Bagian 39 End

1.9K 92 0
                                    

"Ra, kakak ke kamar mandi dulu yaa." Ucap Arshlan ketika mereka sedang santap malam di salah satu restoran pinggir pantai di Lombok.

"Selamat malam semuanya" Fathima mendengar suara yang familiar dari microfon.

"Lama ga jumpa sama gue Mr.Nam." Pandangannya jatuh pada pria bertopeng di mini stage sana.

"Oia malam ini gue ga sendiri dong, gue ditemani bidadari gue. Fathimah Azzahra Rusliansyah" Fathimah pun terkaget ketika ia membuka topengnya. "Kak Ar"

"Wah akhirnya Mr.Nam membuka topengnya."

Ketika kau tertawa,ku pandang dengan pasti oh dirimu menarik hati ku

dan biarkanku menatapmu, dengan perasaanku yang menggebu tiada henti

Andaikan engkau mengerti perasaanku saat ini namun engkau tak mengerti itu

Aku pemujamu disini yang tak engkau kenali sedikitpun sepercikpun kini

Dan biarkanku menatapmu dengan perasaanku yang menggebu tiada henti

Andaikan engkau mengerti perasaanku saat ini namun engkau tak mengerti itu

Menyusuri ruang hati mu yang tebal tak dapat ku sentuh

semua ini hanyalah angan anganku yang terlalu jauh

"Jadi gue mau cerita. Lo pada tau kan kalau dulu gue gabisa deket sama cewe. Jangankan deket sama cewe, liat foto cewe aja bisa bikin gue menggigil berhari-hari. Nah bidadari gue ini adalah cewe pertama yang gue deketin setelah gue sembuh. Cewe yang pertama kali bikin gue bahagia tapi juga cewe yang bikin gue sakit hati sampe pengen mati aja gue. Lebay ga gue?"

"Dia adalah bidadari yang tiga tahun lalu bikin gue patah hati. Lamaran gue ditolak guys. Tapi ternyata dia ga bener-bener nolak gue. Dia cuma pengen gue lebih berjuang tapi sayangnya gue gak peka. Dia keburu dihalalin orang guys. Dan emang ini orang adalah cowo yang udah lama bidadari gue suka. Dan orang itu juga udah lama suka sama bidadari gue. Miris ga si gue, guys?" Lanjut Arshlan.

"Jadi ini wanita yang dulu sering lo ceritain?" Tanya salah satu pengunjung.

"Tepat. Pasti lo pengunjung setia kafe ini, Bro." Ucapnya membalas pertanyaan pengunjung.

"Tapi sayangnya suami dia yang menurut gue juga itu cowok emang perfect. Dia meninggal dengan mulia, guys. Sialnya gue baru tau suaminya meninggal setelah dua tahun dia meninggal. Selama ini gue bener-bener nahan perasaan gue guys. But but. Kemaren gue baru halalin dia. Tepuk tangan dong buat gue." Ucap Arshlan dengan sumringah.

"Guys. Gue pernah ngerasain gimana sakitnya patah hati ditolak sama satu cewe, Tapi gue juga kali ini ngerasain gimana bahagianya banget diterima cintanya sama cewe yang sama. Berkali-kali lipat bahagianya."

"Terharu banget gue, Mr.Nam." Ucap beberapa orang di kafe.

"Dan yang buat gue lebih bahagia lagi guys. Walaupun gue suami kedua dia tapi... Ah gausah diceritain bagian ini lah guys. Dosa nanti kalian yang denger. Please Welcome my princess Fathimah Azzahra Rusliansyah."

Fathimah pun maju dan mendapatkan ciuman di keningnya. "Kita nyanyi bareng yak" ucap Arshlan.

"For you my prince." Balas Fathimah yang mengambil posisi duduk di depan piano.

"Satu hal yang ga lo tau dan gue tau sekarang, Hamas. Istri gue bisa main piano." Ucap Arshlan merasa memenangkan Fathimah. Ia bergeser supaya duduknya lebih berdekatan dengan Fathimah.

Saat bahagiaku duduk berdua denganmu hanyalah bersamamu

Mungkin aku terlanjur tak sanggup jauh dari dirimu

Ku ingin engkau selalu

'tuk jadi milikku, ku ingin engkau mampu, ku ingin engkau selalu bisa

Temani diriku sampai akhir hayatmu meskipun itu hanya terucap

Dari mulutmu, dari dirimu yang terlanjur mampu

Bahagiakan aku hingga ujung waktuku, selalu

Seribu jalanpun ku nanti bila berdua dengan dirimu melangkah bersamamu

Ku yakin tak ada satupun yang mampu merubah rasaku untukmu

Ku ingin engkau selalu

'tuk jadi milikku, ku ingin engkau mampu, ku ingin engkau selalu bisa

Temani diriku sampai akhir hayatmu meskipun itu hanya terucap

Dari mulutmu, dari dirimu yang terlanjur mampu

Bahagiakan aku hingga ujung waktuku, selalu

"Love you, my princess"

"Love you too, my prince"

THE END

Koko MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang