Rose sedang mengerjakan tugas sekolahnya di meja belajar di kamar. Sedangkan Mark ia sedang berkutik dengan laptopnya diatas tempat tidur.
Rose pov
Aku sedang mengerjakan tugas fisika, namun aku bingung dengan soal yang satu ini. Aku tidak mengerti.
Aku melirik Mark yang sedang fokus pada laptopnya diatas tempat tidur.
"haruskan aku minta bantuannya?" batinku meliriknya.
"tapi bagaimana jika dia menolak, membantukuu" batinku.
Memang ku akui Mark ini orang yang cerdas dalam segala mata pelajarannya. Meskipun tampannya seperti badboy, tapi nilainya selalu bagus.Aku memberanika berjalan kearahnya sabil membawa buku.
Ia menoleh kearahku ketika aku berdiri disampingnya pisisinya saat ini sedang tengkurap.
"wae?" tanyanya menatapku.
"astaga kenapa jantungku selalu berdetak kencang saat bertatapan dengannya" batinku.
"hhmm...boleh aku minta bantuanmu?" ucapku malu malu. Ya sebenarnya aku malu harus memmintanya menjelaskan soal yang tidak ku mengerti ini.
"bantuan apa?" tanyanya tanpa expresi.
"bisakah kau mengajariku soal yang tidak aku mengerti?" ucapku menatapnya.
"kau sedang modus ya? Bukankah kau pintar" ucapnya santai membuatku jadi malu dan sedikit kesal atas ucapannya.
"tidak..ya aku memang pintar, tapi orang pintar tidak selalu bisa mengerjakan sesuatu yang sulit. Ya sudah jika tidak mau" ucapku kesal kesal kemudian berbalik.
Namun lenganku tiba-tiba ditarik tanpa sepengetahuanku, dan membuatku reflek membalikan tubuhku.
'cupp'
Mataku terpejam saat aku terjatuh, sebuah benda kenyal nan lembab menempel di bibirku.Aku membuka mataku, dan membelabak saat aku melihat bibirku menempel dengan bibirnya. Mata kami tak sengaja bertemu.
Aku pun berusaha untuk bangun dari atas tubuhnya.
"apa yang kau lakukan?" ucapku terkejut saat tiba-tiba aku sudah berada di bawahnya dan Mark berada di atasku, ia mengukung tubuhku dengan tangannya.
"menyingkirlah" seru ku sambil menyingikirkan tubuhnya dari atasku. Namun dia menahan lenganku dengan tangannya.
"aku tidak akan menyingkir" ucapnya menatapku.
"apa maumu?" ucapku menatapnya sedikit takut.
"mauku? Hmm...bagaimana jika kita melakukakannya sekarang" ucapnya dengan smirknya yang membuatku semakin takut.
"me..melakukan apa?" ucapku terbata.
"hey...ayolah jangan pura-pura polos, aku tahu kau pasti mengerti maksudku" ucapnya semakin mendekatkan wajahnya hingga tak menyisakan jarak lagi. Hembusan nafasnya menerpa wajahku.
"a..aku sungguh tak mengerti" ucapku gugup karena jarak kami sangat dekat sekali, membuat jantungku semakin berdebar kencang.
"ayo kita membuat anak" ucapnya dengan smirk diwajahnya. Aku membulatkan mata.
"yak...kau gila, aku masih sekolah..aku tidak mau" ucapku padanya.
"aku tidak perduli. Aku ingin melakukannya sekarang" ucap mark dengan expresi yang membuatku takut.
"yak..kau tidak sungguh-sungguhkan" ucapku menatapnya.
"menurutmu?" ucap Mark, ia mendekatkan wajahnya denganku membuatku sangat takut, aku menutup mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time By Times (END)
Fiksi Penggemar"Jangan pernah bersedih. Sedihmu adalah luka bagiku" -mark- "Bersama denganmu dalam suka maupun duka, untuk selamanya dan sepanjang masa. Terimakasih telah memberikanku banyak waktu yang kamu miliki. Darimu aku tahu apa itu makna cinta dan bagaimana...