30

839 76 0
                                    

Rose mulai membuka matanya perlahan. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menetralkan pandangannya yang masih buram.

Pandangan Rose mulai normal. Ia melihat sekelilingnya.

"mmmmm" Rose mencoba berteriak namun tertahan oleh lakban yang menempel di bibirnya.

Rose berusaha untuk bangun, karena posisinya ia berbarin di lantai dengan alas koran dengan posisi menyamping, tangan dan kakinya terikat. Beruntung Rose masih bisa berusaha bergerak untuk bangun, karena tangannya diikat didepan, dengan bantuan tangannya ia bisa duduk meski dengan susah payah.

"dimana aku? Kenapa aku aku ada disini siapa yang melakukan ini?" batin Rose melihat sekeliling ruangan. Ruangan ini adalah gudang yang cukup besar, berdebu, dan terasa sangat pengap.

Terdengar suara langkah kaki, langkahnya terdengar lebih dari satu orang, Tiba-tiba pintu terbuka. Munculah 3 orang pria berpakaian serba hitam.

"wah..ternyata sudah bangun" ucap Salah satu pria itu.
Rose mulai gemetar ketakutan.

"angkat dia dan ikat dikursi" Rose menggeleng tanda ia menolak. Rose dipaksa didudukan di kursi kayu kemudian diikat.

"hmmmm" Rose mencoba untuk berbicara namun tak bisa.

Terdnegar lagi suara langkah kaki menggema, suara sepatu heels beradu dengan lantai ruangan.

Rose membelabakan matanya melihat siapa yang berjalan dengan anggun kearahnya.

"hi Rose...senang bertemu denganmu lagi" ucap orang itu tangannya mengusap pelan wajah rose. Rose menatapnya benci.

"bagaimana rasanya berada disini? Enakkan?" tanyaNya tersenyum mengejek.

Bretttt

"aakhhh" Rose berteriak kesakitan saat lakban yang menempel dimulutnya di cabut dengan paksa.

"kenapa kau mengurungku? Aku sudah melakukan apa yang kau minta" ucap Rose menatapnya.

"karena kau berani muncul dihadapan Mark pada saat dia bersamaku." ucap Somi tangannya menjabak rambut Rose.

"ahh..sakit lepasakan....kumohon somi lepaskan" Rintih Rose memohon pada Somi.
Somi pun melepasakan jambakannya dengan kasar.

" Wajahmu sangat cantik tapi sifatmu sayanhmg sekali seperti IBLIS" ucap rose menatap somi.

Somi mengambil sebuah pistol ditangan anak buahnya.

'Plakkk'

Somi menapar Rose menggunakan pistol itu. Sehingga sudut bibir Rose mengeluarkan darah.

"kau tidak berhak mengataiku, dasar jalang" bentak somi pada Rose.

"kau yang jalang, kau mengejar dan menggoda suami orang" ucap Rose penuh penekanan. Somi terlihat sangat emosi.

'DOORRR'

Somi menembakan pistol ke kepala Rose.
Rose terperanjat menutup matanya, somi menembakan pistolnya ke kepala Rose namun pistol itu tidak di tarik melurunya sehingga peluru itu tidak bisa keluar. Namun suara tembakan itu cukup keras hingga membuat Rose ketakutan setengah mati

💢💢💢💢💢

Ponsel Mark beberapa kali berdering menandakan bahwa ada sebuah panggilan masuk. Namun Mark membiarkannya bahkan merijek panggilan telponnya.

"kenapa kau tidak menganggmkatnya? Siapa tahu itu hal penting" ucap Jaebum pada Mark.

"biarkan saja" uvap Mark dingin. Mood Mark saat ini sedang buruk makanya dia bersikap dingin pada jaebum.

Time By Times (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang