🌼; Panas

406 68 11
                                    

Falva mematikan keran air. Ia menghela nafas sambil nepuk-nepuk pipinya pelan.

"Falva lo kenapa sih?" tanya Falva pada dirinya sendiri.

Cewek itu mematut dirinya di cermin, kenapa sih semua orang yang menghilang tertelan bumi itu harus kembali lagi? Kenapa semesta senang sekali mempermainkan dirinya? Punya dendam apa sih?

"Kamu cantik"

Falva tersentak, gadis itu berusaha biasa aja ketika melihat Yerita sudah berdiri disampingnya.

"Nggak nanya" jawab Falva cuek.

Yerita ketawa, tawa aja cantik.

"Kamu cemburu ya?"

Falva ngelirik Yerita lewat cermin, "sama?"

Yerita mematikan keran terus ngambil tisu untuk mengeringkan kedua tanganya yang basah. "Aku"

"Bodo amat" kata Falva cuek.

"Aku bukan pacar Fajar kok" ujar Yerita.

"Udah tau"

"Terus kenapa tadi kamu kayak gak suka gitu?"

Falva ketawa pelan, gadis itu berdiri menyamping menghadap Yerita. "Emang siapa sih yang nggak suka sama lo? Lo punya fisik yang oke dan lagi pula lo punya segalanya──"

Yerita senyam-senyum membuat Falva makin merasa sebal sendiri.

"Tapi satu yang jelas gak bakalan lo punya──rasa malu!" sarkas gadis Senjani itu dengan tenang.

Air muka Yerita langsung berubah seketika.

"Maksud lo?"

"Gue rasa lo masih punya ingatan yang bagus buat inget semua kelakuan jelek lo itu, oh atau kalau lo mau gue bisa kok ceritain semua kelakuan lo yang minus akhlak" ujar Falva dengan nada mengejek.

"Emang gue ngelakuin kejelekan apa? Gue selalu ngelakuin semua hal dengan sempurna tuh"

"Sempurna pala lo gundul! Jadi PHO, tukang adu domba, tukang cari muka, sok berkuasa itu lo bilang sempurna? Sehat mbaknya?"

Yerita tertawa pelan. "Dari dulu lo selalu sinis kayak gitu?" tanyanya.

"Maaf emang kita pernah kenal?" tanya Falva sarkas.

Yerita menghela nafas, "lo masih belum bisa maafin gue Fal?" balas Yerita dengan nada rendah.

Falva melirik sinis "gue bisa aja maafin lo karena gue inget lo pernah jadi orang yang bener-bener gue percaya, tapi gegara lo ngelakuin itu bikin gue jadi ragu buat maafin lo Yer" kata Falva.

"Se-fatal itu kah kesalahan yang gue perbuat?" tanya Yerita.

"Lo pikir aja sendiri" kata Falva udah niat mau pergi ninggalin ini cewek tapi Yerita menahan Falva untuk tidak pergi.

"Fal maafin gue," kata Yerita putus asa.

"Gue nggak bisa maafin lo Yer, maaf" kata Falva melepaskan tangan Yerita yang ada ditangannya.








Fajar diam seraya menguping perdebatan antara dua cewek itu dengan tenang. Dia nggak ada niat untuk masuk dan melerai keduanya, dia masih punya pikiran untuk nggak ngelakuin itu.

Cowok itu menegakkan tubuhnya ketika telinganya nangkap suara pintu yang terbuka. Mata keduanya sempat saling tatap sebelum akhirnya Falva memilih berlalu pergi begitu saja.

"Fajar" panggil Yerita.

"Apa?" jawabnya.

"Kenapa harus jadi kayak gini sih Jar?"

"Iya karena semua ini lo duluan yang mulai Yer!"

Yerita berhambur ke pelukan Fajar, membuat pemuda itu mendelik dan melihat keadaan sekitar yang untungnya sepi.

"Lo ngapain sih Yer? Kalau orang liat gimana!"

"Gue butuh lo Jar"

"Udah gak usah nangis seolah-olah lo yang terluka disini. Semua ini juga karena lo yang mulai duluan!"

















Tanpa mereka sadar di sana ada mata yang menatap keduanya dengan perasaan sendu.

"Salah gue sih, harusnya gue nggak terlalu jatuh sama dia. Jadi rasa sakitnya pun nggak bakalan separah ini" kata gadis itu berlalu pergi begitu saja.

[✓] i love you 3000 ; mark lee, kang minaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang