Chapter 1

38.7K 1.6K 215
                                    


2 tahun sudah berlalu semenjak perang dunia ke 4 yang di menangkan oleh Uzumaki Naruto sang pahlawan dan juga mantan missing-nin Uchiha Sasuke serta kakashi, uchiha obita dan juga sakura. Berkat keberanian tim 7 dunia kembali aman, semua orang kembali menjalani kehiduan mereka masing-masing, para shinobi yang ikut dalam peperangan kembali menjalani misi seperti biasanya.

Meskipun dunia sudah di katakan aman dengan aliansi kelima negara yang bekerja sama dalam menjaga perdamaian. Namun masih ada puing-puing luka yang di tinggalkan oleh peperangan kehilangan orang-orang yang mereka cintai sama seperti apa yang di rasakan oleh Hyuuga Hinata sang Heiress dari salah satu Klan elit konohagakure.

Tidak...tidak...

Semenjak 1 minggu yang lalu ia bukan lagi Heiress namun mantan heiress yang sebentar lagi akan di segel menjadi bunke, jika tidak ada lamaran untuknya. ia mungkin Heiress terlemah sepanjang sejarah karena ia tak mampu membunuh dan karena ia terlalu baik... ia harus menyerahkan tempatnya untuk memimpin klan pada adiknya.

Ya...kadang menjadi terlalu baik adalah sebuah dosa juga kelemahan....

Ia memang merasa bersalah, membuat adik yang begitu ia cintai mengganti posisinya namun ia akan lebih bersalah lagi jika melihat Hyuuga Hanabi di segel menjadi seorang bunke. Adiknya pantas hidup dengan kebanggaan bukan melayani. Adiknya yang cantik, adiknya yang berani...adiknya... satu-satunya yang ia miliki, yang ingin ia lindungi.

Hinata tak bisa mengeluh mengenai takdirnya, karena ketika ia menyalahkan dirinya yang menjadi lemah ia akan memikirkan kakak sepupunya yang sekali lagi mempertaruhkan nyawa untuk melindunginya. Mungkin bagi klan dan juga segelintir orang nyawanya tak berarti karena ia lemah namun hinata akan terus hidup, ia akan menjaga nyawa yang sudah di lindungi oleh Hyuuga Neji.

Sudah hampir satu bulan semenjak Hanabi di culik oleh Toneri, hubungannya dengan sang pahlawan perang semakin dekat, semenjak insiden bulan yang mendekati bumi, ketika mereka berhasil mengalahkan toneri dan mencegah jatuhnya bulan.. Naruto mengatakan padanya bahwa ia mencintainya, meminta Hinata agar tak melepaskannya...

Tentu saja hinata bahagia, ia bahagia..bukan karena ciuman yang di berikan naruto dengan bulan sebagai background-nya... bukan juga karena cinta pertamanya ternyata mencintainya.. dan bukan pula karena cintanya tak bertepuk sebelah tangan...tapi karena ia seperti memiliki alasan lagi untuk tersenyum semenjak kematian Hyuuga Neji yang pergi bersama senyumnya.

Abaikan mengenai Naruto yang sadar akan keberadaannya hanya karena terjebak genjutsu. Hinata tetap bahagia.

Namun jauh dalam hatinya terdapat kekosongan yang tak bisa ia jelaskan.. ada sebuah kekosongan dalam hatinya... bukankah harusnya ia bahagia karena naruto mengatakan mencintainya? Bukankah harusnya ia bahagia karena hanabi tak akan mendapat segel bunke? Bukankah harusnya ia bahagia karena bisa melindungi adiknya..

Lalu mengapa masih terasa kurang...

Mengapa seperti ada yang tak benar...

Hinata menyentuh dadanya yang terasa sesak, ia pun meletakan beberapa bunga lily di makam Hyuuga Neji, ia duduk bersimpuh lalu tersenyum kecil.

"tak seharusnya kau berada di sana.... haruskah kita berganti tempat?"lirih Hinata dengan pilu, semua orang sudah berbahagia.. tapi mengapa ia masih merasa terluka dan kehilangan? senyuman terakhir neji padanya? darah yang mengalir di wajahnya? itu tak bisa ia lupakan begitu saja.

"jika tidak begitu.... haruskah aku menyusulmu? Sepertinya tempatku bukan di sini,...Neji nii-san"

Hinata membiarkan angin menerbangkan surai indigonya, ia hanya ingin menangis... berharap kekosongan dalam dirinya segera tertambal.

The Dark Sky And The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang