5. Lupa Akut

3.6K 270 4
                                    

Pagi masih sangat dingin. Hingga membuat sosok remaja didalam gundukan selimut tebal itu enggan untuk keluar dari persembunyiannya. Meskipun dering bunyi alarm yang terdengar dari ponselnya terus mengusik telinga. Nyatanya bukan dia yang terusik melainkan sang bunda yang merasa risih dan langsung masuk kedalam kamar kin.

"Adekkkkk!! Bangunnn"

Bunda meraih ponsel kin yang terletak di sisi ranjang tempat tidur anak itu, ia segera mematikan nada dering alarm yang menurut bunda amatlah berinsik.

Sedangkan dalam gundukan selimut itu, kin masih saja nikmat menikmati mimpi indahnya. Memang hari ini hari minggu tapi bunda tak suka melihat anaknya bermalas malasan dipagi hari kecuali sedang sakit.

"Ihh adek bangunnnnn!!!" gemas sang bunda sembari menarik paksa selimut yang menutupi seluruh tubuh kin.

Kin hanya menggeliat sembari mengeluarkan lenguhannya. Mata yang masih terasa berat untuk dibuka membuat sang bunda makin gemas dengan sosok anak bungsu nya ini. Dengan cekatan bunda menarik kedua lengan tangan kin dan memposisikan tubuh anak itu agar terduduk. Tubuh kin lunglai tanpa sedikitpun berniat membuka matanya makin membuat bunda geram pada akhirnya. Dengan tangan dinginnya, bunda mengangkat wajah anak itu lalu menepuk nepuk kedua pipi cabi kin.

Reaksi kin hanya kembali melenguh dan mengusap sekali pipi yang terasa aneh saat bertemu dengan tangan dingin bunda.

"Adek bangun, udah siang lo"

"Eugnhhhmmm"

"Ihhh adek!"

"Iya bunda" akhirnya kedua belah bibir itu berucap juga, dengan suara khas seraknya.

Perlahan kin membuka matanya, mengucek nya pelan lalu menatap bunda.

"Gihh cuci muka. Bunda tunggu dibawah buat sarapan" bunda mengusap singkat puncak rambut kin lalu beranjak dari tempatnya untuk kembali kekesibukannya didapur.

Tak selang lama bunda keluar, kin langsung turun dari ranjangnya. Berjalan gontai menuju kamar mandi yang berada diluar kamarnya.

Tak disangka ternyata anak sulungnya tengah di dapur. Membantu kesibukan bunda pagi hari itu. Bunda baru sadar setelah turun dan kembali dari dalam kamar bungsunya.

"Lohh udah mandi kak?" sapa bunda kepada mely.

Mely semenoleh melihat sang bunda yang masih mengenakan celemek.

"Ahh, iya bunda, bunda dari kamar kin?" balas mely. Sedangkan bunda hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Adek jadi susah dibangunin tidur ya kak"

"Bunda tanya apa ngasih tau kakak?"

"Bunda bilangin kakak, kok adek jadi susah ya dibangunin akhir akhir ini. Biasanya juga bangun sendiri pagi pagi"

"Mungkin karna hari minggu"

"Emm mungkin" bunda akhir nya ikutan acuh karna kebawa jawaban mely yang acuh juga.

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Dengan riang kin menatap keluar jendela mobil. Menatap apapun yang ada diluar sembari bersenandung ringan mengikuti suasana hatinya hari ini. Pagi ini kin dan juga ana mendapatkan tugas untuk berbelanja ke supermarket. Membeli kebutuhan rumah untuk sebulan kedepan. Sedangkan mely dan juga bunda berada dirumah guna membersihkan rumahnya. Keluarga satu ini memang seperti itu. Sebulan sekali, tepatnya setelah tanggal ke tiga srikandi kin gajian, bunda akan menata ulang perabot rumah, membersihkannya dan mengisi ulang yang kiranya telah habis.

Last Persent (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang