Bagian 26

906 68 0
                                    

^^ Hello istriku yang cantik. Selamat pagi. Sudahkah al-ma'tsurot dan murojaahnya? Mas mu sedang salam perjalanan bersama dosen mas menuju perusahaan Ban. Jangan lupa makan dan solat dhuha istri solehahku. Hei sir, would you to say hi to my beatifull wife? "Hello Hamas's wife. Nice to know you. Sorry i borrow your prince for now. Don't made to me." Hahaha she is very kind, Sir. Sudah dulu yaa istriku, aku sangat mencintaimu.^^

Selama Hamas berada di Taiwan, ia tidak sempat melakukan video call bersama istrinya. Jadwal penelitian yang padat membuat waktunya sangat tersita. Bahkan tidurnya pun tak menentu. Namun hamas selalu menyempatkan mengirimkan video-video kepada istrinya.

^^Hello bidadariku. Lihatlah suamimu ini sangat kotor dan kumel. Masihkah ade mau menerima suamimu ini? Ini tempat penelitian mas, sayang. Penuh dengan asap. Ade tidak akan kuat disini. Sudah ya, bos besar sudah datang. Love you, bidadariku.^^

Fathimah sangat rindu dengan suaminya. Sejak kepergian Hamas, ia tidak pernah melupakan pesan-pesan Hamas. Ia juga baru menyadari bahwa banyak sticky note tertempel di rumah ini. Seperti tadi pagi ketika ia akan mengambil air minum. "Yang banyak minumnya, sayang. Tapi jangan minum air dingin ataupun makan es." aku tertawa membacanya. Fathimah pun membuka lemari dan menemukan lagi sticky note, "Aku sangat menyukai ketika kamu mengenakan pakaian berwarna pink. Kau sangat terlihat cantik, sayang." Walaupun Hamas tidak ada di rumah ini, tapi pesan-pesannya selalu terngiang dalam kepalanya. Ditambah dengan adanya sticky notes hampir di setiap tempat.

<Hello suami Rara. Jalan Rara menuju surganya Allah. Rara selalu ingat semua pesanmu, sayang. Rara tidak pernah minum dingin. Rara tidak pernah melewatkan waktu murojaah. Rara rindu sekali denganmu, Mas. Cepat kembali, Mas.>

Dua hari yang sangat panjang bagi mereka. Khususnya bagi Fathimah karena belum banyak hal yang bisa ia lakukan di kota ini.

^^Hello istriku. Ah ade membuat mas mu ingin segera pulang saja. Mas mu akan segera kembali. Oia, mas tau ade kesepian, mas meminta istri dari sahabat mas untuk menemanimu. Supaya ade ada kegiatan disana. Sudah yaa, Mas sebentar lagi harus observasi bawah tanah. Mas selalu mencintaimu, Fathimah Azzahra Rusliansyah. Mencintaimu sampai surganya Allah. Apapun yang terjadi mas mohon ade jangan menangis. Teruslah doakan mas. Dan teruslah berbahagia.^^

Fathimah tersenyum. Suaminya sangat tahu bahwa Fathimah pasti akan merindukan raga dan suaranya sehingga ia selalu membalas pesannya menggunakan video. Terkadang ia juga mengirimkan videonya ketika sedang muroja'ah. Manisnya Hamas ini. Mas, Ara rindu. Cepatlah pulang. Fathimah pun tertidur sambil memeluk kemeja suaminya.

Ting tong ting tong. Fathimah segera mengenakan kerudung dan kaus kakinya.

"Assalamu'alaikum, Fathimah Azzahra, right?" Tanya wanita bule itu

"Wa'alaikumussalam, Yeah. I am. What can i do for you?"

"Hello, I'm Sarah. Kim's wife. He is your husband's friends." Jelasnya sedikit bingung

"Oh Sarah. Yes, my husband have tell about his friend's wife. He tell that you will come to our home. Please welcome, Sarah." Akhirnya Fathimah mengerti maksud kedatangan Sarah.

"Kamu pasti sangat kesepian di rumah. Will you join with our moeslim community here, Fathimah?" Tawar Sarah

"Ah sure. I really want to join. When will we go?"

"Of course, Now. Common."

"Wait, I will change my dress first. Please."

"Okay."

Fathimah sangat bahagia bisa bergabung dengan komunitas muslim di negeri ini. Muslim di negeri ini masih terbilang minoritas dan cenderung menerima ketidakadilan. Muslim asli negeri ini adalah suku Han. Dan lokasinya cukup jauh dari Beijing. Komunitas muslim ini didominasi oleh para pendatang muslim khususnya para mahasiswa.

"Dimana suamimu, Sarah?" tanya Fathimah.

"Ia pergi bersama suamimu." Ucapnya ringan. Fathimah melihat tidak ada beban sama sekali pada diri Sarah ketika ia berjauhan dengan suaminya.

"Tidakkah kamu merindukannya?" Tanya Fathimah penasaran. Mungkinkah Fathima terlalu berlebihan meratapi kepergian suaminya ini. Padahal hanya tugas selama empat hari.

"Sangat. Tapi aku berusaha mengikhlaskan ia pergi, Fathimah. Karena ketika suami pergi dengan melihat ketidakikhlasan istrinya, itu akan mempengaruhi ketenangan ia dalam bekerja, Fathimah."

"Oh, Mas Hamas juga suka bilang begitu."

Akhirnya mengalir lah cerita kisah romansa perjalanan mereka sampai ada di hari ini.

Tak lama teleponnya berbunyi.

"Hello, honey. How are you babby? I really miss you."sapa Sarah.

Koko MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang