+++++++
Jangan lupa di play mulmed diatas. Rekomendasi backsound kalian baca cerita ini. Sooo Happy reading
+++++++Kin merasa jengah dengan suasana saat ini. Gabriel mengajaknya pergi keluar. Kin kira, ini akan mengasyikan. Tapi nyatanya?
Entah sudah berapa hembusan nafas bosannya, Kin merasa bosan disini seperti seorang diri. Gabriel, gadis yang duduk disebelahnya itu hikmat membaca novelnya. Sedangkan Kin sedari tadi hanya memainkan sedotan dalam gelasnya dan mengaduknya. Sungguh ini kegabutan Kin yang tak berfaedah.
"Giel, pindah yuk?" kata nya sembari menatap Gabriel. Tapi tak ada respon dari gadis itu. Gabriel masih saja fokus dengan aksara dalam novel yang beberapa hari lalu dia beli bersama nya. Kin diacuhkan. 'Tahu begini males aku ikut' batin nya.
"Giel?," panggilnya kembali sembari menggoyangkan lengan tangan gadis itu.
"Hmm?"
"Ayuk pindah" rengeknya.
"Disini aja"
"Aku bosen"
"Aku enggak".
Kin mendengus sebal. Gabriel membaca, tentu saja dia nyaman-nyaman saja karna kenyamanannya ada dalam novelnya. Laa Kin? dia cuma bawa badan doang.
"Yaudah aku pulang aja lah"
Kin bangkit dan melangkah, berniat meninggalkan Gabriel. Sadar sahabatnya merajuk lagi karna ia acuhkan Gabriel mengejarnya.
Sedikit berlari kecil karna Kin berjalan begitu cepat. Setelah jarak beberapa meter, Gabriel meraih pergelangan tangan Kin dan menahannya.
"Main pergi aja si,"
"Habisnya aku kamu cuekin. Baca novel aja terus, aku kan bosen"
Gabriel tersenyum. "Oke oke. Aku udahan baca nya. Sekarang kamu mau apa?"
"Udah lah, aku mau pulang aja. Udah terlanjur mangkel",
"Dih, cowok kok ngambekan sih,"
"Kenapa emang? Gak boleh?",
"Boleh kok boleh. Gemes aja gitu"
"Alah, ngeles aja"
"Iya iya deh aku minta maaf. Jadi sekarang kamu mau apa?"
Raut wajah pemuda itu langsung berubah. Tampak berfikir sejenak lalu berucap, "bioskop".
Gabriel menautkan alisnya. "Tiba-tiba aja?"
"Pingen aja, ayukkk" Kin menarik lengan tangan Gabriel kelain arah.
"Tunggu!, aku ambil tas ku dulu"
------------------
"Aku jantungan. Pleasee tenang Giel, tenang" monolog Gabriel. Mencoba meraup kembali oksigen positif masuk kedalam paru-paru dan jantungnya.
Kin hanya terkekeh pelan melihat respon Gabriel yang duduk di seberangnya.
"Kenapa sih," tanya Kin sembari masih tersenyum.
"Gila ya, film serem begitu ditonton"
"Serem apa?, itu seru"
"Seru bagi kamu, bagi ku bikin spot jantung. Beneran"
"Hahaha... apaan si, lebay. Makanya jangan baca buku terus. Sekali-kali nonton film. Biar gak jantungan".
"Lha kocak, aku sering nonton juga dirumah pake laptop, tapi gak horor juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Persent (Tamat)
Teen FictionRumit. "Sungguh aku ingin mati saja" Kisah sebelum aku hidup untuk kedua kalinya. ®Sugarcofeee