🌼; Alan

465 75 11
                                    

HAPPY READING!

Budayakan vote sebelum membaca, dan berkomentar setelah membaca.

OKE👌

"Sesuatu yang telah pergi lalu kembali lagi bukankah rasanya tak lagi sama seperti sebelumnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sesuatu yang telah pergi lalu kembali lagi bukankah rasanya tak lagi sama seperti sebelumnya?"

***



Alan : gue udah sampe, lo dimana?

Falva : ditempat biasa.



Falva menyedot minumannya dengan gusar, ia berulang kali menengok kearah pintu kaca cafe cempaka, tempat yang begitu banyak kenangan antara dirinya dan Alan.

"Huft"

Ia mengetuk-ngetuk meja kaca itu dengan perasaan cemas, rasanya begitu lama ia tak mengunjungi tempat ini. Tak ada yang berubah, semuanya masih tetap sama seperti dulu, desain dan tata letak pun tak ada yang berubah, bahkan kenangannya pun masih terasa nyata.


Kring!



Lonceng diatas pintu kaca itu berbunyi menandakan ada pengunjung yang datang, Falva menghela nafas menahan rasa sakit yang kembali terbuka kala ia kembali melihat senyuman yang dulu pernah menjadi candunya.

Suara sepatu converse putih itu terasa menggema ditelinga nya, ia meruntuk pada jantungnya yang kembali berdetak tak santai.

"Hai" suara tegas namun lembut itu mengintruksi kegiatannya, Falva mendongak ikut membalas senyuman itu dengan sedikit terpaksa.

Lelaki dengan hoodie maroon itu menarik kursi dihadapannya lalu duduk, senyumnya belum luntur bahkan setelah Falva menatapnya dengan sorot yang sama, sorot terluka.

"Hai juga" balas Falva sekenanya.

"Maaf gue telat, lo udah lama disini?" tanya Lelaki itu dengan intonasi khasnya.

"Gapapa, lagian gue udah biasa dibuat menunggu ini kan?" balas Falva dengan nada menyindir.

Alandra Pribumi, lelaki itu terkekeh kala dirasanya gadis itu sama sekali tak berubah, selalu menyindir dirinya perihal menunggu dan ditunggu.

"Falva" panggil Alan lembut.

"Apa?"

"Gue kangen" kata Alan penuh keyakinan.

Falva tertawa sinis, "Buat apa kangen sama gue?"

"Ada larangannya buat gue gak kangen sama lo?"

"Gak ada sih" ujar Falva seraya meminum minumannya. "Cuma buat apa? Kan lo udah punya seseorang yang lebih pantas lo kangenin"

Alan menghela nafas, pemuda itu meraih pergelangan tangan Falva untuk ia genggam.

"Gue salah Fal" ujar Alan.

"Bagus kalau lo sadar lo salah!"

"Gue nyesel Fal udah ninggalin lo buat seseorang yang menarik sesaat, gue salah Fal, maafin gue"

Falva melepaskan tangannya dari genggaman tangan Alan. "Penyesalan emang selalu dateng di akhir Lan, kalau diawal namanya pendaftaran!"

"Fal" panggil Alan dengan lirih.

"Apa?"

"Ayo balikan!"

Falva tertegun. Ini yang Falva takutkan,  perasaannya memang tak pernah berubah sedikit pun untuk Alan, seberapa sering pun lelaki itu berbohong padanya Falva tetap sayang, antara sayang dan bego itu emang nggak beda tipis.

Mau bagaimana lagi? Alandra Pribumi ini adalah cinta pertama yang bisa membuat dirinya merasa hancur sehancurnya seperti itu.

Tapi kalau dia kembali pada Alan, bagaimana dengan Fajar? Lelaki baik yang mau dengan tulus menyayanginya dan menerimanya apa adanya.

Lukanya bisa sedikit sembuh karena dia, lantas apa yang harus Falva pilih, Alan sumber luka dan sumber perasaannya, atau Fajar sumber kebahagiaannya?

"Gue mohon Fal, kembali sama gue" mohon Alan. "Gue janji gue gak bakalan ngulangin kesalahan yang sama, gue janji gak bakalan nyakitin lo lagi. Gue bakalan bahagiain lo, ngejaga lo"

Falva menghela nafas. "Gue emang udah maafin lo Lan, tapi—"

"Tapi apa Fal?" Desak Alan.

"Tapi maaf gue gak bisa balik lagi sama lo, gue udah tau ending seperti apa yang bakalan gue dapet kalau gue balikan lagi sama lo, sama seperti kita baca buku yang sama buat yang kedua kalinya, akhirannya bakalan tetap sama."

"Gue gak mau! Gue mau balikan sama lo Fal"

"Lo selalu maksa Lan! Gak semua hal yang lo mau bisa lo dapatkan apalagi hati seseorang Lan"

"Gue menyesal Fal, gue mohon sama lo, balik sama gue Fal, kita mulai semuanya dari nol lagi"

"Apa yang mau dimulai? Semuanya udah selesai Lan" ujar Falva penuh keyakinan.

Gadis itu berdiri dari duduknya, melepaskan tangan Alan yang kembali menggenggam tangannya. "Jadi pelajaran buat lo, kalau nggak semua hal yang lo sia-siakan bakalan mau balik lagi sama lo. Lain kali jaga dia disaat dia masih ada di samping lo, penyesalan emang selalu datang belakangan Lan."

[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang minaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang