Ternyata sepenting itu peran orang tua untuk kesehatan jiwa dan raga kita. Bukan hanya materi semata. Ah, aku baru sadar sekarang, Tuan. Terima kasih banyak.
†††
Gellael menuruni anak tangga sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Sambil merapihkan dasi lalu matanya awas akan benda-benda laknat yang ditaruh sembarangan oleh Mahes manusia bedebah itu.
Putra bungsu Andre dan Tessa itu mengambil kulit pisang yang sudah memang setiap pagi ada di anak tangga ketiga sebelum mencapai lantai bawah.
Kemudian mencari biang keroknya dan ternyata telah menyantap sarapan dengan santai di sana. Pastinya masih kucel dengan celana pendek ungu teletubbies dan kaos polos hitam.
PLAK!
Tessa, Andre dan Mahes terkejut, terlebih Lintang yang baru masuk dikeluarga ini. Masalahnya kulit pisang itu tepat mengenai wajah pria begundal SMANTA. Tidak kuat pun tidak sakit, hanya malu saja senjata makan tuan.
"Lael, kamu kenapa, kok gitu?" tanya Lintang dengan mata yang terus mengekor Gellael sampai di duduknya.
Mahes tergelak pun sampai terbatuk, karna untuk pertama kalinya si adik 'bodoh' ini tidak terpeleset oleh kulit pisang ranjaun milikya.
Tessa dan Andre hanya menggeleng.
"Dari kecil sampe sekarang dia tuh cubluk, Tang. Kagak pernah belajar dari kesalahan, udah sering gua kerjain masih aja kena. Baru kali ini, hari ini, detik ini juga sejarah baru dia kagak jatoh," tandas Mahes kemudian menjitak kepala Gellael pelan.
Anak lelaki itu hanya mendecak kesal dan Lintang tertawa.
"Papa berangkat duluan, jangan bolos mulu lu, bangor! Awas aje sampe gua dapet panggilan dari sekolah lagi. Gua masukin balik ke dalem rahim Tessa lu!" ucap Andre kemudian menenggak minumannya dan berdiri. Mahes hanya bergumam patuh.
Pria hampir setengah baya itu mengecup kening Tessa lalu mengacungkan tangan pada anak-anaknya. Gellael dan Mahes mencium punggung tangan sang papa takzim.
Perhatian Andre beralih pada Lintang, beliau menghampiri anak perempuan itu kemudian mengecup kening Lintang penuh sayang. Berjongkok di hadapannya lalu menggenggam hangat tangan Lintang, sesekali mengelusnya, sayang.
"Kalau Mama Tessa galak, bilang sama Papa Andre, ya?" Andre berkata penuh kasih dan mengusap lembut puncak kepala cewek itu.
Lintang tersenyum, netranya berkaca-kaca. Jadi begini rasanya dipenuhi kasih sayang orang tua? Jadi begini rasanya hangat telapak tangan seorang ayah yang sedang memberi petuah?
Jadi begini rasanya diperhatikan dengan sangat? Jadi begini rasanya bahagia dari keluarga? Tuhan, saya inginkan ini dari lama, batin Lintang gembira bercampur perih.
"Anak Papa Andre kagak boleh nangis, harus kuat yah?" tandas pria itu kemudian mengambil tas kerjanya dari tangan Tessa.
Lintang mengangguk semangat sambil menghapus air matanya. Andre tersenyum kemudian pergi untuk mencari nafkah bagi keluarga gila ini.
Gellael melihat Lintang dengan saksama. Menyimpan potret gambar sedih bercampur gembira di hadapannya kini. Tessa tersenyum pada Lintang kemudian memeluk cewek itu hangat. Mahes pun beranjak dari duduknya untuk ikut berpelukan dengan dua insan itu.
Namun tiba-tiba mengapa kulit perutnya seperti dicubit dan sekarang rasanya semakin nyeri.
"Aw! Mama sakiiiiiit!" pekik Mahes dan melepas paksa tangan Tessa dari perutnya, "lu jadi emak jahat amat si, Tes. Heran dah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH: NewbiexNewbie || ༺On Going༻
Aléatoire🥇Highest Ranking: #1 bravegirl #1 geniusboy Hanya sebuah kisah anak sekolah, remaja puber yang terlampau ringan. Tidak ada masalah besar yang sedemikian rupa untuk menyakiti satu sama lain, untuk menyakiti apa yang ada di dalam sini. Hanya sebuah k...