Bagian 33

1K 81 5
                                    

Dua tahun tepat kuliah telah Fathimah tempuh. Hari ini tibalah masa graduation dari Renmin University of China. Fathimah Azzahra Rusliansyah, S.Pd., M.Sc.

"Rara telah tuntaskan satu keinginanmu, Mas. Dan Rara dapat predikat cumlaude. Trimakasih sudah menemani hari-hari Rara ketika kuliah disini." Ucap Fathimah sambil menatap langit mencari ketenangan dan merasakan hadir Hamas dalam kelulusannya.

"Ayah bangga sama kamu, Ra. Selamat yaaa." Ucap ayahnya.

"Terimakasih sudah mewujudkan keinginan anak Umi, Ra." Ucap Uminya Hamas.

"Tidak, Umi. Lulus S2 dan dapat magister. juga keinginan Rara sejak lama dulu. Tapi memang Mas Hamas menjadi salah satu wasilahnya." Ucap Fathimah yang kemudian mereka berpelukan.

Setelah kepergian anak tunggalnya Abi dan Uminya Hamas memang menganggap Fathimah lah anaknya. Lagipula secara mahrom Abi dan Uminya Hamas masih tetap menjadi mahromnya Fathimah walaupun sudah terputus hubungan pernikahan ia dengan Hamas. Namun kini, Uminya Hamas pun tengah mengandung karena secara usia masih diperbolehkan untuk Uminya Hamas mengandung walaupun melalui program bayi tabung.

"Bagaimana kabar adik Rara di dalam sana? Apakah ia sehat?" Ucap Fathimah sambil memegang perut uminya Hamas.

"Aw. Sepertinya ia menyukaimu, Ra." Ucap Uminya kepada Fathimah ketika anak di dalam perutnya menendang.

"Heii. Apakah kau mau menggantikan kakakmu menjadi suamiku, adik? Ah terlalu jauh usia kita." Ucap Fathimah menggoda dan semua pun tertawa.

"Hello Fathimah. Congraduation for your Master Degree." Ucap seorang lelaki yang namanya sempat terpatri di hatinya.

"Ah thank you. Sengaja datang kesini atau?" Ucap Fathimah penasaran namun sopan.

"Kau lupa Fathi? Kakak pertama saya tinggal di shyanghai. Aku sedang mengurusi cabang usahaku disini, di Beijing." Ucapnya jujur namun bukan itu alasan utamanya.

"Tidak kah kau rindu dengan saya, Cah Gendeng?" Ucap ayahnya Fathimah.

"Tentu, Pak. Sepertinya kepala saya sudah lebih kuat untuk menemui, Bapak." Ucap Arshlan sambil mendekatkan kepalanya mendekat ke tangan Pak Ahmad bersiap untuk menerima pukulannya.

"Dasar kau ini. Sudah lulus dari UNJ dan Tazkia?" Tanya Pak Ahmad.

"Sudah, Pak. Dua bulan lalu tapi di UNJ baru akan wisuda bulan depan, Pak. Saya tunggu bapak disana." Ucapnya.

"Sudah menikah?" Tanyanya.

"Belum, Pak." Ucapnya sambil menutup kepalanya.

"Ah, cah gendeng. Sudah saya bilang dalam islam itu dilarang untuk membujang. Terlalu tua kamu untuk menikah." Ucap ayahnya Fathimah yang membuat semua tertawa disana.

"i..iya ampun, Pak."

"Oh iya, mana Hamas? Aku mau memenuhi janjiku padanya." Tanya Arshlan.

"Iya ada di tempat terbaik. Oh umi abi, kenalkan ini Kak Arshlan. Dia ehhmm adiknya sahabat pena, Rara." Ucap Fathimah.

"Iniloh jeng, orang ini yang jadi salah satu alasan CV Hamas sempat tertahan beberapa bulan." Jelas Ibunya Fathimah karena mereka sempat membicarakan ini.

"Oh masyaaAllah. Tampan sekali kamu, Nak. Kami orangtuanya Hamas."

"Salam kenal, Pak, Bu." Ucapnya.

"Saya permisi dulu kalau begitu. Saya mau mecari Hamas." Pamit Arshlan kemudian dipanggil oleh Fathimah.

"Kak Ar. Mas Hamas di Indonesia." Ucapnya

"Mengapa dia minta aku untuk datang ke kelulusan kalian? Dia sendiri tidak datang."ucap Arshlan.

"Untuk apa dia menyuruhmu datang? Kapan dia menyuruhmu" Tanya Fathimah tetap dengan intonasi ketusnya namun dengan nada melemah.

"Entahlah. Dia bilang ada hadiah untukku. Dia memintaku datang ketika kamu menyuruhku video call dengannya menggunakan HPmu dulu, Fathi." Jawabnya.

Fathimah pun hanya terdiam. Kejutan apalagi yang akan Mas Hamas berikan bagi hidupnya.

"Nak, Ar. Hamas sudah meninggal dua tahun yang lalu. Ketika usia pernikahan mereka belum genap dua bulan. Dia dimakamkan di Indonesia." Ucap Abinya Hamas.

"Innalillahi wa innailaihi rooji'un. Mengapa bapak tidak cerita?" Arshlan menuntut penjelasan dari ayahnya Fathimah.

"Karena setiap kamu kerumah tidak pernah menanyakan kabar Rara ataupun suaminya." Jawab ayahnya Fathimah singkat.

"Saya ikut berduka. Mohon maaf karena saya baru tau. Sekali lagi selamat atas master degree mu, Fathi. Saya izin pamit, semuanya." Pamit Arshlan tak lama ia berbalik lagi.

"Jika masih ada waktu di negeri ini, datanglah ke restoran halal ku, jarak 5 block dari tempat ini. Ini alamat restorannya. Kabari saya jika mau berkunjung, akan ku buatkan makanan spesial untuk kalian." Ucap Arshlan sambil memberikan kartu namanya.

Mungkinkah Hamas ingin menghadiahi pria itu Rara? Apakah Hamas pun sudah menyiapkan lelaki penggantinya? Gumam abinya Hamas dalam hati sambil menatap kepergiannya. Mereka pun berfoto kemudian berkunjung ke flat yang telah ditempati Fathimah selama dua tahun.


Koko MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang