1. DRAMA MASA ORIENTASI

822 221 134
                                    

Bukankah cara ini ampuh untuk dapatkan acuhmu, Tuan?


†††


          Victor Gellael Gardira. Seorang manusia yang juga punya perasaan sangat tidak menyukai interaksi manusia dengan manusia lainnya, melangkah malas menuju lapangan sekolah dengan baju putih-biru ditambah kaos kaki belang-belang berwarna putih merah, bolong di ujung bagian jempol, memeluk kakinya yang beralaskan sandal jepit berwarna hitam.

MASA ORIENTASI SEKOLAH - SMA BUMANTARA 63'

Ia mendengus beberapa kali untuk membuang rasa kesal. Pasalnya, hari ini adalah hari pertama masa orientasi siswa sekolah menengah atas. Pasti kakak kelas yang selalu menjunjung tinggi senioritas itu akan melakukan hal-hal diluar nalar dan semena-mena.

Gellael akrabnya, tinggi mencapai 183 sentimeter diumur yang belum genap 16 tahun. Manik mata gelap yang pekat bak dipenuhi jelaga, alis tebal dan bulu mata yang indah, sorot mata yang tampak seperti tatapan serigala dan hidung yang tinggi. Wajah yang tampan.

Tapi, si tampan ini sangat lusuh tanpa binar, ia sudah sampai dibarisan tengah para murid yang telah berkumpul sesuai batalyon masing-masing.

Gellael memandang malas ke depan dengan sangat datar. Merutuki diri sendiri kenapa ia harus melakukan ini dan mencibir orang tuanya yang tidak membiarkan dirinya untuk homeschooling saja.

"Bergaul dan berinteraksi dengan manusia lain itu bagus untuk diri. Jadi, kamu harus ke sekolah biasa. Mama dan Papa tidak setuju kamu homeschooling. Cari teman yang banyak, ya, Nak?" Kata-kata sang Mama terngiang kembali. Duh, menyebalkan sekali sih!

Gellael ingin homeschooling! Hanya ingin itu, toh, sedari dulu Gellael tidak pernah meminta HAL-HAL aneh yang menyulitkan orang tuanya. Tapi, kenapa untuk hal ini tidak bisa? Apakah keinginannya ini susah sekali untuk diwujudkan?

Lagi pula, Gellael tidak butuh teman.

Iya, tidak butuh.

Saat sedang asik dengan pikirannya, tiba-tiba ada sebuah sikutan pelan meluncur di lengan cowok itu. Bau stroberi menyeruak, saat angin membawanya menerpa wajah yang rupawan. Aroma khas anak kecil yang tidak ingin pulang ke rumah jika belum mendapatkan mainan yang dimau.

Gellael mendengus kesal, memejamkan matanya sejenak, lalu menoleh. Didapati oleh manik gelap dan sorot mata wolf eyes-nya ini seorang gadis setinggi dadanya tersenyum lebar yang membuat kedua mata minimalis gadis tersebut menghilang. Maniknya berwarna coklat, bulat dan penuh binar.

"Hai," sapa gadis itu riang sambil melambaikan tangannya penuh semangat. Rambut kuncir duanya bergoyang-goyang lucu.

Gellael diam. Tak menjawab sapaan puan itu dan tak berminat pula untuk kenal dengan siapa pun. Ia hanya ingin melewati masa putih abu-abu ini dengan tidak melibatkan dirinya dengan siapapun.

Tenang hanya menyapanya beberapa detik, tak lama sikutan pelan kembali melahap lengan Gellael dan benar, palakunya masih sama. Mungkin gadis itu kesal saat sapa ramahnya tak diindahkan oleh Gellael.

"Hai, saya Lintang! Lengkapnya Lintang Pelangi Bagaskara. Asal sekolah SMP Elang Jaya. Super ElJa. Kalau kamu?"

Gadis yang bernama Lintang itu memperkenalkan dirinya pada Gellael dengan juluran tangan yang sedari tadi masih dianggurkan oleh si tuan.

"Sst," desut Gellael dan menghadap ke depan kembali.

Pasalnya kakak senior sedang berbicara. Bukannya ia takut, hanya saja ia ingin menghindari dan meminimalisir menyusahkan diri sendiri. Apalagi saat ini mood-nya sangat sedang tidak baik.

CHILDISH: NewbiexNewbie  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang