21. SWAFOTO

146 130 17
                                    

Gempuran apalagi yang kau berikan padaku, Tuan? Sampai-sampai aku semakin tergila olehmu.


†††


             Lintang memasukkan semua alat tulis, buku-buku tulis dan buku bacanya ke dalam tas, begitu pun para murid lainnya. Bell pulang sekolah sudah menggema sekitar 3 menit yang lalu.

"Dah beres belom?" tanya Sky yang sudah berdiri dari duduknya, melihat ke arah Lintang yang masih memasukkan beberapa spidol warna-warni ke dalam kotak pensil.

Lintang mengangguk setelah semuanya selesai. Memakai tas yang kelihatan sedikit lebih besar dari punggungnya. Berwarna biru muda dengan gantungan kecil berbentuk beruang berwarna putih dan coklat.

"Lu berdua langsung pulang?" Arkana bertanya dengan badan yang sudah berdiri tegak. Nathan juga sudah bersikap yang sama.

Lintang dan Sky mengangguk.

"Gak mau makan dulu gitu?"

"Gue mau jalan sama nyokap, girls time, kaum cowok mana paham," ucap Sky sambil menaik-turunkan alisnya. Arkana hanya mendecih.

"Saya mau rehat, otak saya berasap sekarang," sahut Lintang dengan wajah lesu.

"Lo?" Arkana melihat ke arah Nathan yang sedari tadi memperhatikan dua wanita di hadapannya.

Lintang dan Sky sudah berjalan keluar kelas, beriringan dengan canda tawa, meninggalkan dua anak laki-laki itu di belakang.

"Bisa jadi tour guide? Saya mau beli beberapa baju."

"Gampang itu mah, mau yang branded atau biasa?" tanya Arkana sambil melangkah keluar. Diikuti Nathan, si anak baru.

"Biasa. Nanti saya traktir."

"Makin gampang urusan kalo gini mah."

Nathan tertawa lalu matanya fokus pada gadis kecil dengan tas biru muda yang sudah pergi mejauh, terdengar cekikikan riang, pasti matanya ikut tertawa, lalu hilang dari pandangan.

Should I?

***

Lintang melangkahkan kakinya menelusuri jalanan komplek perumahan Payoda Biru, sesekali melompat-lompat riang, bersenandung senang. Senyum pada garis bibirnya terukir sempurna.

Kadang membungkuk dan menyapa para tua yang sedang berjalan-jalan sore. Menyapa anjing-anjing lucu yang lewat dengan tuannya, lalu berbelok ke tempat kediaman keluarga Gardira.

Apa yang mau diharapkan dari Lintang? Langsung pulang dan tidur? Jangan harap. Gellael adalah tujuan utamanya ketika sekolah usai.

Gadis itu menekan bell rumah yang ada di pagar, setelahnya pagar kecil⸺bukan pagar utama terbuka. Ia masuk dan melangkah ke teras rumah.

Pintu rumah si tuan terbuka dan menampakkan sosok wanita yang Lintang sangat kenal, Tessalonika.

"Eh, sayangnya Mama Tessa, kamu nyari Gege ya?" tanya Tessa sambil menarik Lintang untuk duduk di kursi teras depan.

Lintang mengangguk lalu tersenyum. "Lael gimana keadaannya, Ma?"

"Gege sama Papanya pergi ke klinik punya temen Mama. Badannya masih agak anget soalnya,"

Lintang melunturkan senyumnya. Tersisa lekuk formalitas di sana.

Setelah berbasa basi dengan Tessa, memberikan sebuah permen stroberi yang sering ia makan pada istri Andre itu, untuk disampaikan langsung pada Gellael.

CHILDISH: NewbiexNewbie  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang