🌼; Kok jadi kecewa?

523 96 8
                                    

HAPPY READING!

Budayakan vote sebelum membaca, dan berkomentar setelah membaca.

OKE👌

OKE👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo pada mau ngasih apa sama mbak Jihan?"

"Gue kayaknya ngasih baju aja deh, lagian bingung mau kasih apaan."

"Lo Fal mau beli kado apa?

Ke enam manusia itu saling pandang, menatap heran pada gadis yang tengah mengaduk-aduk jus mangga ya dengan tak semangat.

"Fal" panggil Yena tapi tak direspon oleh Falva.

Qilla yang disebelah gadis itu menggoyangkan pelan lengan tangan Falva, tapi sama saja.

Qilla menarik nafas, "FALVA JANGAN NGELAMUN, KALAU LO KESURUPAN GUE GAK MAU NOLONGIN!"

Falva terlonjak kaget, gadis itu meringis sakit kala telinga sebelah kirinya berdengung nyaring. "Apa? Bisa kali gak usah teriak dideket telinga gue!" protes Falva masih meringis.

"Ya, habis ditanya malah diem aja. Lo kenapa sih? Dari tadi perasaan ngelamun mulu, ada masalah? Atau Fajar nyakitin lo?" tanya Yena melirik tajam pada Fajar.

Fajar yang ditatap begitu ikut membalas menatap sinis, "kenapa jadi gue, kapan gue sakitin dia? Yang ada dia kali yang nyakitin gue mulu!" kata Fajar sarkas.

Falva mendelik, ia dengan sengaja menginjak kaki Fajar dengan kuat membuat si empu kaki meringis kesakitan.

"Tuh kan apa kata gue, dia yang hobi nyakitin gue, bukan gue" kata Fajar mengadu.












〰️〰️〰️














"Jar, lo milih apa sih? Lama bener perasaan!" seru Falva sembari memakan ice cream taro.

"Lama dari mananya jubaedah!"

Falva mendengus, ia duduk santai dikursi yang ada dan menatap malas Fajar yang tengah memilih hadiah. Ia saja tidak selama itu memilih hadiah, kenapa lelaki itu begitu lama memilih?

"Fajar cepet ih!"

Fajar melirik malas pada Falva, "iya, iya, ini gue cepet. Bentar gue mau bayar dulu!" katanya melangkah menjauh mendekati kasir.

Falva kembali menikmati ice cream ya yang mulai mencair.

"Udah?" tanya Falva.

Fajar mengangguk,"udah, mau balik apa mau main dulu?" tanya Fajar, Falva terdiam sebentar untuk berpikir.

"Main dulu aja deh, lagian gue bosen dirumah mulu" kata Falva bangkit dari duduknya.

"Mau nonton?" tanya Fajar yang langsung diangguki oleh Falva, Fajar tersenyum sebelum dengan gemas ia mengacak-acak surai Falva.

Falva tak protes seperti biasanya, gadis itu hanya tersenyum lalu meraih pergelangan tangan Fajar untuk bergandengan.

Fajar mengangkat alisnya, "ngapain gandengan? emang mau nyebrang?" kata Fajar menatap kearah pergelangan tangan kananya yang digenggam erat oleh Falva.

Falva mendengus berniat melepaskan tautan tangan mereka, "ya udah lepas!" kata Falva, Fajar terkekeh sebelum akhirnya kembali menggenggam tangan gadis itu.

"Dasar cowok ular! Katanya gak mau gandengan tapi dilepasin malah gak mau" sindir Falva sinis.

Fajar tak membalas, ia malah mengajak Falva ke salah satu toko buku. Falva yang semula cemberut langsung tersenyum sumringah.

"Gue makin sayang sama lo kalau lo mau neraktir gue beli buku heheh" kata Falva dengan puppy eyes nya.

Fajar mencibir, "nyatanya lo yang wanita ular jubaedah!" seru Fajar sarkas.

"Cih, kita sama!"

"Apanya?"

"Kita sama-sama ular, jadi gak usah bacot! Sekarang lo harus neraktir gue beli buku yang gue mau oke"

Fajar dengan setengah tak ikhlas mengangguk mengiyakan. Falva tersenyum sumringah, gadis itu mencubit pipi Fajar gemas lalu kabur begitu saja kala Fajar akan mengamuk.

"Dasar bocah!" kata Fajar ketika melihat senyum sumringah merekah di wajah gadis Senjani itu.

Ia menghela nafas kala handphonenya bergetar, ia mengambilnya lalu mengangkat panggilan itu. Falva kembali dengan beberapa buku novel ditangannya.

"Kenapa?"

"Maaf Fal, kayaknya gue harus balik sekarang."

"Kenapa?" tanya Falva sedikit kecewa.

"Ibu minta gue jemput di stasiun, maaf Fal kalau soal belanja gapapa deh, gue bayarin. Dan soal nonton nanti malem kita kesini lagi aja ya?" kata Fajar merasa tak enak.

"Gapapa, gue bayar sendiri aja lagian gue cuma bercanda kok. Soal nonton bisa kapan-kapan. Lo balik aja gapapa, kasian ibu lo nanti nunggu" katanya berusaha untuk tak menunjukkan rasa kecewa diwajahnya.

Fajar mengangguk, lalu mengusap pelan surai Falva. Ia pergi keluar toko, meninggalkan Falva yang menghela nafas kecewa.

"Dih, gue sama dia kan cuma temen doang. Kenapa kecewanya sampe kayak gini sih? Inget Fal, lo tuh cuma temen dia doang, gak lebih!"

[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang minaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang