part | 18

250 25 7
                                    

*Aku seorang Mualaf*

"_______________________________"

IkhyaLilHusna
~_______________________~

________❇Happy reading❇_______

🍀


"Maaf, gue gak sempat ngabarin kalian." ucap seorang gadis yang memohon maaf kepada kedua sahabatnya.
Dia memang mengaku salah karena selama beberapa hari yang lalu dia tak memberi kabar pada sahabatnya bahkan sampai tidak masuk sekolah.

Kedua sahabatnya sama-sama memasang wajah datar dengan menyilangkan tangannya di depan dada, sedangkan Rachel menatap kedua sahabatnya secara bergantian dengan tatapan memelas.

"Emang susah yah cuma ngabarin keadaan lo sama kita?" celuk  Karin.

"Apa HP lo gak ada kuota-nya sampe gak bisa ngabarin kita selama lima hari?" lanjut Fani.

"Apa lo lagi berusaha mulai rahasian sama kita?"

"Lo gak anggep kita sahabat lo lagi?"

"Iiihh... Kalian ngomong apaan sih, gak boleh gitu dong." cegat Rachel.
"Kan gue udah minta maaf, emang gak cukup?" rajuk Rachel.

"GAK!" ucap Karin dan Fani secara bersamaan.

"Terus gue harus apa supaya kalian maafin gue?"

"TRAKTIR!" Rachel terbelak, bukan kaget tapi heran. Apa yang ada dalam otak kedua sahabatnya hanya makanan saja?

Sudah tak apa lah, bagaimana pun mereka yang mampu menopang masalah keluarganya setelah bi ijah.
Mungkin jika Rachel tak kenal dengan dua sahabatnya ini, dia tak akan kuat menjalani semua hidupnya.

Karin dan Fani begitu sangat menyayangi Rachel begitupun sebaliknya. Jika ada masalah dari salah satunya pasti mereka akan kompak berusaha menghibur atau membantu menyelesaikan masalah sahabatnya.

Beruntung Rachel mempunyai kedua sahabat seperti Karin dan Fani.

"Serius traktir?" tanya Rachel dengan nada tak percaya.

"Iya lah." ucap Karin

"Apapun pesanan kita lo yang bayar" lanjut Fani.

"Namanya juga di traktir pasti di bayarin lah." Karin menutuk kepala Fani dengan jari telunjuknya sedangkan fani hanya menyengir.

"Iya udah besok kan libur nanti gue traktir kalian." ucap Rachel. Kedua sahabatnya tersenyum lebar dengan mata yang berbinar.

"Yeaahhh...." keduanya berteriak girang membuat Rachel terkikik dan menggelengkan kepalanya.

"Jani lo yah." ucap Fani.

"Iyaa fani" jawab Rachel gemas.

"Iya udah kita ketemu besok aja yah, udah malem nih kita pulang dulu." ucap Karin, Rachel mengangguk.

"Maaf yah, gak bisa nemenin lo di rumah sakit, lo tau sendiri kan gue gak bisa tidur kalo bukan di kamar sendiri" rajuk Fani.

"Gak apa-apa kok, dengan datang-nya kalian aja gue udah ngerasa terhibur" jawab Rachel.

"Emangnya badut ngehibur." celuk Karin.

"Kalian berdua kan emang badut gue." ucap Rachel sambil menjiwit pipi kedua sahabatnya dengan gemas.

"OGAH!!" ucap Karin dan Fani secara bersamaan dilanjut Tawa Rachel.

"Ya udah sana gih, katanya mau pulang nanti keburu kemalaman di jalan." ucap Rachel.

Aku seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang