05. Dark Times

1.8K 177 5
                                    

Jieun membutuhkan sebuah pelampiaskan setelah bertengkar hebat dengan jungkook. Kebanyakan orang akan melampiaskan kekesalannya disebuah club. Tapi tidak bagi jieun. Ia masih mempunyai harga diri sadar akan dirinya yang sudah menikah tidak seperti suaminya.

pelampiasannya itu akan selalu berakhir di sebuah warung pinggiran jalan dengan beberapa botol alkohol. Terkadang jieun merasa rindu dengan rutinitasnya ini. Sudah sangat lama jieun tidak minum alkohol, tepatnya setelah ia memutuskan untuk menjalin hubungan dengan jungkook. Ia hanya akan minum hanya untuk melampiaskan kepenatannya seperti malam ini.

Kesekian kalinya jieun mendesis kesal botol alkohol yang di pegangnya itu habis diminumnya tanpa ia sadari. Jieun mengangkat tangannya meminta seorang ahjumma memberikannya satu botol lagi padahal jieun sendiri sudah dalam keadaan mabuk berat dengan beberapa botol alkohol yang tak terhitung banyaknya di mejanya.

Jieun minum dalam diam.
Tak ada racauan tak karuan yang terlontar dari mulutnya seperti kebanyakan orang mabuk lainnya. Jieun hanya akan meracau mengatakan seluruh kepenatannya jika sedang bersama satu orang. Hanya satu orang yang bisa membuat mulut jieun terbuka menceritakan masalahnya tanpa ragu.

"aishh"

Jieun mendesis saat gelasnya di ambil paksa. Matanya mengerjap ngerjap melihat seseorang di depannya. Mata bulatnya itu berbinar. lekukan kesal di bibirnya berubah menjadi senyuman manis melihat sosok di depannya.

"kau disini?"

"apa kau kemari karenaku?"

Seseorang itu tak mengubris jieun mengambil botol alkohol di tangan jieun yang satunya dan menuangkannya ke dalam gelas untuk ia minum sendiri.

"aku senang kau kemari"

Jieun menangkup wajahnya dengan tangan kananya mendekatkan tubuhnya pada seseorang di depannya.

"apa aku boleh bercerita sesuatu kepadamu?"

Diam.

"aku akan menganggap kau berkata ya kalau begitu"

Sosok itu menatap jieun dalam penuh rindu dan kembali menegak minuman beraroma menyengat itu.

"aku tidak tahu apa ceritaku ini akan menyakitimu atau tidak. Aku harap kau tidak sakit hati saat mendengarnya. kau taukan aku hanya bisa bercerita kepadamu?"

"baiklah. Aku akan mulai. Kau tau setelah kejadian itu terjadi banyak pria yang mendekatiku. Aku yang masih terpuruk dengan kejadian itu tak bisa menerima pria pria itu. Mereka semua egois yang hanya melihat kecantikku saja. Tak ada yang benar benar mencintaiku. Sampai akhirnya aku menetapkan hatiku pada jungkook"

Jieun tersenyum ketika mengingatnya berbanding terbalik dengan sosok di depannya yang menatapnya masam tak menyukai dengan nama pria yang baru saja jieun sebut.

"aku yakin jungkook adalah pria yang tuhan kirimkan untuk mengantikanmu. Kau adalah pria yang terbaik bagiku tapi tuhan memilihkan pria yang lebih baik darimu untukmu. Itu pikiran awalku"

"dan akhirnya aku menikah dengannya" jieun tersenyum memperlihatkan tangannya yang tersemat cincin cantik di jari manisnya.

"tapi perkiraanku itu salah. Jungkook menyakitiku hatiku."jieun menegakan tubuhnya tersenyum masam setelah mengucapkan pertanyaanya.

"Kau tau apa yang dia lakukan?"

"Dia berselingkuh di depanku setelah mengucapkan janji suci kami. Di--dia membawa perempuan lain ke dalam rumah kami dan bersetubuh dengan wanita itu tanpa memperdulikan aku yang melihat dan mendengarkan suara suara menjijikan itu"

Suara yang keras bersamaan dengan isakan tangis jieun membuat pelanggan lain melihat ke mejanya. Tapi itu tak diperdulikan oleh mereka berdua. Seseorang yang menjadi lawan bicara jieun pun hanya menatap jieun datar sesekali membuang nafasnya berulang kali.

"dia suamiku. Tapi jungkook bahkan tak pernah menyentuh tubuhku sedikitpun"

Senyum kecil terpakur manis di bibir seseorang yang hanya diam menatap jieun datar sendari tadi. Rasa senang sedikit menghampirinya mengetahui
gadis yang dicintainya belum tersentuh oleh pria yang telah mengambil miliknya.

"aku mencintainya. Sangat mencintainya" jieun berucap jujur tak sadar jika ia telah menyakiti hati orang di depannya.

"tapi apa yang harus kulakukan?sebanyak apapun cinta yang kuberikan untuk jungkook, aku masih mencintaimu. Aku merindukanmu selalu merindukanmu bahkan tak sehari pun aku lewatkan untuk tidak memikirkanmu. Bagaimana keadaanmu? Bagaimana kehidupanmu saat ini? Apa kau bahagia setelah pergi dariku? Dan hanya ada satu pertanyaan yang ingin aku dengar jawabannya darimu. Apa kau memikirkanmu seperti aku memikirkanmu? Hanya itu."

"Bu--kankah aku egois?"

Jieun menatap kedua manik mata yang telah lama ia rindukan. Tangannya terulur menyentuh permukaan kulitnya yang putih bahkan lebih putih dari dirinya.

"hidupku lebih menderita saat ini. Aku bingung harus menyalahkan siapa. Jungkook? Atau aku yang tidak bisa dengan baik memilih pria ku sendiri? Atau kah kamu yang harus kusalahkan karena telah meninggalkanku? Siapa yang harus kusalahkan"

Tangan jieun turun dari pipi putih itu. Tangisannya semakin menjadi. Tubuhnya bergetar bersamaan dengan isakan pilu membuat seseorang di depannya tak bisa menahan hasratnya lagi untuk segera mendekap tubuh gadis yang di cintainya.

"miane, ini semua adalah salahku. Seharusnya aku tak pernah meninggalkanmu saat itu. Jeongmal miane"

TBC

Trust Me [jeon Jungkook X Lee Jieun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang