Chapter 29

27.9K 1.2K 187
                                    

^HAPPY READING^
.
.

"Duduklah"Hinata menunjukan tempat di sampingnya, Sasuke hanya menurut dan duduk jembatan kayu yang menghubungkan kearah danau tersebut.

"aku akan mengobati lukamu"Hinata mengeluarkan salep yang sering ia bawa, lalu sedikit mengoleskannya pada sudut bibir sasuke dan beberapa memar di wajahnya.

Sasuke diam, memperhatikan dengan detail apa yang sedangkan di lakukan hinata untuknya, jarinya yang mungil dan terasa lembut di pipinya, wajahnya yang sedikit tembem dengan warna merah alami seolah ia sedang merona. Bibirnya yang meniup kearah lukanya dengan harapan bahwa ia tak akan melukainya.

"mengapa tak meninggalkanku?"Tanya Sasuke tanpa mengalihkan tatapannya sedikit pun. Ia takut jika sedikit saja ia beralih Hinata akan hilang bersama dengan hembusan angin.

"aku sudah meninggalkanmu, Sasuke-kun"Hinata menatap mata kelam di depannya dan tersenyum sendu. Ia bisa melihat dengan jelas keterkejutan di wajah Sasuke yang tak bisa ia sembunyikan.

Tenggorokan sasuke terasa tercekat mendengar perkataan Hinata, jantungnya berpacu dengan kencang. Bak petir di siang bolong yang menghantam langsung ke ulu hatinya. Ia ingin mengatakan sesuatu namun tak ada kalimat yang bisa keluar dari mulutnya

"apa kau fikir aku akan membiarkannya? Kau milikku Hinata...kau milikku, kau tak bisa pergi tanpa izinku, meski kau tak mencintaiku aku akan membuat terjebakmu bersamaku... kau..jangan berani-berani meninggalkanku Hyuuga... aku akan membunuh siapapun hanya untuk mendapatkanmu kembali.."emosi Sasuke sedikit meluap, membayangkan bahwa Hinata meninggalkannya tak pernah berada dalam imajinasi terburuknya sekalipun

"kau egois dan menyebalkan"

"aku tak peduli"Hinata tersenyum kecil sambil mengoleskan salep ke lengan sasuke dan meniupnya agar tak terlalu perih.

"barkali-kali...ratusan bahkan ribuan kali aku sudah meninggalkanmu dalam imajinasiku"lanjut Hinata dengan suara pelan, tak memperdulikan Sasuke yang menatapnya nanar.

"tapi kau tahu? Kakiku tak ingin kemanapun...ia tak bisa melangkah lebih jauh lagi"katanya dengan tersenyum.

"memikirkan bahwa kau akan sendirian lagi dan menyalahkan dirimu, memikirkan bahwa kau mungkin tak akan tersenyum lagi padaku..jika aku meninggalkanmu apa kau akan baik-baik saja? bagaimana jika kau kesepian? Bagaimana jika kau mencari jalan lain untuk melarikan diri lagi? Bagaimana jika Uchiha Sasuke yang dingin dan arogan itu kembali lagi? "

Sasuke mengepalkan tangannya kuat-kuat mendengar suara Hinata yang sedikit bergetar, Hinata menahan diri agar tak menangis saat ini.

"aku hanya tak ingin menjadi orang asing dalam hidupmu...aku tak ingin kau tiba-tiba menghilang padahal sebelumnya kita masih baik-baik saja..aku tak ingin kau menganggap dirimu tak penting atau hanya opsi sedangkan kenyataannya kau adalah prioritasku"katanya dengan air mata yang mengalir.

Sasuke merasa ia ingin menangis, sial. Ia bukanlah seorang wanita yang akan terharu hanya dengan kata-kata seperti itu. Sungguh, dirinya memang bajingan yang beruntung. Dan Hinata hanya wanita yang tak beruntung karena terlibat dengannya, karena di cintai oleh dirinya. meskipun begitu Sasuke tak ingin melepasnya.

"jadi Sasuke-kun....katakan padaku, haruskah aku meninggalkanmu?"

Sasuke menggeleng kepalanya pelan. Melihat Hinata yang masih mencoba mengobati luka di telapak tangannya juga. Ia memang sudah di obati di rumah sakit namun entah mengapa semua perban yang mengganggu itu ia lepas dengan kesal beberapa jam lalu.

Tangan Sasuke bergerak dengan ragu menyentuh pipi Hinata yang terluka karena dirinya, ia mendekat lalu mengecupnya dengan lembut dan memeluknya dengan erat.

The Dark Sky And The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang