15

852 89 0
                                    


Another pov

Saat ini jennie tengah berada di sebuah rumah sakit, ia sedang menunggu namanya dipanggil.

"nyonya kim jennie" suster mamanggil namanya. Ia segera berdiri dan berjalan ke ruangan dokter.

"silahkan masuk" suster membukakan pintu untuk jennie.

"terimakasih sus"  ucap jennie ramah, berbeda saat ia sedang dirumah.

"anda ingin memeriksa kandungan?" seru dokter park.

"ne uisa(dokter)" jawab jennie tersenyum ramah.

"baiklah silahkan berbaring disana"

Jennie digiring oleh suster menuju ranjang pasien. Kemudian ia berbaring.

Suster mengoleskan jell pada perut jennie untuk melakukan USG.

.
.
"kandungannya normal, dan usianya 8 minggu, ngomong-ngomong kenapa anda datang sendiri, dimana suami anda?" tanya dokter menatap jennie. Jennie pun gelagapan apa yang harus ia jawab.

"eemhh..saya belum memberi tahu suami saya soal ini, saya ingin memberi kejutan padanya" jawab jennie bohong, tentu saja ia berbohong karena ia belum menikah dan hamil.

"ahh begitu rupanya" seru dokter tersenyum.

"kalo begitu permisi, kamsahamnida uisa" jennie membungkuk dan kekuar dari ruangan dokter.

.

####

Jennie tduduk bangku di pinggir. Ia menunduk tangannya memgusap perut ratanya.

"haruskan aku menggugurkannya" batin jennie.

"aku takut, bagaimana aku mengandung tanpa seorang suami" gumamnya pelan matanya berkaca-kaca, mengingat mingyu yang tidak mau bertanggung jawab. Dan jennielah yang harus menanggungnya sendirian.

💢💢💢💢

Jennie tengah berdiri menatap sebuah klinik didepannya. Ia ingin melakukan aborsi tapi ia masih ragu dan takut.

Ia menarik nafas dalam kemudian mebuangnya, jennie memberanikan diri untuk masuk kedalam
.
.

Setelah mendaftarkan dirinya, ia duduk di kursi tunggu, ia mamandang seorang perempuan muda tengan mengandung, perutnya tampak sudah membesar, tangannya mengelus elus perut buncitnya. Jennie masih terus memperhatikannya.

Jennie pov

"apa yang aku lakukan" batinku, setelah menyadari kebodohanku yang tanpa pikir panjang akan melakukan aborsi.

Aku segera beranjak pergi dari sini. Dan kuputuskan untuk tidak melakukan aborsi. Aku akan melahirkan bayi ini, apapun yang akan terjadi nanti, aku sudah siap dengan resiko yang akan menimpaku.

.

.

.

.
💢💢💢💢💢💢

Hari ini Rose telah kembali lagi kesekolah dan melakukan aktivitas seperti biasa. Rose tengah mengikuti pelajaran dikelas. Disampingnya, jennie juga fokus pada pelajaran. Mereka berdua tidak saling berbicara, mereka memilih untuk tidak saling berbicara.

"aku tahu, kau sangat membenciku dan sulit memaafkanku, atau mungkin tidak akan pernah" batin Jennie.

Rose pov

Aku sangat tidak nyaman berada dalam situasi yang canggung, aku dan jennie seperti orang yang tidak kenal yang duduk berdampingan.

Kita seharusnya meluruskan hubungan kita yang kusut secara perlahan. Bukan malah mengabaikan dan membiarkan masalah kita.

Time By Times (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang