🌼; Boom

406 78 9
                                    

HAPPY READING!

Budayakan vote sebelum membaca, dan berkomentar setelah membaca.

OKE👌

"Sungguh luar biasa,Rasa yang hadir ketika kamu di dekatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sungguh luar biasa,
Rasa yang hadir ketika kamu di dekatku."

***


"Congrats!"

Fajar tersenyum mendapati gadis itu berdiri dihadapannya dengan keadaan yang lebih baik.

"Makasih, gue kesana dulu ya" kata Fajar.

Lelaki itu pergi menghampiri temannya, Falva mengerutkan keningnya bingung melihat Fajar berjalan dengan langkah yang sedikit pincang.

"Dia kenapa?" tanya Falva kepada Nug.

Nug yang tengah meneguk minumannya itu melirik sedikit kearah Falva.

"Oh kemarin dia jatoh," seru Nug sembari menutup kembali tutup botol itu.

"Jatuh?"

"Lah emang lo nggak tau?"

Falva menggelengkan kepalanya.

"Kemarin dia jatoh dari motor."

"Kok bisa?"

"Kemarin dia kalang kabut nyariin lo, padahal kemarin kita lagi latihan tapi pas dapet whatsapp dari bang Jeffri dia langsung cabut buat nyari lo."

"Iya mungkin karena dia panik dan kurang konsentrasi dia jatoh nyuksruk, tadinya dia nggak dibolehin maen tapi dia ngotot buat main"

Falva kembali dibuat diam, ia menghela nafas. Ini pasti karena dirinya, "makasih ya Nug."

"Iya masama, lo mau kemana?"

"Mau nyusulin dia dulu"

"Oh oke."










〰️〰️〰️










Falva menatap ragu, ia meremas botol tupperware nya dengan gemas. Ia meruntuk pada detak jantungnya yang kembali tak normal, rasa bersalah kembali menjalar kala ia menangkap suara ringisan yang berasal dari mulut lelaki itu.

"Samperin, enggak, samperin, enggak, samperin, enggak..."

"Oke bagus nggak usah disamperin," gumam Falva sembari berbalik ingin melangkah pergi.

"Eh Falva! ngapain disitu? kenapa nggak gabung aja" teriak Jeffri membuat Falva menghentikan langkahnya.

Ia berbalik lalu tersenyum canggung, "eh, nggak usah gue balik aja deh"

"Lo udah tanggung kesini" kata Fajar.

Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya menghampiri lelaki itu dengan perasaan tak menentu.

"Hehehe selamat jar," seru Falva pelan.

Jeffri menahan tawa, "eh sorry kayaknya gue harus cabut, gue lupa kalau hari ini gue mau fitting baju buat minggu depan. Jihan juga udah nungguin gue, baek-baek lo pada," seru Jeffri sembari melambaikan tangannya dan tersenyum jenaka.

Falva menahan umpatan pada lelaki itu, bisa-bisanya ia pergi meninggalkan dirinya dan Fajar diruang yang sama. Rasa canggung kembali datang, Fajar memilih diam sembari memejamkan matanya sedangkan Falva menengok kesana-kemari berharap ada salah satu temannya yang bisa menyelamatkan dirinya dari situasi menyembalkan ini.

"Gue nggak bakalan nerkam lo jadi biasa aja nggak usah gemeter kek gitu," seru Fajar tenang.

"Hah? Apan nggak kok, gue nggak gemeteran!" kata Falva cepat.

"Kenapa?" tanya Fajar.

"Gue, gue mau minta maaf."

Fajār mengangkat alisnya, "maaf buat apa?"

"Buat kaki lo," kata Falva merunduk tak berani menatap netra hazel milik Fajar.

Fajar sendiri tak banyak merespon, ia berdiri dari duduknya dengan susah payah sebelum akhirnya berjalan dengan terpincang menghampiri Falva.

"Hei, lo kenapa?" seru Fajar sembari mengangkat dagu Falva untuk menatap matanya.

Mata sipit milik gadis itu sudah berair, Fajar jadi kalang kabut sendiri.

"Lo kenapa? Jangan nangis!"

"Maafin gue, gara-gara gue kaki lo jadi kayak gini. Ini bukan kali pertama lo luka gara-gara nolongin gue" ujar Falva terisak.

Fajar merubah ekspresinya, "nggak usah nangis, lo malah makin jelek kalau nangis kayak gitu" kata Fajar mencoba menghibur tapi jatuhnya malah kayak ngeledek.

Falva mencibir, gadis itu menghapus air matanya kasar dan menatap Fajar dengan kesal.

Fajar mendengus, ia mencondongkan tubuhnya untuk lebih mendekat kearah Falva. Gadis itu mematung menahan nafasnya.

"I love you"

Kecupan ringan itu mendarat dikening Falva, mata gadis itu menggerjab-gerjab tak percaya. Ia berpikir seolah semuanya adalah mimpi.

"Gue sayang sama lo Fal."

[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang minaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang