"Bunnn"
"Hmm?"
"Bunda"
"Iya"
"Bundaaaaaa"
"Apa sayang"
"Bun....da"
Bunda lala langsung saja berbalik dari tempatnya menatap sang putra yang kini terduduk di atas kasurnya. Dengan bantal di pangkuan bersilanya dan pena ditangan yang bermain diatas kertas buku pelajarannya.
Bunda tak lagi menyaut, bunda menghentikan aktifitasnya merapikan baju dalam lemari kin terhenti lalu berjalan menghampirinya. Pemuda itu berkali lagi mengerjapkan matanya dan dengan kasar juga asal mengucek kelopak matanya.
"Jangan dikucek begitu. Nanti iritasi" bunda menghentikan aktifitas tangan kin. Lalu mengangkat kepala kin lurus dengan wajahnya dan melanjutkan ujarnya "Matanya kenapa sayang?"
Kin mengerjap, mencoba berkali kali fokus dengan wajah sang bunda.
"Burem bunda. Kin gak bisa liat jelas" ucap kin dengan nada bergetar dan juga mata menyipit kearah bunda.
"Kamu serius?"
Kin mengangguk. Tangannya jail lagi dengan mengucek kembali kelopak matanya.
"Jangan dikucek bunda bilang kan?" cegah bunda lagi.
"Gak nyaman bunda. Kin takut"
"Gak perlu takut. Ada bunda disini, udah kin tidur ya udah malem besok pasti sembuh" ucap bunda sembari mengusap lembut puncak rambut sang anak. Kin membalasnya dengan anggukan lalu dibantu bunda dia merapikan peralatan yang ada dipangkuan nya tadi. Namun sekali lagi bunda mencegah tangannya dan berujar "udah kamu tidur aja, ini biar bunda yang beresin. Oke?"
Lagi kin mengangguk dan bersiap untuk menidurkan tubuhnya. "Jangan tinggalin kin ya bunda?" rengeknya dengan tangan menahan lengan bunda.
Ada rasa khawatir dibenak bunda. Tapi sebisa mungkin bunda berusaha melawat fikiran fikiran negatifnya. Dia tidak boleh pesimis apalagi bersedih dihadapan sang anak yang membutuhkan dukungannya pasti.
Tangan bunda terulur mengusap lembut puncak rambut kin dan perlahan kelopak matanya memberat dan selang beberapa menit pun dengkuran halus terdengar darinya.
"Anak bunda baik baik ya?" ucap bunda lirih sedimikian dengan orang berbisik.
-----------------
"Bunda belum tidur?" suara mely menyadarkan lamunan bunda. Bunda nampak sedang menonton tv tapi fokusnya bukan pada apa yang sedang ditayangkan oleh salah satu saluran tv yang bunda malam ini.
"Bunda mikirin apa?" mely ikut terduduk disamping bunda.
"Enggak, kakak kok belum tidur? Besok kan kerja"
"Aku kan besok masih libur bunda. Bunda yang besok kerja kok belum tidur?"
"Belum ngantuk" pancar bunda berubah sendu.
"Belum ngantuk atau gak bisa tidur?"
Bunda menghembuskan nafasnya panjang "gak bisa tidur. Bunda khawatir sama adik kamu kin"
"Kenapa sama kin?"
"Tadi dia sempet ngeluh sama bunda kalau mata nya buram dan kin bilang kalau dia takut"
"Mungkin aja dia ngantuk bunda, mangkanya jadi buram. Tau sendiri kan kin sekarang jadi ringkih banget. Kumat kumatan"
Lagi bunda menghembuskan nafasnya "semoga saja. Semoga besok kin sudah bisa melihat dengan normal ya kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Persent (Tamat)
Teen FictionRumit. "Sungguh aku ingin mati saja" Kisah sebelum aku hidup untuk kedua kalinya. ®Sugarcofeee