🌼; Bodoamat

397 72 10
                                    

"Balik duluan ya" teriak Yena membuat orang-orang yang ada di kelas jadi melihat kearahnya.

"Iya" balas Falva singkat.

Gadis itu masih sibuk memindahkan file dari flashdisk punya Qilla ke laptop Falva. Si empu flashdisk cuma diem aja sambil main game.

"Fal"

Falva nggak nyaut, cewek itu cuma melirik Qilla sebentar terus balik lagi menatap laptop.

"Perasaan lo sama dia itu sebenernya gimana sih?"

"Dia yang mana?"

"Set dah emang berapa banyak gebetan lo?" kata Qilla.

"Nggak tau. Gue udah nggak punya perasaan apa-apa lagi sama dia" kata Falva nggak nyakin.

Qilla mendengus, "bohong banget kalau lo bilang udah nggak punya perasaan apapun. Mana ada cewek yang nggak punya perasaan apapun, tapi ngamuk pas liat cowok itu jalan bareng sama cewek lain" kata Qilla nyindir.

"Bodo amat" kata Falva cuek.

"Qi, balik yu?"

Falva sama Qilla noleh barengan, kedua cewek itu cuma diem aja nggak ngerespon apapun. Sementara itu Lucas dengan gaya sok coolnya itu masuk ke dalam kelas.

"Belom balik?" tanya Lucas.

"Kan nungguin lo bambank!" jawab Qilla sekenanya.

"Gue udah ada disini, jadi balik yuk?"

Qilla menatap Falva, yang ditatap nggak mau menatap balik. "Kalau mau balik, balik aja gue gapapa" ucap Falva seadanya.

Lucas senyum kecil cowok itu menutup laptop Falva jail. "Yang cowok nya digandeng orang lain lagi galau nih?"

"Siapa?"

"Lo"

"Yang tanya!" kata Falva cuek dan mulai membereskan barang-barang yang berserakan diatas meja.

Qilla ketawa kecil liat Lucas yang cemberut, "Fal lo balik bareng siapa?" tanya Qilla yang niatnya sih pengen pulang bareng Lucas sambil kualitime berduaan.

"Balik sendiri" kata Falva yang ngerti kalau mereka berdua mau jalan.

"Bener nih?" tanya Lucas nggak enak.

"Iya, gue balik sendiri juga gapapa kok. Nanti gue pesen ojol aja" seru Falva sambil ngasih Flashdisk ke pemiliknya.

"Makasih ya Qi" seru Falva seraya mengecek kolong mejanya siapa tau ada barang yang tertinggal.

"Masama. Gue duluan ya Fal" kata Qilla barengan sama Lucas yang juga ngomong kayak gitu mana mukanya tengil banget minta digorok.

"Iya" kata Falva yang udah males nanggepin.

Falva natap ngenes kearah Qilla yang lagi pegangan tangan sama Lucas. Romantis bener dah, berasa dunia milik mereka berdua yang lain cuma numpang nafas. Kenapa kisah cinta mereka kayak es krim paddel pop rainbow : warna-warni, manis pula. Lah kisah cinta dia kek es batu, tawar, dingin, keras pula.

"Huft"








🍑🍑🍑













"Oi"

Falva nengok tapi setelahnya dia nyesel udah nengok.

"Balik sendiri?"

"Menurut lo?" kata Falva nggak santai.

"Santai nggak perlu ngegas" kata cowok itu sambil cengar-cengir nggak jelas.

Falva nggak nanggepin dia cuma jalan aja lurus nggak peduli kalau Fajar ngeliatin dia sama tatapan yang nggak pernah dia mengerti.

"Apa?!" kata Falva kesel soalnya tu cowo nahan-nahan tangan dia.

"Lo kenapa sih fal?" tanya Fajar dengan nada rendah.

"Gapapa! Udah sana pergi gue mau balik!"

"Nggak!"

Falva balikin badan terus natap Fajar dengan tatapan sinis, "siapa lo sampai ngelarang-larang gue kayak gitu hah?" tanya Falva dengan nada tinggi.

"Gue calon imam lo"

Falva ngedengus, ni cowok udah sinting apa gimana sih? Kemarin aja gandeng-gandeng tangan cewek lain, lah terus sekarang nggak ada angin nggak ada ujan malah ngomong kayak gitu.

Situ sehat?

[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang minaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang