HAPPY READING!
Budayakan vote sebelum membaca, dan berkomentar setelah membaca.
OKE👌
"Iya, kita cuma temen"
***
"Ibu mana sih?"
Fajar celingukan, menatap kesana-kemari mencari sosok keberadaan ibunya. Stasiun hari ini cukup ramai. Fajar menghela nafas, sudah hampir satu jam ia berada disini menunggu ibunya itu.
Berulang kali ia mengecek hapenya berharap mendapatkan pesan dari ibunya, tapi yang ada hanya notifikasi dari grup kelas, grup alumni dan beberapa pesan dari Falva.
Falva : hei tayo
Falva : ibu lo udh nyampe bandung?
Falva : nanti kalau udh sampe bilang ya, soalnya gue mau ngadu sama nyokap lo!
Falva : gue aduin kalau lo suka sama gue^^
Fajar : najis💩
Falva : iya gue tau gue cantik:))
Fajar mendengus, Falva itu anaknya random menjerumus ke aneh. Cewek itu gampang marah tapi gampang baikan, jutek, kasar, tapi kadang penyayang, jalan pikir hati sama pikirannya kadang gak pernah satu sinkron. Falva itu pokoknya manusia aneh, seaneh-anehnya Falva juga Fajar sayang.
"Fajar!"
Fajar menengok kearah sumber suara, disana wanita cantik berumur tiga puluh itu melambaikan tangannya semangat.
Yona tersenyum sumringah mendekati anak sulungnya itu lalu memeluknya, "Aduh, anak ibu udah makin ganteng aja" kata Yona dengan senyuman manisnya.
"Apa sih bu, ibu pergi juga cuma satu bulan" seru Fajar setelah ibunya melepaskan pelukannya, pemuda itu langsung menyalami dan mencium punggung tangan ibunya.
"Satu bulan serasa bertahun-tahun buat ibu.
"Apa sih bu, ibu makin lebay deh" ujar Fajar tertawa pelan.
"Kenapa kamu gak rindu sama ibu kamu ini hah?!" kata Yona.
"Ibu kamu ngeyel pengen ketemu anaknya, katanya rindu," begitu kata Danu yang tak lain adalah Ayah dari Fajar dan suami dari Yona.
Fajar juga melakukan hal yang sama pada ayahnya, menyalami tangan ayahnya. Danu menepuk punggung anaknya, "lagian yang harusnya rindu disini itu ayah, udah berapa lama coba ayah gak pulang?" seru Danu dengan intonasi merasa bersalah.
"Idih jadi galau. Udah mending kita pulang aja aku udah rindu sama masakan ibu," kata Fajar berusaha mengalihkan pembicaraan.
Yona menggusap surai Fajar dengan sayang, "ya, udah yuk!" Fajar mau memulai langkahnya tapi Danu menahan pergelangan tangannya.
"Kenapa yah?"
"Tunggu, ada seseorang yang jauh-jauh mau ketemu sama kamu"
"Siapa?"
"Yerita"
〰️〰️〰️
"Assalamualaikum, bunda aku pulang!"
"Walaikumsalam, Falva udah bunda bilang berapa kali jangan teriak-teriak dirumah!" seru Sekar dibalik dapur.
Falva mendengus, "Bunda sendiri juga teriak-teriak!" kata Falva malas.
Gadis dengan rambut diikat asal itu melangkah lalu mendudukkan dirinya dikursi meja makan, wajahnya ia tekuk masam.
Sekar mengerutkan keningnya melihat wajah masam putrinya itu, "anak bunda yang cantik ini kenapa? Kok mukanya asem banget?" tanya Sekar sembari menggelap tangannya yang basah.
Falva tak menjawab, gadis itu hanya menghela nafas lalu membenamkan kepalanya dilipatan tangannya.
"Kamu kenapa? Cerita sama bunda, bukanya tadi kamu pergi sama Fajar kok pulangnya gak bareng?"
"Fajar ada urusan bun"
"Oh, terus kenapa itu mukanya asem gitu?"
"Gapapa."
"Idih, jangan bilang kamu badmood sama Fajar gegara ditinggal? Ayo ngaku!"
"Ih, apaan sih bun, gak ya!"
"Gak salah lagi, gitu?" kata Bunda tertawa kecil. "Lagian kamu tuh suka aneh, kesel ditinggal Fajar yang notabene ya cuma temen doang."
"Iya Fajar emang cuma temen aku doang gak lebih gak kurang. Tapi salah ya bun kalau aku berharap lebih?" tanya Falva.
"Gak salah kok, kamu juga punya hak buat suka sama siapapun. Kayaknya anak bunda yang satu ini udah kelewat baper ya sama Fajar?"
"Aku gak bakalan baper kalau dianya gak kayak gitu bun, aku juga manusia biasa. Hati aku gak selamanya keras, aku juga perempuan yang gampang ambyar kalau dibaperin terus bun."
"Emang kamu berharap apa sih? Berharap ada status lebih dari Fajar atau gimana?"
"Kalau boleh pasti aku bilang iya bun,"
"Nah sekarang bunda tanya, kamu berharap sama Fajar karena dia yang ngasih harapan kan? Dan sekarang kamu juga ngasih respect sama dia, kalian sama-sama saling sayang kan? Tapi pernah kamu pikirin buat damai dulu sama masa lalu kamu?"
Falva mendesah frustasi mendegar kata masa lalu, ia sendiri masih bingung bagaimana caranya berdamai dengan masalalu kalau hatinya saja masih menyimpan baik-baik rasa yang ditinggalkan oleh lelaki itu.
"Aku gak tau bun, kadang aku juga mikir kapan aku bisa ngelupain dia. Dia selalu aja datang disaat aku mau memulai langkah yang baru, kayak kemarin dia bilang kangen sama aku bun. Anak mu yang cantik nan lucu ini mana tahan sama sapaan kayak gitu, hatiku ambyar bun"
"Anak bunda lemah banget sih hatinya" ujar Sekar sembari menggusap surai Falva. "Kamu jadi perempuan jangan gampang ambyar kayak gitu, Selesain dulu masalah kamu sama Alan, baru fokus sama Fajar"
"Ah, bunda bikin aku tambah puyeng!"
"Hahaha sengaja, kapan lagi liat anak bunda gundah gelana kayak gini?"
"BUNDAAAAAAAAAAAA"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang mina
Teen Fiction"Yes, how do i not fall in love? Your smile and outlook look like dusk." ─ hftrdyni, 2019.