Bab 13

765 78 4
                                    

"Obatnya rindu adalah temu, tapi kenapa aku diam membisu saat melihatmu?"

***

Zufar duduk bersandar pada jok mobil, netranya memperhatikan laju kendaraan roda empat yang bergerak menyalip mobil alpard putih miliknya, pikirannya melayang pada kejadian tiga bulan yang lalu, dimana Pak Surya dengan sengaja melakukan tindakan korupsi pada dana perusahaan.

Setiap masalah, pasti Allah memberikan jalan keluar. Syukulah satu masalah pada perusahaan sudah dapat sepenuhnya teratasi. Pun kerja sama dengan Giovan mengenai projek resort yang ada di Lombok sukses meraih omset yang besar.

Lama merenung dengan pikirannya, tidak terasa mobil yang Zufar tumpangi sudah sampai di pelataran kantor Musaid group.

"Terima kasih, Pak," ucap Zufar pada Pak Agus---sopir keluarganya.

"Kembali kasih, Mas Zu," balas pria paruh baya itu seraya tersenyum.

Zufar mengangguk, lalu menutup pintu mobil dan melenggang masuk kedalam kantor.

"Selamat pagi menjelang siang Pak Zufar," sapa Aldin begitu Zufar sampai di depan ruangannya.

"Siang," balas Zufar. Zufar baru sadar kalau dia masuk kantor di jam menjelang makan siang, pantas saja jalanan ramai.

"Setelah makan siang, Pak Giovan akan berkunjung sebentar, Pak." Aldin kembali bersuara.

"Iya, nanti tolong pesankan nasi goreng seafood untuk makan siang Saya, kamu sekalian pesan juga."

"Baik, Pak." Aldin mengangguk, tangannya dengan lincah mengetik perintah Zufar pada layar tab.

"Kalau gitu Saya masuk." Aldin kembali mengangguk, Zufar melangkah masuk kedalam ruangannya.

Hari ini lumayan tentram dan damai menurut Zufar, kerjaan kantor berjalan lancar. Dari semalam monster kecil juga tidak megirimi ratusan pesan yang menurut Zufar tidak penting. Ada apa dengan gadis kecil itu?

Zufar menggelengkan kepalanya, kenapa malah teringat dengan tingkah Ansya.

Zufar mengambil satu dari lima tumpukan berkas yang ada di mejanya. Meneliti juga memahami materi untuk meeting sore nanti.

***

Tepat selesai jam makan siang, Giovan datang mengunjungi Musaid gruop untuk bertemu dengan CEO kantor tersebut.

Aldin mempersilakan Giovan untuk masuk ke dalam ruangan Zufar.

"Siang, Pak Zufar. Long time no see, ya!" sapa Giovan begitu netranya melihat Zufar yang tengah sibuk dengan berkas di tangannya.

"Siang." Zufar meletakan berkas di meja. "Iya, terakhir kita bertemu saat jamuan makan malam. Silakan duduk, Pak."

Giovan mengangguk, ia mendudukan dirinya di depan Zufar dengan meja sebagai penghalang.

"Saya minggu lalu berkunjung ke Bandung, suasana di sana masih lumayan sejuk, tidak terlalu kena polusi. Saya berniat mendirikan apartemen disana, Pak." Giovan tersenyum sebelum melanjutkan ucapannya. "Mengingat projek kerja sama kita yang pertama berhasil, Saya ingin mengajak Anda kembali dalam projek Saya."

Zufar tidak langsung menjawab, ia berpikir sebentar, tawaran Giovan memang menjanjikan. Hasilnya sudah Zufar buktikan dengan omset yang merka dapat dari resort yang ada di Lombok.

"Di Bandung belum ada cabang dari Musaid group, Saya juga ada niatan membuka cabang baru. Saya rasa Bandung juga daerah yang patut di perhitungkan. Kelebihannya seperti yang Anda sebutkan tadi."

Ceezy Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang