🌼; Pasar Malam

616 109 19
                                    

HAPPY READING!

Budayakan vote sebelum membaca, dan berkomentar setelah membaca.

OKE👌

"How can someone who looks indifferent to their environment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"How can someone who looks indifferent to their environment. It turns out you always pay attention to every inch I do. Semenarik itukah, saya?"


***

"Jar, kesana yuk!"

Fajar mengangguk pasrah, sedari tadi lengannya terus digenggam oleh gadis itu. Ditarik dari satu tempat ke tempat lain, ia menghela nafas melihat energi gadis itu seperti tak ada habisnya.

"Mau gak?" tanya Falva menawarkan permen kapas berwarna pink pada dirinya.

"Nggak, itu pake pemanis nanti gigi gue rusak" kata Fajar menjelajah kearah lain.

Falva mendengus, "jar!" Dengan gerakan cepat ia memasukan permen kapas kedalam mulut Fajar lalu menutupnya menggunakan telapak tangan.

"Jangan dilepehin, awas aja kalo dilepehin gue tendang anu lo!" Ancam Falva, dan dengan terpaksa Fajar harus menelan permen itu.

Fajar mendengus, "kayak berani aja" ujar Fajar sembari menoyor pelan jidat Falva.

Fajar menarik tangan Falva menuju stand minuman, "mbak, ice blue puch satu'' kata Fajar sembari menyerahkan uang satu lembar lima puluh ribu.

Si penjual tersebut tersenyum tipis sebelum bergerak cepat membuat pesanan, Falva terdiam mengamati pasang muda-mudi yang saling bergandengan tangan tertawa bersama, ia mendesah iri.

"Ini mas ice blue punch ya."

"Makasih,"

Fajar meminum minumannya dengan tenang, ia menarik Falva untuk mengikutinya duduk disalah satu kursi panjang yang ada didekat bianglala yang tak sepi pengunjung.

"Kenapa?"

"Gapapa, cuma kayaknya enak deh liat senja diatas bianglala" kode Falva dengan senyuman mengembang, Fajar mendengus.

"Gak, gue pusing naik begituan"

"Ck, payah!"

"Bodo!"

Falva terdiam menatap kebawah, kakinya serasa lecet. Ia terdiam mengabaikan rasa sakit itu dan kembali menikmati senja yang akan segera pergi.

"Dibawah ada apa sih sampe lo liatin mulu?" tanya Fajar ikut menatap kebawah kaki Falva.

"Gapapa," kata Falva mendorong jidat Fajar agar sedikit menjauh.

Fajar mencibir, "nih titip, gue mau kesana dulu jangan kemana-mana" ujar Fajar lalu pergi entah kemana.

Falva menghela nafas, ia mengedarkan matanya memandang ke sembarang arah. Ia mendengus, lalu meminum minuman ice blue punch milik Fajar dengan tenang.

"Dari mana?" tanya Falva sembari mengunyah es batu.

"Gak usah kepo" ujar Fajar dengan nafas yang masih memburu.

Falva mendengus. Gadis itu tertegun ketika Fajar berjongkok dan membuka flat shoes hitam yang Falva kenakan.

"Eh, eh, lo mau ngapain?" kata Falva panik.

"Kalau sakit itu bilang! Jangan di diem, emang gue bakalan tau kalau lo diem aja. Lain kali bilang" Fajar menepuk pucuk kepala Falva.

[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang minaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang