17. GELLAEL JAHAT

453 134 29
                                    

Pabicaramu seringkali menyakiti rasaku, tapi aku suka. Karna, dibalik kerasmu ada asa untukku.


†††


           Setelah berhari-hari bahkan hampir tiga bulan Lintang tinggal bersama keluarga Gardira, sang kakak terlebih orang tuanya enggan menjenguk atau memberi perhatian barang sedikit saja pada cewek itu.

Ah, iya. Satu minggu yang lalu orang tuanya kembali. Menengok sebentar sang putri, mengecup sekilas puncak kepala cewek itu. Memberikan beberapa buah tangan seperti baju branded, buku-buku kesukaan gadis itu, barang elektronik kekinian versi terbaru dan beberapa hal lain juga untuk keluarga Gardira karena sudah berbaik hati menolong anaknya.

Kemudian Alerdio dan Megana memberikan 2 buah kartu ATM masing-masing dari mereka, yang pasti jumlah di dalamnya tidak sedikit.

Saat Gellael melihat moment itu ia ingin sekali marah, bahkan kalau bisa memukul wajah tak bertanggungjawab sang ayah.

Kepalan tangan cowok itu terlihat meremat kuat, kuku-kukunya memutih dan urat lengannya terlihat, siap dilayangkan saja. Seakan tau perasaan Gellael, Mahes menepuk pundak adiknya beberapa kali. Bermaksud menenangkan.

Gue seneng, semenjak hadirnya Lintang ke dalam keluarga kita lu banyak perubahan. Tapi, untuk ngehajar orang tua dia jangan sampe lah ya, adikku sayang. Mahes bermonolog. Tersenyum tipis saat Alerdio Jiwa Bagaskara, ayah dari Lintang berpamitan untuk pergi sebentar.

Alasan klise sekali. Pergi sebentar apanya, dari hari itu sampai sekarang ia tetap sibuk dengan urusannya saja. Bahkan, Megana Sejati Pelangi bunda dari Lintang pun malah lebih memilih menemani urusan bisnis Alerdio dibanding mengurus putrinya secara full. Padahal Lintang sedang sakit, kemana hati mereka?

Dan jangan tanya kakaknya Lintang si Gentara Sejati Bagaskara itu. Dia tidak pernah muncul sedikitpun, pernah sekali terlihat saat pria itu pulang dengan motor besarnya. Hanya berganti pakaian lalu pergi lagi.

Pesan dari Lintang⸺Mahes yang mengirimkannya hanya checklist dua saja. Tak pernah terjamah. Sebenarnya, manusia seperti apa mereka ini?

Ah sudahlah, lagi pula kalau diingat-ingat malah menyesakkan batin saja. Pula menambah bumbu dosa karna telah membenci seseorang dan mencibir tak sudah-sudah.

Kini, mau membahas apalagi selama hampir tiga bulan belakangan ini? Olimpiade yang diwakilkan Arunika dan Gellael? Jangan ditanya, mereka juara. Dan taukah kalian, kerjaan Gellael hanya menekan bell sebelum pertanyaan habis dibacakan. Kemudian ia membisikan jawabannya pada Aru and walla, tepat.

Ah, iya. Ngomong-ngomong masalah olimpiade, juri yang sejak awal kagum dengan Gellael langsung memeluk cowok itu ketika pertanyaan basa-basinya dijawab. Haha, kalau tidak dibantu Aru mana mau Gellael berbicara. Cowok itu terkenal tidak ingin berbasa-basi dengan orang tua saat event seperti ini. Membosankan.

Apalagi? Ingin tahu perkembangan kisah cinta absurd antara Arunika dan Mahes? Jangan ditanya, haha, sudah berkali-kali perut pria itu terkena tinju Aru saat Mahes mengganggu ketenangan gadis itu.

Kalau tau sering kena tinju, kenapa tidak mundur saja?

Pertanyaan banyak orang yang jawabannya sangat simpel. Karena Mahes suka, baginya tinju itu rasa Aru untuknya.

Pula siapa yang tidak risih jika didatangi ke kelas setiap hari, melangkah ke sudut manapun yang selalu ditemui malah Mahes lagi.

Sebenarnya pria itu menaruh rasa atau hanya sekadar obsesi sih? Bila si wanita sudah berkata 'ya' dan lambat laun perasaan tertantang si pria akan hilang dan berganti bosan. Seperti itu kah sifat asli lelaki?

CHILDISH: NewbiexNewbie  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang