Chapter 11

17.1K 1.2K 118
                                    

^HAPPY READING^

*

*
⚠WARNING⚠
.
.

"aww...."satu ringisan kesakitan keluar dari pria berwajah tampan itu saat hinata menyentuh luka di punggungnya dengan kuat sebelum ia mengolesinya dengan salep klaan hyuuga yang katanya ampuh. Padahal sasuke sudah berusaha setengah mati agar tak meringis karena hinata mengeluarkan kemarahannya pada luka-luka kecil di punggungnya.

Sasuke bahkan sudah menjelaskan bahwa ia sudah menerima penanganan dari medis Kiri. Namun aura membunuh dan kekahwatiran yang di keluarkan Hinata, membuat Sasuke harus menuruti keinginannya.

Lupakan adegan hinata menyuruhnya melepas baju dengan mendadak, tak ada yang terjadi.. karena sih kikuk ini hanya berniat memeriksa tubuhnya. Sasuke sedikit kecewa padahal sudah banyak adegan yang ingin ia praktekan dengan hinata-nya tapi ini juga sedikit menguntungkan melihat hinata mengolesi salep khas klannya dengan mengomel.

"mengapa tak mati sekalian saja? Biar aku melanjutkan perjalananku sendiri"

Sasuke hanya bisa memasang wajah datar mendengar sumpah serapah hinata untuknya, sudah lebih dari 20 menit hinata mengumpat padanya, namun anehnya sasuke tak merasa tersinggung atau marah, ia hanya bisa menahan diri agar tak tersenyum. Karena semua sumpah serapah itu terdengar indah.

Umpatan itu hanya bukti nyata bahwa hinata mengkhawatirkannya.. jadi tak ada salahnya sasuke menjadi pria baik dengan mendengarkan ucapan penuh umpatan hinata yang di tujukan untuk dirinya.

"sialan.... mengapa lukanya begitu banyak? Bukankah kau seorang uchiha?"

Sasuke tak bisa menghitung lagi berapa banyak hinata mengeluarkan kata kasar yang sungguh bukan hyuuga sekali. Gadis ini sedikit berubah dan Sasuke menyukai fakta itu.

Karena jauh di dalam hatinya, ia menginginkan Hinata berubah. Baik sikap maupun perasaannya.

"kriminal rangking S terluka parah? Yang benar saja...hahaha, apa taring uchihamu sudah tumpul"

Karena tak tahan sasuke langsung tersenyum mendengar omelan hinata yang masih mengalun indah di telinganya. Wanita satu ini memang luar biasa menggemaskan.

"jangan tersenyum bodoh...."

Sasuke menyentuh tangan hinata yang masih menyentuh punggungnya, ia menolehkan wajahnya kebelakang. Seketika matanya membulat melihat gadis itu mengusap pipinya yang basah dengan kasar. Hinata menangis? Sungguh sasuke tak menyukai ini.

Buru-buru sasuke langsung menyentuh pipi lembut hinata, ibu jarinya seolah bergerak menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.

"kau menangis?"

"tidak...mataku kemasukan debu"jawab hinata asal karena ketahuan lalu membuang muka ke tempat lain. Ia berdiri dari kasurnya ingin menghindari sasuke, sialan rasa khawatir yang menderanya seharian ini.

Baru saja akan berdiri suara pekikan dari dirinya langsung memecah kehingan penginapan kecil ini.

"kyaaaa..."teriak hinata saat tubuhnya terjatuh kembali di atas kasur dengan sasuke berada di atas tubuhnya.

Pria itu menatapanya tajam, menusuk terasa hingga ke jantung hinata. Kedua tangannya memenjara tubuh mungil hinata. Satu tangannya naik menyentuh bibir ranum itu lalu sedikit menekannya.

Hinata mencoba menahan nafas melihat apa yang di lakukan sasuke sekarang dan posisi ini terlalu intim untuk mereka. Ketika otaknya memerintah agar kembali kepada kesadarannya namun tubuh sialannya berkhianat dengan hanya berdiam menikmati sedikit apa yang di lakukan sasuke pada bibir, pipi bahkan rambutnya.

The Dark Sky And The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang