Part 22 ( Killed Slowly )

874 34 4
                                    

"Hahaha ternyata kamu percaya begitu polosnya dirimu sayang" Kata Andy menolehku dengan muka sinis.

"Tega sekali kamu membohongi istrimu" Kataku terdiam dan mulai menangis.

"Kamu kan istriku yang baik jadi harus nurut apa perkataanku. Jangan membantah jika ingin kamu masih hidup dan melihatku. Kamu mau ngapain emang kerumahmu ? Mau tidur ya sama Kakakmu yang paling kamu cintai" Kata Andy sambil mencekikku perlahan.

Aku diam dan tak bisa berkata rasanya sakit sekali dicekik hampir kehabisan nafas aku ingin teriak yang aku bisa hanya menangis.
"Sudah menyerah ? Apakah masih ingin kamu berniat pulang ?" Kata Andy dengan tangan masih mencekikku.
Aku hanya menggelengkan kepala dan berusaha bernafas. Rasanya aku ingin mati hari saja hari ini
"Awas kamu kalau berani mau kerumahmu lagi aku nggak segan-segan aku akan membantaimu. Jangan pernah kau dekat dengan Kakakmu yang brengsek itu dan Adik lelakimu!" Andy melepas cekikannya dan kembali duduk dikamar.

Jujur saja aku lelah dengan sifat Andy yang semakin hari semakin gila aku lelah letih penat semuanya aku rasa aku ingin mengakhiri semua ini. Tetapi aku berusaha bertahan demi anak dan keluarga kecilku.

------------------------------------------
Hari-hariku terlewati disana sampai kandunganku saat ini berusia 7 bulan dan aku sama sekali belum pernah pulang kerumah orang tuaku. Tetapi orangtuaku sering mengunjungi aku sesekali dan membawa makanan. Aku mulai merasakan mual hebat lagi dan mulai ngidam lagi. Aku ingin sekali pulang kerumah bertemu nenek kakekku bahkan aku ingin bertemu dengan Kakak-kakakku. Semakin hari aku semakin drop akibat begadang. Akhirnya tiba Hari raya besar gamaku yaitu Galungan. Dimana semua umat Hindu melakukan persembahyangan diPura besar dan kembali pulang kerumah orangtuanya untuk bersilaturahmi.

Aku bersiap-siap juga akan pulang kerumah tetapi aku berfikir untuk tidak bilang dengan Andy. Saat Andy masih tertidur lelap aku sudah selesai bersiap-siap tetapi..
"Woi mau kemana lu pagi-pagi ?" Tanya Andy baru bangun.

"Iya pulang kerumah lah kamu tau kan hari raya sekarang "Jawabku sambil mengikat tali sandalku.

"Pulang aja sana sekalian nggak usah balik kesini lagi!" Kata Andy sedikit membentakku.

"Lah emang aku nggak ingat disini , kalau aku benci disini sudah dari dulu aku minggat" Kataku menatap mata Andy.

Brakkkk.....(Suara memukul pintu) " KAMU TIDAK BOLEH KEMANA-MANA TANPA SEIJINKU!!!"
Kata Andy dengan nada suara marah.

"Gila kamu mau ngurung aku disini ? Lama-lama aku ikut gila . Aku masih waras dan masih ingin berkunjung kerumah kedua orang tuaku. Tolong aku mohon kali ini saja aku kesana. Sudah 3 bulan semenjak aku menikah denganmu aku tidak pulang kerumah. Padahal jarak rumahku hanya sekilo denganmu. Maumu apa sebenarnya ?capek aku gini terus " Jawabku dengan mulai mengeluarkan unek-unekku.

Plakkkkk....( Andy menampar wajahku)" DIAM DAN IKUTI KATAKU JIKA KAMU MASIH INGIN HIDUP DISINI BERSAMA ANAKMU!!!"  Kata Andy.

Tok..tok..tok.. (Suara ketukan pintu)
"Ira ? Nak ? Jadi pulang? Katanya sudah selesai siap-siap. Itu motor Ibu bawa mumpung Ibu libur hari ini" Tanya Ibu Mertuaku dari balik pintu.

"Dia nggak jadi pulang katanya kepalanya pusing" Jawab Andy berbohong kepada Ibunya.

"Iya Bu.. Sebentar lagi Ira pulang kok. Sudah ditelfon juga sama Bapak dirumah" Jawabku dengan menahan tangis.

"Kamu nggak apa-apa Nak ?Kamu nangis ?" Tanya Ibu Mertuaku.

"Iya Bu.. Ira nggak kenapa , cuman pilek doang pagi-pagi kan sudah biasa Bu. Ira masih siap-siap Bu kuncinya gantung aja dideket pintu" Kataku kepada Ibu Mertuaku.

Between Hope & KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang