Bagian 29

956 70 0
                                    

"Mana suami saya?" Teriak Fathimah kepada orang yang diyakini adalah Kim. Namun Kim hanya tertunduk.

"Baby, is he fine, baby?" ucap Sarah sambil memegang pipinya. Kim mulai mengangkat sedikit kepalanya lalu memeluk istrinya.

"I'm afraid, Baby. He is a kind man. Very kind man." Ternyata suaminya pun bisa menangis karena sahabatnya.

"Yes I know." Ucap Sarah memberi kekuatan.

"Dokter, Bagaimana keadaan suami saya?" Ucap Fathimah panik ketika melihat dokter keluar dari ruang penanganan.

"Dia koma, kekurangan oksigen terlalu lama menyebabkan beberapa organnya terganggu. Dan otaknya sudah tidak berfungsi dengan baik. Ada yang bernama, Rara?" Jelas dokternya.

"I'm Fathimah Azzahra, his wife." Jawab Fathimah berusaha untuk tegar.

"He need you. Dia terus memanggil namamu ketika kami tangani. He said, Rara please don't cry." Ucapnya lemah.

"Can I meet him, sir?"

"Yes, please."

Di dalam ruangan

"Mas, Hamas." Ucapnya riang.

"Hai bidadariku. Apakah kamu merindukanku? Tolong lepas alat-alat ini, sayang." Ucap Hamas sambil merentangkan tangannya menyambut kedatangan Fathimah.

"Tidak, Mas. Ini demi kebaikanmu." Tolak Fathimah.

"Mas mohon..."

Sedangkan di luar, Sarah menerima telepon terlebih dahulu dari orangtua Hamas.

^^Hello, Sarah. Where are you? We're in Taipei.^^ Ucap Abinya Hamas.

"We in hospital, Sir. Dia masih hidup. Dia kuat. Tetapi masih koma." Ucapnya.

^^Kita akan segera sampai.^^

Sarah langsung mematikan gawainya dan segera beranjak masuk bersama Kim, suaminya.

"Hei, Hamas. Kau sudah sadar sahabatku?" Ucap Kim tak percaya.

"Oh tentu, aku harus menyambut bidadariku disini." Jawab Hamas. Tidak seperti kondisinya tadi di ambulans. Dia terlihat sangat sehat.

"Maafkan aku tidak menemanimu di bawah tadi, Hamas. Jika aku disana aku tidak akan membiarkanmu memberikan oksigenmu." Ucap Kim frustasi.

"Sudahlah Kim. Semua sudah berlalu." Lagi-lagi senyuman yang terpancar dari wajahnya.

"Aku panggilkan dokter." Sarah langsung beranjak tanpa meminta persetujuan Hamas. Ada yang aneh Sarah rasa. Tadi dokter mengatakan bahwa Hamas koma.

"Ah istrimu terlalu baik. Tidak perlu panggilkan dokter, ada penjagaku disini." Ucapnya sambil melihat ke arah depan tempat tidurnya yang tidak ada siapa-siapa disana.

"Aku tidak akan menangis, Mas. Aku janji. Asalkan kamu terus disampingku, Mas." Ucapan Fathimah seakan langsung mengalihkan penilaian aneh Kim kepada Hamas.

"Ssstttt.. Ingat janjimu. Ada atau tanpa mas, ade akan menjadi wanita yang tegar. Apapun yang terjadi, janganlah menangis." Ucap Hamas kemudian memeluk Fathimah penuh cinta.

"Kau Hidup? Biar ku periksa terlebih dahulu."

Koko MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang