Bagian 21

1K 85 0
                                    

Semua persiapan sudah selesai. Pernikahannya akan diselenggarakan di ballroom hotel dekat rumah Fathimah. Pernikahannya sederhana namun elegan dan dipenuhi dengan nilai-nilai islami.

Akad nikah pun diselenggarakan. Pukul 08.00 pihak calon pengantin laki-laki sudah berada di lokasi. Semua tamu yang hadir di akad nikah ini termasuk teman-teman terdekat mereka baru mengetahui dari sambutan kedua belah pihak keluarga tentang proses lamarannya. Bahwa mereka sudah sama-sama menaruh harap sejak awal kuliahnya namun mereka tidak saling menyadari.

Prosesi akad pun berlangsung, Hamas sendiri yang menggemakan ayat suci Al Quran. Ia bacakan Q.S. Luqman berharap rumah tangganya nanti dapat banyak mengilhami hal hal baik dari kisah-kisah Q.S. Luqman tersebut.

"Saya terima nikah dan kawinnya Fathimah Azzahra Rusliansyah binti Ahmad Rusliansyah dengan mas kawin 25gram emas dibayar tunai." Ucap Hamas dengan lantang dan lancar.

"Saahhh" semua orang mengucap syukur dan berdoa untuk rumah tangga mereka.

Fathimah pun masuk ke dalam tempat akad berbalut gaun brukat berwarna putih, dengan kerudung yang menjuntai syar'i dan polesan make up yang tipis. Ia didampingi oleh kakak lelaki dan adik lelakinya. Bodyguardnya. Kalau kata Fathimah ketika ia menceritakan kisah keluarganya ketika dulu Hamas dan teman-temannya berkungjung ke rumahnya.

"MasyaaAllah" kalimat pertama yang dilontarkan Hamas ketika ia mampu dengan damai menatap wajah istrinya.

Hamas langsung menyapa kedua bodyguard Fathimah dan mengambil alih tangan Fathimah dari mereka. Ia menyentuh ubun-ubun istrinya dan membacakan doa

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ ، وَأَعُوْذَ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya".

Diciumnya lembut kening teman seperjuangannya yang kini sudah sah menjadi istrinya, kemudian ia sempatkan berbisik di telinganya "Ana uhibbuki fillah." yang sukses membuat pipi Fathimah semakin merona.

Ada sepasang mata haru sekaligus menahan sakit melihat pemandangan di depannya. Dialah Arshlan yang membuktikan janjinya bahwa ia akan hadir di pernikahan wanita itu. Walaupun ia sadar sudah tidak ada kesempatan untuk kembali melamar Fathinya, namun tidak dipungkuri bahwa rasanya kepada wanita itu sulit dihapuskan meskipun kini ia sudah disibukkan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Ia mulai kuliah S2 mengambil Ilmu Pendidikan Agama Islam di UNJ. Selain itu ia juga bergabung ke salah satu pondok menghafal AlQuran.

Setelah selesai penandatangan berkas oleh pihak KUA, bertukar cincin, kemudian Hamas mengajak istrinya untuk langsung menunaikan sholat sunnah dua rakaat. Hamas sebagai imamnya dan Fathimah sebagai ma'mumnya. Begitu syahdu prosesi akad nikah mereka.

"Koko bahagia melihat Fathiku bahagia bersama lelaki yang ia cintai dalam diamnya." Ucap Ahmad tepat disamping Arshlan.

"Aku juga bahagia melihat Fathi tak henti-hentinya tersenyum dan menatap suaminya penuh cinta. Beruntung sekali Hamas bisa dapatkannya." Ucap Arshlan kepada Ahmad

"Pasti ada muslimah beruntung juga yang bisa dapatkan adik koko ini." Ucap Ahmad sambil menepuk pundak Arshlan kencang berusaha menguatkan sebagai sesama pria.

Prosesi resepsi pun berlangsung. Hamas dan Fathim berjalan ditengah-tengah gedung disambut dengan teman-temannya. Siapapun yang melihat pasti sudah dapat melihat bahwa dua insan itu sangat bahagia dan saling memancarkan cinta.

"Wah Nak Ahmad dan Nak Arshlan. Terimakasih sudah menyempatkan datang. Setelah ini kita berbincang terlebih dahulu ya. Saya tunggu di meja tamu keluarga." Ucap Ayahnya Fathimah

"Baik, Pak." Ucap Ahmad.

"Barakallahulaka wabaraka 'alaika wajama'a bainakuma fii khair" ucap Arshlan menengadahkan kedua tangannya di depan kedua pengantin yang diikuti oleh kedua pengantin yang ikut tengadahkan kedua tangannya.

Fathimah kaget bahwa lelaki dihadapannya adalah Arshlan yang setengah tahun lalu ia tolak. Masihkah ada cahaya cinta diantara mereka berdua? Hamas menyadari perubahan sikap istrinya dan tatapan Arshlan yang mengunci.

"Ekhem ekhem, terimakasih sudah hadir." ucap Hamas yang membuat Fathimah sadar bahwa ia telah salah tingkah. Fathimah kemudian merangkul lengan Hamas.

"Ehm, Mas ini Kak Arshlan dan Kak Ahmad. Mereka berdua ini mualaf. Kak Ahmad lima tahun lalu, dan Kak Arshlan 10 bulan yang lalu. Ehm, dan Kak Arshlan pernah bertamu ke rumah menemui ayah enam bulan yang lalu." Jelas Fathimah berusaha jujur kepada suaminya dan Hamas mengerti maksud dari istrinya.

"Oh masyaaAllah. Barakallah, Bang. Tapi mohon maaf ni Bang, istrinya ga bisa ane bagi. InsyaaAllah ada wanita soleh lainnya yang berhak atas abang." Respon diluar dugaan Fathimah yang keluar dari Hamas.

"Kapan-kapan kita jumpa lagi ya, Bang." Ucap Hamas.

Arshlan pun menyambut keramahan Hamas.

"Terimakasih atas tawarannya. Dan terimakasih Fathi sudah mengenalkan aku kepada suamimu. Turut bahagia atas pernikahanmu." Ucap Arshlan.

"Sudahlah Ar. Ayok, Pak Ahmad sudah menunggu dari tadi disana. Terimakasih ya Fathiku. Semoga berbahagia." Ucap Ahmad.

"Jaga perempuan istimewa ini sepenuh jiwamu, Hamas. Dia wanita terbaik yang pernah aku kenal. Bahagiakan ia, dan jangan sampai kamu sekalipun buat dia menangis. Kalau sampai ia menangis, siap-siap akan kuberi kau pelajaran." Ucap Arshlan memperingati Hamas.

"Siap bang, ane kenal siapa istri ane ini." Ucap Hamas posesif sambil menggenggam tangan Fathimah.

Arshlan pun meninggalkan pelaminan dan mendatangi Pak Ahmad yang telah menunggunya.

Koko MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang