part | 08

305 27 0
                                    

* Aku seorang Mualaf *
"_______________________________"

@IkhyaLilHus



Muhammad Hafidz Hibatullah adalah anak pertama dari seorang Habib pengurus pondok di daerah Bandung,
Dia telah lulus kuliah S2 di New york dia memilih kejuruan kedokteran, kini hafidz menjadi dokter dan bekerja di salah satu Rumah Sakit.

Kini dia sedang mendonorkan darahnya untuk seorang pasien.

Hafidz bukan terkenal dengan baik pula, dia juga banyak digemari dengan perawat atau dokter perempuan yang berada di rumah sakit, karena sifat dan ke pribadiannya yang sangat baik.

Bagaimana tidak menjadi idaman bagi kaum hawa, selain tampan,baik,suka menolong, hafidz adalah orang yang sudah menghafal 30 juz Al-Qur'an.

Selain itu dia juga sering mengisi kajian kajian di masjid atau musholah sekalipun.
Tetapi walaupun banyak perempuan yang mengaguminya, dia tetap rendah hati, dia belum siap menaruh harapan kepada perempuan.

Dia terlalu trauma akan kejadian di masa lalunya.

"Silahkan dimakan dulu"

"Eh, iya, makasih dok" dokter itu hanya mengangguk dan tersenyum.

Yap, sekarang Rachel dan dokter hafidz berada di kantin rumah sakit, tetapi mereka tidak hanya berdua, dia tidak mau berdua dua dengan yang belom mahrom jadi hafidz mengajak teman teman rachel untuk makan siang juga, sedangkan bi ijah dia menolak lantaran menjaga majikannya alias ibunya rachel.

"Rachel, masih sedih yah?" tanya fani polos.

"Sssttt... Pertanyaan lo basi tau gak, udah tau pake nanya!" bela karin sedangkan fani dia merengut.

"Yah kan fani nanya" dengan nada memelas.

"Pertanyaan lo tuh gak ada faedahnya ngerti!?"

"iiih karin gitu amat sih sama fani, emang salah yah fani nanya?" karin tak menjawab hanya memutar bola matanya malas.

"Sudah...sudah... Gak baik bicara saat makan, kalian juga makan" bela dokter hafidz.

"Tuh dokter, karin yang rusuh duluan" ucap fani membela dirinya.

"Lahh...siapa yang bikin rusuh sih?"

"Yah karin!"

"Lo lah!"

"Kariin!"

"Lo!"

"STOOP!!" teriak rachel yang sambil berdiri, sontak membuat kedua temannya itu terkejut dokter hafidz pun sama terkejutnya, apalagi pengunjung kantin pun ikut terkejut dan menatap ke arah rachel.

"Kalian tuh bisa gak sih diem? Gue tuh lagi pusing! Kalian nambah emosi gue naik aja!" terasa mood rachel sudah hancur, rachel pun memilih pergi dari kantin meninggalkan kedua temannya dan dokter hafidz yang masih termenung di meja makan kantin.

"Tuh liat gara gara lo si rachel jadi marah"

"Iih kok fani sih? Karin lah!"

"Lo lahh, coba kalo lo gak ngomong gitu pasti rachel gak marah gitu!" entah akhir akhir ini karin lebih sensitif, apalagi karin seharian dengan fani, yang membuat karin selalu naik pitam.

Sedangkan dokter hafidz menggeleng kepalanya dan bangkit dari duduknya yang mungkin akan menyusul rachel.
Hafidz hanya takut, jika seseorang sedang depresi dia bisa saja nekat melakukan hal yang buruk.

"Tuh kan karin, dokter nya juga ikutan pergi, terus makannya siapa yang bayarin coba?" dengan merengutkan bibirnya, kesal.

"Yah lo aja yang bayarin, lo kan yang bikin rusuh duluan!" karin malah memojokkan fani.

"Ibu kantiiin..." fani memanggil pedagang di kantin rumah sakit sehingga ibu-ibu yang memegang nampan menoleh ke arah fani dan melangkah kearah tempat duduk fani.

"Iya mbak, ada apa yah?" tanya ibu kantin sopan.

"iiihh...kok manggilnya 'Mbak' sih? Aku tuh masih anak sekolah tauu bu" rajuk fani yang menghentakkan kakinya.

"Eh, maaf dek" ibu kantin terkikik.

Sedangkan karin memutar bola matanya malas.

"Bu, ini makannya udah dibayarin belom yah?" karin langsung bertanya pada ibu katin.

"Oh, iya dek semuanya sudah dibayarin sama dokter hafidz" jawab ibu kantin, sedangkan karin hanya manggut.

"Ya udah bu, makasih yah bu" ucap karin lalu dia mengambil tasnya dan meninggalkan fani.

"Kariiiiiinnn.... Tungguin faniii...."
Fani pun langsung menyusul karin yang berjalan duluan.

Kalian harus tau satu hal tentang fani.
Sekali kalian meladeni omongan nya, kalian gak akan pernah lepas dari masalah menahan emosi,

Karena apa?

Pasti si fani bakalan ngomong teruuus kayak mercon.

Maaf yah kalo ceritanya gak bagus🙏

Senin, 9 september 2019
📝IkhyaLilHusna

Aku seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang