Bab 6

929 95 27
                                    

"Seperti surat permintaan kerja sama yang kami kirim, kami ingin mengajak perusahaan Pak Zufar untuk projek peresmian resort baru kami yang, Insya Allah, bulan ini akan selesai pembangunanya. Apa Bapak setuju?" tanya Giovan, rekan bisnis Zufar. Kini, keduanya sedang berada di salah satu restoran ternama di ibu kota.

Zufar mengangguk dan menjawab, "Saya setuju untuk bekerja sama dengan Mahendra corp."

Giovan tersenyum puas, akhirnya dia bisa menggandeng[1] Musaid Group untuk bekerja sama. "Alhmdulillah," syukur Giovan. "Untuk properti resort kami percayakan pada Anda, Pak."

"Baik, kami akan memberikan properti berkualitas untuk resort, Anda," kata Zufar menyakikan.

"Terima kasih, Pak." Giovan menjabat tangan Zufar, yang langsung disambut pria berjas biru navy itu.

"Iya, semoga projek kita berjalan dengan lancar."

Zufar berharap keberhasilan projek ini supaya bisa menutup kerugian perusahaan.

***

Ansya mengeluarkan hp jadul 'tulalit' nya untuk membidik foto dari jarak jauh. Siapa lagi objeknya, jika bukan Zufar. Ya. Gara-gara hp satunya mati, Ansya terpaksa menggunakan hp bapaknya untuk memata-matai Zufar.

Hp bermerk Ayayabernyanyidengancincau itu memiliki kamera 2 MP (Mega Pixel), cukup, walau gambarnya tidak begitu high quality.

Ansya dengan celana jins, kaus putih beserta rompi compang-camping di bagian ujung lengan berwarna biru, mengendap-ngendap di taman. Padahal sedang sepi, dan tak ada pula yang ingin mengomelinya.

Sementara itu, di sisi lain, Zufar duduk di bangku taman sambil meminum cokelat panas dari sebuah cup dengan sangat nikmat. Menikmatinya sambil melihat bunga berwarna-warni, dan juga pohon yang hijau nan segar. Sangat menyejukan mata, dan membuat pikiran tenang,

Namun sayangnya, Zufar tak pernah memperhatikan rumput yang bergoyang. Di mana, di situ ada Ansya yang sedang merayap bagai ular yang sedang mengincar mangsanya. Ansya berguling ke kanan, lalu memfoto Zufar dari samping. Foto candid yang ia dapatkan cukup membuat Ansya antusias, walau hasilnya―kata anak zaman sekarang, b aja.

"Ganteng, ganteng, ganteng," gumam Ansya menirukan nada Ip*in dalam berbicara 'betul, betul, betul'.

Zufar mengusap leher kanannya, Ansya memfotonya kembali.

Zufar menatap ke atas sambil memejamkan mata, Ansya foto.

Zufar tambah tersenyum, Ansya foto-foto-FOTO.

Sampai pada akhirnya, gadis itu tidak sadar bahwa dirinya menampakan diri di depan Zufar, yang sedang memejamkan mata dan melihat ke atas. Kata hatinya, 'Tidak boleh menyia-nyiakan pria ganteng, keburu jadi ajang cuci mata.'

Cekrek!

"Eh?"

Tubuh Ansya menegang. Sebentar-sebentar, sepertinya ada yang salah, pikir gadis itu. Ansya kembali melihat layar hpnya, meneliti di mana letak kesalahannya berasa. Dan ternyata...

"Aih, Ansya! Ini teh kamera kenapa kamu aktifin nada suaranya atuh? Pinter banget nya, anaknya Emak Sahrini kw," ucap Ansya dengan sendirinya.

Zufar membuka matanya perlahan. Nada suara yang menggangu juga cempreng, serta penyebutan nama tadi sukses membuatnya terganggu. Namun, belum sempat matanya terbuka semua, telapak tangan Ansya lebih dulu menghalangi penglihatannya.

"Bentar, Pak, lagi posisi bagus, jangan gerak atuh," ucap Ansya yang sibuk pada pengaturan aplikas kameranya.

Zufar menepis telapak tangan Ansya santai, tentu hanya sebuah toelan dikit yang Ansya rasakan. Sungguh, sangat disayangkan.

"Kamu ngapain?"

"Foto."

"Siapa?"

"Bapak Om."

Zufar menepuk jidatnya, pusing menghadapi Ansya harus seperti apa lagi.

"Kamu pergi dari hidup saya, emangnya, gak bisa?" tanya Zufar sambil menyandarkan punggungnya ke kepala bangku.

"Nggak bisa, udah jalannya begitu," jawab Ansya masih sibuk dengan hpnya.

"Jalan apa?"

"Jalan pelaminan kita, atuh, Bapak Om."

"Siapa?"

"Yang nanya?"

"Bukan," Zufar menjedanya sejenak pun mengambil hp Ansya dari tangan gadis itu, "siapa juga yang mau sama kamu."

Jleb!

***

1. Menggandeng = Menuntun

To be continue.

Selamat malam, jangan lupa kasih vote dan komentar yang membangun untuk cerita ini ^^

Bantu share juga ya, ke teman-teman kalian buat baca juga cerita, ini ^^

Cerita ini tergabung dalam event menulis marathon Rex_Publishing , di tulis oleh dua orang @soviaya02 dan @khia_fa

Untuk menyapa kami bisa lewat IG : @soviaya02 , @duniasovi dan @khia_fa , @khia_fa01

Oia, kami mau minta pendapat kalian mengenai cerita ini, komen yah. Akan kami jadikan testimoni dan akan di pos ke IG, jangan lupa sertakan user IG yaa, biar kami bisa tag. Komentar teraktif juga akan kami pos. So, ramaikan yaa, teman-teman.

Salam manis dari kami ^^

Ceezy Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang