Mark pov
.
Aku, Appa dan eomma tengah duduk di sofa ruang tamu, aku tidak tahu mengapa mereka menyuruhku untuk duduk bersamanya."ada apa? Kenapa kalian manggilku" tanyaku to the point.
"mark...kau kenal Rose?" tanya appanya.
"Rose yang mana?" tanya mark bingung.
"Rose park, dia adalah anak teman appa, katanya dia sekolah disekolahmu juga" jelas ayahnya. Mark tampak berpikir.
"oh..ya aku mengenalnya, kenapa?" tanya mark tak sabar.
"kalian akan dijodohkan" jlebb. Mark membelabakkan matanya tak percaya.
"apa? Dijodohkan?"
" Tidak! Aku menolak" ucap mark menatap kedua orang tuanya."wae? Apa alasanmu menolaknya" tanya ayahnya, menatapnya seolah meminta jawaban dari mark.
"karena aku tidak menyukainya, dan juga aku tidak ingin kalian mengatur hidupku, aku ingin menentukan pilihanku sendiri" ucap mark bersikeras menolak permintaan kedua orangtuanya.
"hanya itu alasanmu?" tanya ayah mark santai. Kemudian ia bersandar.
"Rose sudah setuju dengan perjodohan ini, kau harus mau" seru ibu mark yang sedari tadi menyimak anak dan suaminya.
"aku tetap menolak" mark bersikeran menolak.
"baik jika kau menolak. Maka semua yang milik akan ayah cabut, dan kartu creditmu akan appa blokir" ucap ayahnya santai.
Mark berdiri dari duduknya."APPA" suara mark meninggi ia menatap orang tuanya.
"wae?" jawab appanya masih dengan santainya.
"dengar jika kau mau dijodohkan dan menikah dengan Rose maka apa akan memberikan perusahaan apa padamu. Jika kau menolaknya, ayah akan memberikannya pada orang yang layak" ucap ayah mark menatap Mark menunghu jawabannya.
Beliau tahu bahwa mark sangat menginginkan perusahaan. Dia adalah anak kedua dati dua bersudara. Kakaknya bernama Troy, dia tengah melanjutkan studynya di amerika sekaligus mengurus perusahaan ayahnya disana.
"kenapa harus aku yang dijodohkan? Kenapa bukan hyung saja ini tidak adil" tanya mark ia kesal.
"hyungmu setelah lulus akan menikah" jawab ayahnya. Mark terkejut, ia tidak mengetahuinya sama sekali.
"nanti malam kita akan makan malam bersama kelurga Rose, bersiap siaplah" ujar ayahnya. Mark hanya diam tak ingin menjawab.
Menurutnya percuma saja ia menolakpun tak ada gunanya, ia tetap akan ikut bagaimanapun ayahnya selalu punya cara untuk memaksanya....
Rose pov.
Aku memandangi pantulan wajahku dicermin. Setelah aku berdandan hanya memakai bedak sedikit lipstik dan mengerai rambutku.Tok..tok.
Aku melihat eomma masuk dan menghampiriku,
"apa kau sudah siap sayang?" ucap eomma tersenyum. Aku melihat penampilan eomma dari atas sampai ke bawah, eomma benar benar cantik dan awet muda."ne ...eomma cantik sekali" pujiku tersenyum tulus.
"kau ini bisa saja eomma sudah tua haha" eomma tertawa.
"Lihatlah dirimu.. sangat cantik sekali sayang, anak gadis eomma sudah tumbuh besar ternyata eohh" eomma melihat pantulanku dicermin kami tersenyum.
"Eomma..terimaksih gaunnya aku sangat suka" ucapku tersenyum dan berdiri memamerkan gaun yang eomma berikan padaku.
"wah..gaunnya sangat cocok sekali sayang, untunglah eomma tidak salah pilih" eomma tersenyum bahagia. Aku pun ikut tersenyum bahagia.
Aku akan lakukan apapun untuk membuat orang tuaku bahagia, aku ingin membuat mereka bangga padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time By Times (END)
Fanfic"Jangan pernah bersedih. Sedihmu adalah luka bagiku" -mark- "Bersama denganmu dalam suka maupun duka, untuk selamanya dan sepanjang masa. Terimakasih telah memberikanku banyak waktu yang kamu miliki. Darimu aku tahu apa itu makna cinta dan bagaimana...