27

700 69 2
                                    

Awas typo bertebaran!!

Jangan lupa vote dan komen
.

------------------------------------------------

Ponsel Rose bergetar, ia membuka sebuah pesan.

From: 001####
kamu menganggapku remeh, lihat akibatnya.

Mata Rose membelabak, telapak tangannya menutup mulutnya yang terbuka akibat shock.

Rose berdiri ia berlari kencang menuju arah kanan. Ia berlari sekuat tenaganya.
.
.

.
.
.
.

jisoo berdiri di pinggir jalan menunggu lampu merah menyala, akhirnya jisoo berjalan nyebrang setelah lampu merah menyala.

.

.
Rose berlari kencang, dengan perasaan cemas yang menyelimutinya, beberpaa kali ia menabrak pejalan kaki.

"jisoo...JISOO..JANGAN.." teriak Rose setelah melihat jisoo sedang menyebrang.

Rose melihat Sebuah mobil Truk dari arah kanan jisoo melaju dengan sangat kencang, jisoo tidak menyadarinya.

"Jisoo..ANDWE.." Rose berteriak histeris, memanggil jisoo.

'Brukk..Brukk'

Rose terlambat,
tubuh jisoo terpental keatas mobil nerwarna putih kemudian ambruk ke aspal. Darah segar mengalir dari kepala dan hidung jisoo.

Orang-orang mulai mengerumuni tubuh jisoo yang tak berdaya.
Mobil truk yang menabrak jisoo pun kabur.

"Jisoo..." Lirih Rose melihat kerumunan ditengah jalan.

.
.
Rose meneroboh kerumunan.

"Jisoo" Lirih Rose pelan air matanya menetes.

"JISOO...BANGUN" Rose berteriak histeris memangku kepala Jisoo di atas pahanya.

Rose melihat tangannya yang berlumuran Darah, bahkan mengenai seragam sekolahnya.

"panggil ambulan sekarang" ujar Rose pada orang-orang yang mengurumuninya.

.
.
Rose termenung di depan pintu Ruang ICU.

"Maafkan aku jisoo-ya hikss..harusnya aku lebih cepat menolongmu..hiksss" gumam Rose menangis menatap pintu ruang operasi. Tangannya penuh dengan darah Jisoo bahkan seragam sekolahnya pun penuh dengan darah.

Rose sudah menelpon orang tua jisoo, dan juga Mark. Kini ia sedang menunggu mereka tiba, karena sekarang ia sendirian dirumah sakit.

Mark, Yongjae, bambam,jaebum dan juga jackson tengah berlari menuju Rose yang sedang berjongkok.

"Rose" panggil Mark. Rose mendongak menatap Mark. Wajahnya sudah snagat sembab akibat terus menangis.

"gwenchana? Apa kau terluka?" tanya Mark memperhatikan tubuh Rose yang berlumuran darah.

"Mark..hiksss..hikss" Rose langsung memeluk Mark, tubuhnya bergetar ia sangat ketakutan.

Time By Times (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang