Topengmu sangat banyak sekali, Puan. Sampai aku hampir tersesat karnanya. Laramu sangat dalam pekat bak jelaga yang terus serap asamu agar hilang dan tak berdaya.
Sesekali datanglah padaku, ku ijinkan untuk hal yang satu ini.
†††
Langit malam begitu gelap, tak ada tanda bintang ingin muncul perlihatkan cahaya hangat untuk sapa makhluk bumi sedikit pun.Bulan juga enggan menyapa semua insan di dunia dan memilih untuk bersembunyi, entah sedang apa mereka di sana?
Cuaca saat ini pun dingin, mampu menusuk tulang-tulang manusia yang melangkah di jalan-jalan pada malam pekat seperti ini.
Waktu sudah menunjukkan jam 8 malam lebih 15 menit. Tapi, mengapa ada seorang gadis masih melangkah, berpetualang sendiri? Apa ia sedang cosplay wanita kebal dari segala kejahatan dan kejamnya dunia ini?
Arunika, gadis itu melangkah sedikit terburu. Jaket bomber yang lumayan tebal tak cukup menghangatkan tubuh kecilnya. Tetap saja dingin mendominasi.
Langkahnya mulai masuk ke kompleks perumahan Payoda Biru, menilik satu persatu nomor rumah dari jauh, bangunan megah terlihat dari ujung ke ujung.
"Masih jauh apa gimana dah?" desisnya sedikit menggigil.
Akhirnya, Aru berhenti tepat di depan sebuah rumah dengan nomor 17. Font mewah tepampang di pagar rumah tersebut. [Kediaman Keluarga Gardira]
Arunika melangkah tak ragu, masuk ke dalam dengan pagar rumah yang memang masih terbuka. Berdiri di depan pintu rumah lalu menekan bell beberapa kali.
"BENTAR ELAH, RUSUH AMAT!"
Seru seseorang dari dalam rumah.
"Kayak kenal suaranya?" ucap Aru pelan, berbisik dan bertanya pada diri sendiri. "Tapi, ini bukan suara Gellael."
Pintu terbuka. Mata Aru terbelalak. Ia melihat sesosok manusia menyerupai sampah hidup dengan mengenakan celana pendek bergambar teletubbies berwarna ungu dan kaos hitam polos.
Pria itu Mahes, tersenyum gembira saat yang dilihatnya ada seorang bidadari galak incaran hati berada di teras rumahnya malam ini.
Mimpi apa Mahes semalam? Bisa kedatangan perempuan pujaan hati. Malam-malam pula, rela sekali gadis ini berkunjung.
"Eh, Arunika?" ucap Mahes dengan binar mata yang mencalang, menggoyangkan tubuhnya lenjeh.
"Nga-ngapain lo disini?" sengit Aru masih terkejut.
"Lah, harusnya gua yang nanya begitu. Elu ngapain di rumah gua, cantik?" balas Mahes gemas. Rasa-rasanya, ia ingin sekali memeluk gadis ini dengan erat.
"Ini rumah lo?"
Mahes mengangguk.
"Bener?"
"Iya!"
"Yakin?"
"Iya! Nanya lagi gua cipok nih!"
Arunika diam. Mencerna kejadian yang baru saja ia alami. Telah melakukan apa sih Aru semasa hidup, sampai harus mendapat kesialan seperti ini?
"Mau apa ke sini?"
"Gu-gue nyari Gellael. Bener 'kan ini rumah dia?"
"Gellael gak ada di sini." Mahes tersenyum jail.
"Hah? Beneran?" Arunika berucap frustasi.
"Ada perlu apa lo sampe nyariin dia?"
"Gak ada, gue balik dah." Gadis itu menggeleng dan melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH: NewbiexNewbie || ༺On Going༻
Acak🥇Highest Ranking: #1 bravegirl #1 geniusboy Hanya sebuah kisah anak sekolah, remaja puber yang terlampau ringan. Tidak ada masalah besar yang sedemikian rupa untuk menyakiti satu sama lain, untuk menyakiti apa yang ada di dalam sini. Hanya sebuah k...