part | 13

278 24 0
                                    

Aku seorang Mualaf  *

"_______________________________"

IkhyaLilHusna
~_______________________~

________❇Happy reading❇_______
🍀

Saat diparkiran, Hafidz melihat perempuan yang tak asing baginya yang sedang berdiri dipinggir jalan seperti menunggu sesuatu.
Hafidz hanya melihatnya dari kejauhan saja.

"Nabila..!" pekik Devan, lalu menghampiri perempuan yang bernama nabila itu.

"Assalamualaikum, Nabila." nabila pun menoleh kearah seseorang yang memanggilnya, mata nabila pun melotot dan kelabakan seperti melihat penjahat yang akan menculiknya.

"Waalaikumsalam." jawab nabila dengan nada terbata-bata, dia sempat terkejut melihat laki-laki yang didepannya, dan tentu dia tidak melupakannya.

Hafidz tersenyum kearahnya, jujur dia rindu dengan perempuan yang ada di depannya.

"Kamu apa kabar?" tanya hafidz

"Alhamdulillah baik." mata nabila tak henti menatap segala arah, seakan dia tak mau menatap hafidz.

"Maaf, saya permisi dulu taxi saya sudah datang." ucap nabila saat melihat taxi yang dia pesan telah datang didepannya.

"Nabila tunggu!" Nabila kembali menoleh saat akan masuk kedalam taxi.

Seakan menunggu kelanjutan ucapan hafidz, nabila hanya diam.

"Aku ingin bicara sebentar dengan kamu." ucap hafidz memohon.

"Maaf, saya ditunggu ummi dirumah, Assalamualaikum." Nabila pun masuk kedalam taxi dan selanjutnya taxi itu pun melaju, seakan nabila seperti menjauh dari Hafidz.

Sifat Nabila sekarang berubah.
Bukan seperti nabila yang Hafidz kenal,
Nabila yang dia kenal yang selalu crewet, ramah senyum, tidak seperti sekarang yang terlihat kaku.

Hafidz melihat kepergian nabila dengan tatapan sedu,
Sedangkan nabila dia melihat ke arah spion mobil yang masih terlihat laki-laki yang lama ia tak jumpa dengan tiba-tiba air matanya menetes.

"Maafkan aku hafidz..." lirih Nabila.

Nabila ayunindita adalah perempuan pertama yang singgah dihati Hafidz, bahkan mereka dulu sempat akan mengadakan pernikahan.
Namun entah dapat badai dari mana tiba-tiba saat dua hari sebelum hari H nabila memutuskan untuk membatalkan perikahannya dengan Hafidz,
Entah karena alasan apa nabila membatalkan pernikahannya?
Sedangkan banyak wanita di luar sana yang ingin berada di posisinya,
Namun keputusan tetaplah terjadi, nabila membatalkan secara sepihak, tanpa alasan.

Percaya ata tidak Hafidz saat itu sangat terpuruk bahkan dia sempat sakit mendengar berita nabila yang membatalkan pernikahannya.

Setelah Nabila membatalkan pernikahannya, nabila memutuskan untuk pindah keluar negri, dan itupun hanya sendiri tak ditemani orang tuanya, Hafidz pun sempat bertanya kepada orang tua nabila namun sepertinya perempuan itu ingin merahasiakan dari orang-orang termasuk hafidz.

Mendengar kabar kepergian Nabila di luar negri, hidup hafidz sangat hancur, dia menangis setiap malam berharap semua ini hanyalah mimpi buruk baginya, namun ini adalah kejadian yang fakta.

Dan sampai sekarangpun Hafidz tidak tau mengapa nabila membatalkan pernikahan dengan nya?
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dia ingin katakan pada nabila, namun sepertinya nabila ingin menjahuinya.

*****

Terlihat seorang Gadis yang sedang terlelap tidur dengan mata sembamnya,
Gadis itu terlihat seperti kelelahan.

Ya...Bagaimana tidak? Sudah hampir berjam-jam rachel menangis.
Menangis dengan semuanya yang begitu tidak adil baginya.

"Tookk...tokk..." rachel menggeliat kecil, mendengar ketukan pintu kamarnya, lalu dia mengambil posisi duduk dan dia mendengar ketukan pintu kembali.

Apa itu ayahnya?
Ah... Tidak mungkin! Kalau benar itu ayah mengapa harus mengetuk dulu?
Padahal sudah di kunci olehnya?

"Non..non rachel... Ini bibi non, non di dalem gak pa-pa kan?" Rachel tersenyum tipis, ternyata itu bi ijah.

Rachel bangkit dari tempat tidurnya dan langsung melangkahkan kearah pintu kamarnya.

"Iya bi, ada apa?" tanya Rachel dengan suara serak.

"Non rachel gak kenapa-napa kan? Non rachel butuh makan? Atau minum? Atau non rachel butuh yang lain?"

"Rachel gak laper, tapi rachel mau tolong sama bibi."

"Bilang sama bibi apa?" tanya bi ijah dari balik pintu.

"Bukain pintunya bi, rachel pengen liat keadaan mamah" ucap rachel lirih.

Bi ijah diam beberapa detik, lalu dia kembali bicara.

"Maaf non, kalau itu bi ijah gak bisa bantu, bi ijah gak tau kunci kamar non rachel di taroh dimana sama tuan rama nya." jelas bi ijah.

"Hikks...hikss..." bi ijah mendengar isakan dari rachel pun terkejut.

"Non...non rachel kenapa?" tanya bi ijah khawatir.

"Rachel mau ketemu mamah bi..." lirih rachel.

"Nyonya baik-baik aja kok non, tadi sempet di cek sama dokternya, katanya udah lebih baik."

"Hikks... Kenapa sih bi papah selalu kasar sama rachel? Kapan rachel di perlakukan lembut sama papah?" bi ijah hanya mendengar dari balik pintu dengan raut wajah sedih.

"Ini gak adil buat rachel bi... Kenapa tuhan nyiptain rachel kalo rachel gak bisa ngerasain bahagia... Rachel gak minta banyak kok bi, rachel cuma minta kebahagian!" ucap rachel sambil berteriak.

"Hussh.... Non rachel gak boleh ngomong gitu, jangan menyalahkan Tuhan.
Ini hanya ujian non, Tuhan memberikan ujian ini pada non karena Dia sayang sama non." ucap bi ijah.

"Sayang? Huh! Kalau sayang Tuhan gak akan ngasih rachel masalah ini bi...!!" ucap rachel teriak.

"Non Rachel ingat sama cerita Nabi Muhammad, yang dulu bibi ceritain sama non?" Rachel hanya mengangguk, walau bi ijah tak melihat Rachel mengangguk, dia sudah tau bawa Rachel pasti ingat dengan cerita Nabi Muhammad.







Alhamdulillah bisa Up juga😇

Ada yang bisa nebak gak tuh, bi ijah mau cerita apaan? Hayooo😁😂
Tunggu part selanjutnya yahhh....

Aku seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang