Izin mengingatkan!
MOHON UNTUK DIGARIS BAWAHI, untuk kapeul MAHESARUNIKA ini tidak akan banyak menghiasi layar gulir Anda sekalian. Mereka hanya akan beberapa kali muncul dan bersinggungan satu sama lain sebagai pelengkap. Tapi, jika sebagai pribadi masing-masing masih akan sangat diperlukan oleh author.
Rencana kedepannya saya sebagai ibu bebek kuning akan beralih fungsi sebagai ibu nona Arunika. Tak lain dan tak bukan akan diberikan ruang tersendiri untuk keduanya bermadu kasih atau saling melepaskan genggam di berbeda universe.
Jadi, jika suatu saat nanti. Di LLUniverse ini kalian menyaksikan keduanya tiba-tiba sudah berpagut mesra, mohon bimbingannya agar memiliki tempat tersendiri dengan alur yang tersedia di hati saya.
Mohon tunggu dan nantikan. Selamat Sore✨
🍀🍀🍀🍀
🍀🍀🍀🍀
🍀🍀🍀🍀
Semesta, bisakah kabulkan mohonku? Bahagiakan selalu nona mentari terbit. Terserah, dengan atau tanpa aku sekalipun. Asal, bahagiakan dia.
†††
Mahes menggandeng tangan Arunika setelah turun dari motornya. Memasuki gedung dengan tulisan Red Mamba Boxing Club, salah satu sasana tinju yang paling terkenal karna sudah menghasilkan beberapa atlet hebat entah itu menjadi atlet tinju go international maupun bergabung pada MMA dan menjadi atlet hebat di sana. Mahes sesekali menyapa orang-orang yang ia kenal, ber-high five atau berjabat tangan dengan yang lebih tua.Terus melangkah sampai terlihat beberapa ring di tengah ruangan yang sangat luas ini. Dipenuhi alat-alat angkat beban pula samsak dan sarung tinju.
Aru melihat ke sekeliling, ada 4 pasang pria berotot dengan celana pendek sibuk saling pukul di atas ring dengan head guard terpasang pas dikepala. Suara pukulan ada di mana-mana, teriakan juga menggema saling bersautan.
Mahes duduk di kursi panjang yang tersedia, mengajak Arunika juga untuk melakukan hal yang sama.
"Kita ngapain di sini?" Aru menelengkan kepalanya heran pada Mahes. Matanya yang bengkak karena banyak menangis membulat lucu.
Pria itu tertawa kecil sambil mengelus lembut puncak kepala Arunika. "Mau coba?" Mahes menaikkan alisnya kemudian melirik ke salah satu ring, isyarat maukah untuk meninju sesuatu untuk luapkan yang ada di dalam dada.
"Emang boleh? Harus daftar dulu gasi, Kak?"
"Lo bareng gue Arunika, jadi gak perlu."
Mahes berdiri dan mengambil perlengkapan untuk dirinya dan gadisnya ini. Aru hanya diam dan duduk manis di bangku tersebut, kemudian melepaskan kardigan putih gading yang membalut seragam sekolah putih abu dan badannya.
Mahes datang, duduk lalu meraih tangan Aru. Gadis itu diam saja. Melihat bagaimana lihainya seorang pentolan tidak berguna yang berasal dari sekolahnya ini melilitkan hand wraps berwarna hitam. Pelindung tangan ini bertujuan untuk melindungi tulang dan tendon di tangan dan pergelangan tangan selama melakukan pukulan.
Mata Aru menyipit ke arah mantan kakak kelasnya itu⸺Mahes sekarang sudah menjadi mahasiswa baru soalnya, seperti menebak sesuatu yang terlintas dalam benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH: NewbiexNewbie || ༺On Going༻
Diversos🥇Highest Ranking: #1 bravegirl #1 geniusboy Hanya sebuah kisah anak sekolah, remaja puber yang terlampau ringan. Tidak ada masalah besar yang sedemikian rupa untuk menyakiti satu sama lain, untuk menyakiti apa yang ada di dalam sini. Hanya sebuah k...