11. Teman Baru

2.2K 188 8
                                    

Pagi menyambut, kedua kelopak mata itu mengerjap beberapa kali. Silau dari balik jendela ruangannya yang masih tertutup hordeng sedikit mengganggunya. Kain itu beberapa kali menyibak akibat ulah angin lembut dipagi itu. Entah pukul berapa kin tak ingin tahu.

Tubuhnya terasa sedikit menggigil karna udara yang masih terlalu dingin. Hingga tiba tiba daun pintu kamarnya terbuka, menampakkan sosok ibunda dengan senyum cerah diwajah segarnya pagi ini.

"Sayang...." pekik bunda antusias. Dirinya berhambur kearah ranjang sang putra yang baru saja membuka matanya. Kin membalas senyum itu meski redup. Tenaganya masih begitu lemas untuk sekedar merengek pada bundanya untuk meminta pulang seperti biasanya. Bisa terduduk seperti saat ini saja dia sudah bersyukur beberapa kali.

Bunda memeluknya singkat lalu mengecup manis dahi lembut sang putra.

"Selamat pagi sayang..."

"Bunda..." suara kin serak khas orang bangun tidur.

Lagi lagi bunda tersenyum manis kearahnya.

"Iya sayang.. kenapa? Hm?"

"Le...mes..." akunya. Bunda kembali merengkuh tubuh sang putra kedalam pelukannya. Diusap nya pelan rambut belakang sang putra.

"Yaudah istirahat lagi"

Kin mengangguk. "Peluk bunda" rengeknya.

Ganti bunda yang mengangguk. Bunda duduk disisi ranjang itu sambil masih memeluk sang putra. Memposisikan tubuh sang putra nyaman dalam pelukannya. Setelahnya bunda kembali menenangkan putranya.

"Bun..da" panggil kin masih dalam pelukan sang bunda.

"Iya sayang"

"Kin mau tanya, kemarin apa ada temen kin kesini?"

"Maksud kamu gabriel?"

"Bunda kenal?"

"He'em" bunda berdehem. "Dia yang nolongin kamu pas kabur dari rumah dan kesini jenguk kamu , gimana bunda gak kenal sama dia"

"Kin baru kenal bunda sama dia"

Kin melepas pelukannya. Menatap lamat wajah sang bunda yang sangat ia idolakan.

"Kin baru kenal dia waktu dia nolongin kin karna jatuh di taman komplek, bunda gak marahin dia kan?"

Bunda terkekeh. "Masa ada orang yang baik hati mau nolongin kamu bunda marahin sih. Aneh kamu".

Kin ikut terkekeh, maksud kin bukan itu bunda. Batinnya dalam hati.

"Tapi kakak kamu yang sempet marahin dia"

Kin terbelalak. "Kak ana atau kak mely?"

"Kak ana"

"Terus?"

"Ada kak mely yang jelasin semuanya. Soalnya kak mely yang liat kamu dibonceng susah payah sama giel waktu itu"

Kin menghela nafas lega.

"Terus waktu dia kerumah sakit, bunda sama kakak ngomong apaa aja sama dia"

"Hihi... penasaran banget sih kamu. Kenapa?"

"Aku baru kenal sama dia tapi bunda sama kakak malah udah kayak deket sama dia. Soalnya waktu dia ada disini aku sempet bangun sebentar. Meskipun belum sepenuhnya sadar aku bisa lihat kalo dia mau disuruh sama kak mely buat bantuin aku minum"

"Dia anaknya tulus. Jadinya bunda sama kakak kakak kamu suka kalau kamu kenal sama dia"

Kin terdiam. Masih asing menerima gadis yang memang baru dia kenal.

Last Persent (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang