28

708 61 0
                                    

1 minggu kemudian

Selepas kepergian jisoo untuk selama-lamanya tampaknya kesedihan dan kehilangan masih menyelimuti perasaan Rose dan keluarga besar jisoo.
Disini Rose terdiam memandang gerbang sekolah. Ia teringat kembali saat-saat jisoo sering menyapanya disini didepan gerbang. Bahkan jisoo adalah gadis yang aktif dia selalu mengunjungi kelas Rose hanya untuk pergi ke kantin bersama.
       Kini tidak ada lagi Jisoo yang selalu tampak ceria dan selalu menghiburnya saat ia sednag bersedih dengan tingkah lucu Jisoo yang selalu membuatnya tertawa lepas.

Rose mengusap air matanya yang terjatuh, kemudian ia berjalan pergi masuk kedalam sekolah.
.
.
.

Rose terlihat tak bersemangat menjalani hidupnya. Ia meletakan kepalanya diatas meja.
Tak lama Seorang guru masuk kedalam kelas.

"baik anak-anak ibu disini hanya ingin menyampaikan sesuatu mengenai ujian Nasional yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi, kalian harus segera mempersiapkan diri mulai dari sekarang. Hari ini kalian akan pulang lebih cepat, karena guru akan melaksanakan Rapat..terima kasih" guru itu pun keluar dari kelas.

Anak-anak dikelas itu tampak sangat gembira karena akan pulang cepat.

.
.
.

Sekarang masih pukul 12 siang. Sekolah telah membubarkan murid-muridnya sejak 10menit lalu. Rose tengah berjalan menuju halte bus.

Tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk padanya.

"halo? Siapa ini?" tanyanya.
"temui di kafe xxx sekarang!!" ucap orang disebrang sana.
"aku tidak mau" tolak Rose.
"baiklah jika itu pilihanmu, maka jangan menyesal karena menolak perintahku"
"baiklah" Rose menutup telponnya secara sepihak, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia membuang nafas secara kasar.

💢💢💢💢


Rose memasuki caffe. Ia melihat sekeliling mencari orang yang akan ia temui.

"disini" seru seornag gadis melambaikan tangannya pada Rose. Rose langsung berjalan menghampirinya.

"ada apa kamu ingin menemuiku? Siapa kamu? Apa kamu mengenalku?" pertanyaan beruntun dari Rose.

"namaku jeon Somi, mantan kekasih dari suamimu" ucap somi dengan nada angkuhnya. Tangannya dilipat didada.

"a..apa kamu yang selama ini menerorku?" tanya Rose menatap somi, dengan penuh kecurigaan.

Somi hanya menampilkan smirk senyum licik diwajahnya dengan tatapan mengejek pada Rose.

Tangan Rose mengepal kuat.
'BRAKK'
Rose menggebrak meja, menatap somi dengan penuh kebencian. Orang-orang menatapnya aneh.

"BRENGSEK... kau membunuh sahabatku yang tidak bersalah. Kenapa? Kenapa aku tega melakukannya?" ucap Rose dengan penuh penekanan dan emosi, ia menatap somi dengan benci.

"cckk... Aku tidak membunuhnya, tapi ...Kaulah yang membunuhnya" ucap somi tersenyum miringnya. Rose mulai tak tahan dengan sikap. Ia mengepalkan tanganya kuat.

"psikopat" umpat rose menatap somi benci.

"Apa maumu? Kenapa kau mengganggu hidupku?" tanya Rose menatap somi.

"kau ingin tahu apa mauku?" tanya somi mendekatkan lebih dekat dengan rose.

"aku mau, kau segera menceraikan Mark" ucap somi berbisik ditelinga Rose kemudian tersenyum sinis.

Time By Times (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang