkata dirumah sakit ini pertama kali ada wanita seusiaku melahirkan dengan normal dan lancar. Aku bersyukur melahirkan putri cantik yang kuberi nama Nasya Putri Saraswati. Setelah melahikan otakku menjadi mumet kembali dan berfikir biaya untuk melahirkan. Benar dugaanku bahwa Andy menyuruhku meminjam kepada orang tuaku , disini otakku sudah mulai mau pecah rasanya akhirnya aku putuskan untuk meminta bantuan Ayahku tetapi ternyata Ibu mertuaku menolak bantuan ayahku sedangkan Ayah mertuaku dia hanya berkata 'Jika tidak bisa membayar biaskan saja bayinya dirumah sakit dulu kapan bisa tebus hari itu kita ambil' sakit hati rasanya aku mengingat kata-kata ini. Pada Akhirnya Ayahku yang membayar semua biaya persalinanku.

-----------------------------------------

Akhirnya aku pulang dari rumah sakit setelah seharian disana . Sesampai dirumah semua menyambutku dengan hangat aku sangat senang akhirnya penantianku selama 9 bulan selesai sudah. Semua masih berjalan lancar selama bayiku tumbuh dan semua upacara untuk bayiku semua lancar dengan bantuan kedua orang tuaku. Walaupun kita sempat kehilangan nenek Andy tetapi kita semua ikhlas dan selalu berdoa agar neneknya tenang dialam sana.  Akhirnya disini adalah titik terjenuhku dengan sikap Andy yang mulai tidak peduli , bayiku makin hari makin besar dan Andy mulai marah dengan sikap putriku yang mulai aktif bergerak. 
"Ra , bisa kan jagain Nasya yang bener ? Liat dia ngerusuh sudah mulai narik-narik tanganku , kamu ngga liat aku sedang main game ?" Suruh Andy dengan nada kesal.

"Lah aku nyetrika , kamu jagain bentar dia juga udah nyusu barusan ajak dia main dulu toh kamu cuman mainan hp doang " Jawabku kesal.

"Aku ngga konsen tau kalau dia terus narik-narik tanganku kayak gini " Saut Andy dengan nada mulai tinggi .
Aku tidak meresponnya dan hanya tetap melakukan tugasku agar cepat kelar. Setelah semua kelar akhirnya malam pun tiba dan aku harus menidurkan putri kecilku. Aku yang sudah kelelahan dan selalu setiap pulang kerja tidak peduli dengan putrinya yang dia peduli hanya hpnya. Mulai jengkel kesal bingung harus bertindak seperti apa dan akhirnya putri kecilku menangis ditengah malam , Andy yang tau itu sangat kesal dan akhirnya dia mengigit punggung putriku hingga membiru. 
"Ndy kamu gila ? Ini Anak kita kamu gigit sampe begini kamu fikir dia boneka kecil ?" Tanyaku dengan nada tinggi.

"Siapa suruh ganggu malam-malam , tidak ngerti aku capek kerja apa . Bisanya cuman nangis nenen itu aja sama gangguin aku " Jawab Andy memalingkan wajahnya .
Aku bingung dan menangis melihat putriku seperti itu.

Keesokan harinya aku menutupi dipunggung putriku dengan cara tidak menyuruh orang lain untuk menjaganya . Akhirnya Ibu mertuaku tau dan marah pada Andy yang tidak mau berubah. Belum cukup sampai disana setiap anakku menangis dia akan marah besar bukan berusaha menangkan tetapi malahan mencaci maki dan menyakitinya. Aku merasa ini sudah tidak beres lagi , akhirnya aku memberontak dengan cara tidak mencuci bajunya dan tidak mengambilkkan dia makanan seperti biasanya. Tampak Andy mulai kesal dengan sikapku dan akhirnya dia marah padaku malam hari sepulang dia dari kerja.
"Ra , kamu istriku tau kan apa tugasmu ?" Dia mulai menatapku dengan mata merah tanda dia marah besar.

"Iya ? Lalu apa ?" Tanyaku memalingkan wajahku karna aku kesal dengan sikapnya.

"Kamu mulai macam-macam lagi denganku ?" Dia lalu mecekikku dan membantingkan kepalaku ketembok beberapa kali , aku mulai kehabisan nafas dan tanganku berusaha meraih kaca jendala agar bisa menarik perhatian. Tapi apa daya aku lemas duluan merasa berhenti bernafas dan mulai kunang-kunang . Andy melepaskan cekikkannya tetapi mencekik tenggorokannku rasanya sangat perih.
"Ini akibatnya jika istri tidak pernah nurut tau" Dia masih mencekik dan tertawa.
Aku yang sudah menangis menahannya akhirnya aku pasrah dan berfikir jika aku mati disini setidaknya aku tidak melihat anakku tersiksa lagi. Akhirnya Andy melepaskan cekikannya dan di mulai memojokkannku ke tembok , aku yang lemas tak bertenaga dan suaraku hilang tiba-tiba menekuk lutut tak bisa bediri . Tapi, Andy memaksaku berdiri dan kukunya sengaja menancap dipahaku hingga merobek pahaku cukup panjang dan dalam. Darah mulai mengalir dari pahaku sampai ke kakiku. 
"Mulai besok jika kamu masih bertingkah seperti ini jangan pernah harap kamu lihat anak kecil itu lagi" Andy mengancamku dan aku mulai kelelahan dan tak berdaya sedangkan aku bersyukur anakku tidak melihatku seperti ini. 

Between Hope & KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang