🌼; Abu-abu

408 68 10
                                    

"HAHAHAHA, ngimpi!" kata Falva, mengubah nada bicaranya diakhir jadi dingin.

Fajar diem aja nggak tau harus merespon apa, tapi tangannya belum melepaskan tangan Falva membuat si empu tangan mendengus keras.

"Lo kenapa Fal? Jujur aja sih lo berubah'' kata cowok itu sendu.

"Siapa yang berubah gue apa lo? Lo duluan yang bikin gue baper kayak gini, terus setelah gue baper lo malah seenak jidat kayak gitu? Lo pikir gue nggak punya hati?!"

"Lah gue pikir lo nggak punya hati Fal"

Falva mendengus dan setelahnya dia meneruskan langkahnya membuat Fajar tersenyum kecil.

"Canda elah, baper amat sih"

Falva tetep nggak menggubris, dia jalan aja tau-tau mau ke serempet untung keburu ditarik sama Fajar kalau enggak mungkin udah jalan pincang kali ya.

"Ati-ati, lo boleh ngambek sama gue tapi jangan lama-lama ya" kata Fajar masih nahan Falva yang masih kaget.

"Bukan urusan lo!" kata Falva ngegas.

Fajar ketawa kecil "gemes deh" seru Fajar sambil nguyeng-uyeng pipi gembul punya Falva.

Falva diem aja nggak tau harus merespon apa lagian ni cowok sebenernya peka tapi pura-pura nggak peduli dan rasanya Falva pengen mutilasi ini orang, demen banget dah bikin anak orang terbang.

"Lepas!"

"Nggak"

"Lepas nggak!"

"Nggak mau Falva senjani"

"Oh oke lo yang minta ya? Jangan salahin gue kalau lo harus kehilangan masa depan lo!"

Fajar melepaskan tangan yang dia gunakan untuk ngunyeng-unyeng pipi chubby punya Falva dan beralih melindungi satu-satunya aset masa depan yang dia punya.

"Galak bener dah. Emak lo ngidam apaan sih pas hamil lo?"

"Mana gue tau! Tanya aja sana sama bunda"

"Eits mau lo bawa kemana hah?!" tanya Falva masih sinis.

"Set dah tadi katanya disuruh tanyain ke bunda, gimana sih?"

Ni orang bener pengen di tampol rupanya:)

"Dah sana balik!" usir Falva sambil lirik kanan kiri berharap ada ojek yang lewat. Tapi kayaknya nasib baik nggak lagi berpihak sama dia, hujan turun gitu aja tanpa diundang.

Falva sama Fajar lari terbirit-birit ke warkop terdekat yang sebenernya sama sekali nggak deket. Nafas dua orang itu udah ngos-ngosan apalagi Falva, tangannya menggusap rambutnya yang basah.

"Bu pesen teh anget dua" kata Fajar sambil duduk disalah satu kursi panjang yang ada disana.

"Sini duduk" Fajar nepuk-nepuk kursi kosong yang tersisa dengan malas, rambut basah, baju basah, sepatu apalagi.

Falva nurut aja, tangan ya nggak berhenti diusap-usap berharap bisa anget.

"Dingin banget" kata Falva dengan suara kecil.

Pendengaran Fajar masih sehat kok jadi dia bisa denger sama apa yang baru aja diomongin sama Falva, cowok itu buka tasnya untuk mengeluarkan hoodie yang sengaja dia simpen di tas soalnya udah firasat aja bakalan kehujanan bareng lagi.

"Pake"

Falva natap Fajar bingung, "lo gimana?"

"Ck, gue mah gampang minum teh aja langsung anget kok" kata Fajar.

"Nggak usah deh mending lo pake aja Jar"

Fajar mendengus keras cowok itu memasangkan hoodienya ke badan Falva. Lucu sih, Falva jadi keliatan nggak pake rok karena ke tutup sama hoodie kebesaran punya Fajar.

Fajar bantu membenarkan poni Falva dengan hati-hati, takut rontok. Kalau rontok kan bahaya bisa digorok dia.

"Lo cantik Fal. Tapi sayang kecantikan lo harus terhalang sama muka galak lo" kata Fajar.

Baper jangan?

"Basi!"

"Cepet amat basinya neng" Fajar ketawa pelan melihat Falva yang menatapnya dengan sinis.

"Gue serius Fal, lo cantik tapi coba deh lo lebih ngebuka diri lo sama luar. Kalau ada masalah cerita jangan dipendem sendiri, gunanya gue sama temen-temen yang lain itu apa Fal? Pajangan? Bukan kali."

"Kita selalu ada buat lo." sambung Fajar.

"Mereka emang selalu ada buat gue"

"Terus?"

"Lo yang nggak selalu ada buat gue!" kata Falva tanpa ekspresi apapun membuat Fajar terdiam sendiri.

"Lo itu abu-abu, kadang terlihat sangat menyakinkan, terkadang terlihat bagitu meragukan" lirih Falva sendu.

Fajar menggusap kepala Falva singkat, "bukanya elo yah yang abu-abu itu?" tanya Fajar bikin Falva diem karena bingung.

Fajar nangkup tangan Falva yang masih dingin itu dengan prustasi "Gue perlu ngasih apa dan harus buktiin dengan cara apa lagi sih biar lo percaya sama gue kalau gue tuh beneran sayang sama lo?" tanya Fajar gemas.

"Gue nggak tau jar"

"Lo bener-bener lucu Fal! Lo bilang gue abu-abu padahal disini yang abu-abu itu lo. Lo pikir gue nggak patah hati pas lo bilang lo udah taken sama cowok itu Fal? Pikir deh kalau lo yang ada diposisi gue gimana? Mendem perasaan sendirian itu nggak enak Fal" seru Fajar sendu.

Falva ngehela nafas panjang.

"Dia bukan pacar gue" kata Falva ngebuat Fajar jadi natap mata Falva dengan perasaan yang nggak nentu.

"Dia sepupu gue yang pernah gue ceritain sama lo, kalau lo lupa" kata Falva.

Entah kenapa ini Fajar seneng banget dengernya,

"Tapi malah lo yang udah taken ya?"

Fajar bingung sendiri,"taken?" ulang Fajar.

Falva ngangguk menatap Fajar sendu dan seketika tawa Fajar pecah gitu aja bikin orang-orang yang ada disana natap mereka aneh.

"Kayak ya lo salah besar deh fal"

"Hah?"

[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang minaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang